Solusi Ilmuwan Agar Bumi Jadi Lebih Dingin dengan Memanfaatkan Bulan, Begini Caranya
Merdeka.com - Untuk mencegah kerusakan Bumi semakin parah, manusia perlu membatasi pemanasan global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas level pra industri. Dalam penelitian baru, peneliti mengeksplorasi cara yang baru untuk membantu mengurangi pemanasan global yaitu meluncurkan debu ke luar angkasa dari permukaan bulan untuk meneduhkan Bumi.
Dalam makalah yang diterbitkan pekan lalu dalam jurnal PLOS Climate, peneliti menggunakan pemodelan komputer untuk mengeksplorasi cara kerja strategi baru tersebut. Salah satu teknik yang paling menjanjikan yang ditemukan yaitu meluncurkan debu dalam jumlah besar dari permukaan bulan menuju titik Lagrange pertama, satu dari lima area di luar angkasa di mana Bumi dan gravitasi matahari saling meniadakan.
Di titik itu, benda-benda (seperti awan debu bulan yang sangat besar) pada dasarnya tetap di tempatnya. Bintik-bintik itu dapat menghalangi sekitar 1,8 persen cahaya matahari — sama dengan sekitar enam hari sinar matahari per tahun — tetapi dibutuhkan 10 miliar kilogram debu setiap tahun untuk melakukannya, papar para peneliti dalam makalah tersebut, dikutip dari laman Smithsonian Magazine, Rabu (15/2).
Namun menurut ilmuwan Chad M Baum dari Universitas Aarhus Denmark, upaya untuk menghalangi sinar matahari dari luar angkasa merupakan "proyek rekayasa yang paling tidak layak" untuk memerangi perubahan iklim karena tantangan keuangan, teknis, dan politik. Baum tidak terlibat dalam penelitian ini.
Selama bertahun-tahun, ilmuwan telah mengusulkan sejumlah strategi bagaimana mendinginkan Bumi dengan menjaganya dari paparan sinar matahari. Strategi yang diusulkan di antaranya mengerahkan awan pesawat ruang angkasa kecil untuk membangun pelindung matahari yang dapat membentang ribuan mil, tulis Rahul Rao dari Popular Science.
Para peneliti juga mempertimbangkan untuk melepaskan aerosol ke atmosfer untuk membantu pembentukan awan, tetapi hal itu dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk memengaruhi pola curah hujan dan merusak lapisan ozon.
Menggunakan debu dari bulan untuk menghalangi matahari telah diusulkan sebelumnya. Secara teoritis, meluncurkan debu dari bulan lebih mudah daripada mengirimkannya dari Bumi karena gravitasi bulan yang lebih lemah, kata Benjamin Bromley, ahli astrofisika teoretis di Universitas Utah.
Dia menambahkan, debu bulan juga menjadi pelindung yang efektif.
"Pertama, itu bisa sangat efisien dalam mengurangi paparan matahari, kedua, ternyata ukuran butiran yang paling efisien adalah yang paling banyak terdapat di permukaan bulan," jelas Bromley kepada CNET.
Namun menurut akademisi Aaron Tang dari Universitas Nasional Australia (ANU) menulis dalam The Conversation, perlu waktu puluhan tahun untuk membangun infrastruktur penambangan debu dan menyiapkan sistem peluncuran di bulan.
Dan mengeluarkan debu akan membutuhkan energi yang sangat besar — lebih dari energi yang digunakan dalam 20.000 peluncuran roket Saturn V. Di luar tantangan teknologi, ada pertanyaan tentang bagaimana penambangan debu bulan akan diatur—dan apakah itu legal.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumur air memberikan keberlanjutan pasokan air, terutama saat terjadi gangguan pasokan air dari pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaDi tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaMunculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika kelenjar keringat berproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga suhu tubuh normal.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaPupuk Kaltim Terapkan Strategi Begini untuk Menekan Emisi Karbon
Baca SelengkapnyaKelembamban udara tinggi dan angin cenderung rendah sehingga menyebabkan suhu yang dirasakan meningkat dan menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaBuang air besar lebih sering dibanding biasanya bisa terjadi akibat sejumlah hal atau perubahan yang kita lakukan.
Baca Selengkapnya