Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Xinjiang Kelaparan Setelah 40 Hari Kena Lockdown Akibat Covid-19

Warga Xinjiang Kelaparan Setelah 40 Hari Kena Lockdown Akibat Covid-19 Polisi China berpatroli di kawasan muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. ©Guardian

Merdeka.com - Warga di kota Ghulja, Xinjiang, China mengeluh kelaparan dan kehabisan makanan setelah pemerintah China menerapkan lockdown selama 40 hari untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Dalam unggahan sejumlah warga di media sosial China, termasuk TikTok dan Twitter, warga Ghulja menunjukkan kulkas yang kosong tanpa bahan makanan dan anak-anak yang kelaparan. Sejumlah orang lainnya menangis menceritakan pengalaman mereka selama lockdown yang dimulai pada awal Agustus lalu.

Muncul dugaan bahwa pemerintah sengaja memberlakukan lockdown di Ghulja untuk mengurung warga Uighur yang tinggal di kota itu. Sejak lama China dituding mendirikan pusat penahanan dan penjara di Xinjiang untuk memenjarakan 1 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya di wilayah tersebut.

Yasinuf, seorang mahasiswa Uighir di Eropa mengatakan ibu mertuanya mengirim pesan suara yang menyatakan dia dipaksa ke pusat karantina setelah mengalami batuk ringan. Yasinuf juga mengatakan orang tuanya kehabisan makanan, walaupun sebelumnya telah menyediakan stok sebelum lockdown.

Orang tuanya bahkan dilarang memakai tungku di halaman belakang rumahnya karena takut menyebarkan virus. Akhirnya orang tuanya memakan adonan mentah dari tepung, air, dan garam.

"Suara mereka menghantui kepala saya, yang mengatakan seperti saya lapar, tolong bantu kami," kata Yasinuf, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (15/9).

"Ini abad ke-21, ini tidak masuk di akal," lanjutnya.

Warga lainnya, Nyrola Elima mengatakan ayahnya menjatah persediaan tomat mereka yang semakin menipis, berbagi satu setiap hari dengan neneknya yang berusia 93 tahun. Dia mengatakan bibinya juga panik karena kekurangan susu untuk memberi makan cucunya yang berusia 2 tahun.

Pekan lalu, gubernur setempat meminta maaf dalam konferensi pers karena lamban dan kurangnya respons pemerintah dan berjanji melakukan perbaikan. Kendati pemerintah mengakui keluhan warga, mereka menghapus setiap unggahan warga di media sosial yang mengeluhkan masalah tersebut.

Bahkan polisi juga menangkap sejumlah warganet dengan tuduhan menyebarkan rumor wabah Covid-19. Pada Senin, lebih dari 600 orang ditangkap di sebuah desa di Ghulja setelah mereka melanggar lockdown sebagai bentuk protes kekurangan makanan, menurut laporan Radio Free Asia (RFA). Menurut para pengunjuk rasa, beberapa orang meninggal.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan
Jajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan

Singgah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.

Baca Selengkapnya
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Foto Langka saat Pendeta Inggris Doakan Musuhnya yang Terluka di Peperangan
Foto Langka saat Pendeta Inggris Doakan Musuhnya yang Terluka di Peperangan

Sebuah foto yang viral memperlihatkan seorang pendeta Inggris yang menunaikan kewajibannya mendoakan tentara Jerman yang sedang terkapar di peperangan.

Baca Selengkapnya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Ketabahan Warga Muslim China yang Jadi Korban Gempa Bumi di Gansu Menghadapi Tantangan Suhu Ekstrem di Tenda Darurat
FOTO: Potret Ketabahan Warga Muslim China yang Jadi Korban Gempa Bumi di Gansu Menghadapi Tantangan Suhu Ekstrem di Tenda Darurat

Para korban sedang menghadapi tantangan suhu yang dingin ekstrem pada malam hari di bawah nol derajat celcius.

Baca Selengkapnya
50 Warga Jember Diduga Keracunan Makanan Takjil, Ada yang Dirawat Beralaskan Tikar
50 Warga Jember Diduga Keracunan Makanan Takjil, Ada yang Dirawat Beralaskan Tikar

Kepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.

Baca Selengkapnya
Momen Ganjar Hujan-hujanan Bakar Semangat Pendukung saat Pesta Rakyat di Magelang
Momen Ganjar Hujan-hujanan Bakar Semangat Pendukung saat Pesta Rakyat di Magelang

Meski diguyur hujan deras, semangat ribuan orang yang telah lama menunggu kedatangan Ganjar tidak berkurang.

Baca Selengkapnya