UNESCO Kolaborasi dengan Lembaga Keagamaan Indonesia Gagas Sekolah Lintas Agama
Merdeka.com - UNESCO bersama Indonesia Global Compact Network (IGCN) berkolaborasi dengan Kupuku Indonesia, Lembaga Pendidikan NU Ma’arif Banyuwangi, dan Yayasan Karmel Keuskupan Malang menandatangani Nota Kesepahaman program kolaborasi bertajuk “Reimagining Our Futures Together: A New Social Contract for Education”.
Penandatanganan ini dilakukan di Menara Thamrin, pada hari ini (28/02).
Salah satu program kolaborasi yang ingin diadakan adalah konsep sekolah lintas agama.
Sekolah lintas agama ini akan diuji coba pada tingkat TK, SD, SMP, SMA yang ada di Lembaga Pendidikan NU Ma’arif Banyuwangi beserta Yayasan Karmel Keuskupan Malang.
Prom kolaborasi ini diusung oleh UNESCO bersama IGCN untuk meningkatkan mutu pendidikan dan lulusannya dengan mengacu pada konsep ideal.
Y.W. Junardy, selaku Presiden IGCN mengatakan bahwa program sekolah lintas agama ini diusung dengan tujuan kebersamaan.
"Kita ada acara di sini dan pertama kali ini kita bikin antara Malang dan Banyuwangi, supaya orang-orang berpikir bahwa ini adalah suatu kolaborasi antar agama yang tujuannya untuk meningkatkan kebersamaan, pengetahuan bersama, toleransi," jelas Junardy.
Pihak Yayasan LP NU Ma'arif Banyuwangi dan Yayasan Keuskupan Karmel Malang adalah yayasan swasta yang dipilih oleh UNESCO dan IGCN karena dinilai memiliki dasar agama yang kuat serta jumlah sekolah-sekolah yang cukup banyak.
Menurut Junardy, UNESCO ingin mengusung konsep "the future of education" dengan arti pendidikan harus memperhatikan masalah agama.
Program baru ini mendapat respon positif dari Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Zaki Al Mubarok dan Ketua Yayasan Karmel Keuskupan Malang RP. Ignatius Joko Purnomo.
“Kerjasama dengan Kupuku Indonesia dan Yayasan Karmel ini penting untuk tetap memastikan semangat moderasi beragama di LP Ma'arif NU Banyuwangi seperti spirit Ukhuwah Basyariah sebagai salah satu platform pendidikan Nahdlatul Ulama," ujar Zaki.
"Bagi Yayasan Karmel, kerjasama ini merupakan peristiwa yang sangat penting, yang membuat kami dapat secara lebih baik ambil bagian dalam ikut serta mencerdaskan anak bangsa terutama mereka yang miskin dan berkekurangan secara materi dan intelektual,” ujar Ignatius.
Walau mendapat respon positif, Junardy juga menyoroti ada kemungkinan terjadi masalah-masalah di daerah-daerah tempat program ini akan diusung.
"Di daerah-daerah itu, bisa saja (ada omongan) 'ngapain kami sekolah di sekolah katolik' begitupun sebaliknya. Itu kan masalah agama," uja Junardy.
"Ilmu adalah ilmu. Cuma memang kemudian masing-masing tetap saja mengembangkan pendidikan karakter dan keagamaannya masing-masing, tapi saling kenal satu sama lain," tambah Junardy.
Ke depannya, sekolah basis lintas agama yang diusung UNESCO dan IGCN ini akan menjadi program berkelanjutan.
Namun, kini, kedua pihak tersebut akan memfokuskan target hanya pada LP NU Ma'arif Banyuwangi dan Yayasan Keuskupan Karmel.
"Satu persatu. Dari running dulu. Ada masalah, pecahkan. Kita sudah tau bagaimana melakukannya, baru mengembangkan," jawab Junardy.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program ini mengedukasi para pelajar dan mahasiswa secara aktif bagaimana menjaga kebersihan sungai dan lingkungannya.
Baca SelengkapnyaTransformasi pendidikan tinggi selama empat tahun ini telah berlangsung dengan akseleratif dan mulai bisa dirasakan hasilnya.
Baca SelengkapnyaKolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kegiatan yang terbagi dalam beberapa rangkaian ini, dimaksudkan untuk menjawab dan menyelesaikan beragam persoalan.
Baca SelengkapnyaPembangunan Ruang Kolaborasi untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar berbagai program peningkatan kemampuan bisnis.
Baca SelengkapnyaHari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.
Baca SelengkapnyaAksi TNI adakan acara perlombaan untuk semarakkan HUT ke-78 RI di Papua ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca Selengkapnya