Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Puluhan Ribu Warga Myanmar Sembunyi di Hutan Setelah Kekerasan Terbaru Militer

Puluhan Ribu Warga Myanmar Sembunyi di Hutan Setelah Kekerasan Terbaru Militer Ratusan rumah penduduk dibakar saat bentrokan pasukan keamanan dan gerilyan. ©2021 REUTERS

Merdeka.com - Beberapa kemah yang tersebar di hutan itu berisi puluhan orang, beberapa kemah lainnya berisi lebih dari seribu orang. Orang-orang yang telantar ini tidur berkerumun di bawah terpal plastik untuk melindungi mereka dari hujan pada saat musim monsoon.

Persediaan makanan terbatas dan muncul tanda penyebaran penyakit, menurut sejumlah orang yang melarikan diri dari pertempuran terbaru di Negara Bagian Kayah, Myanmar. Pertempuran ini hanya satu dari beberapa konflik yang pecah sejak militer menggulingkan kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, melengserkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

“Beberapa anak mengalami diare. Sulit mendapatkan air bersih di sini. Beberapa orang tidak mendapat kesempatan untuk membawa nasi atau makanan,” jelas Foung (26), yang hanya memberi nama panggilan karena takut akan keselamatannya.

“Kami berdoa,” ujarnya, membagikan gambar terpal tersampir di antara batu-batu besar di bawah pohon tempat dia sekarang tidur, dikutip dari Reuters, Jumat (18/6).

PBB memperkirakan hampir 110.000 orang telantar di Negara Bagian Kayah karena kekerasan terbaru.

Dengan pertempuran baru di wilayah utara dan barat Myanmar, totalnya hampir 200.000 orang melarikan diri dari rumahnya sejak kudeta, sejauh ini merupakan pergerakan massal terbesar sejak eksodus 700.000 warga Muslim Rohingnya pada 2017 saat operasi militer di negara bagian Rakhine.

Reuters tidak bisa menghubungi junta untuk dimintai komentar terkait hal ini.

Militer melabeli lawannya sebagai teroris, termasuk Pasukan Pertahanan Rakyat seperti Pasukan Pertahanan Nasional Karenni yang telah bertempur di wilayah itu sejak bulan lalu, yang awalnya memicu kematian di pihak tentara.

Walaupun kelompok ini menyampaikan pihaknya akan menghentikan serangan pada Selasa setelah permintaan dari masyarakat, banyak dari mereka yang mengungsi di hutan takut kembali ke rumah mereka.

“Beberapa orang dari desa-desa terpencil pulang ke rumah mengambil beras dan barang-barang selama periode gencatan senjata, tapi banyak yang tidak berani menetap,” kata John Canaydy, dari sebuah desa dekat daerah Demoso, pusat banyak pertempuran.

Canaydy berada dalam daftar perburuan junta karena terlibat dalam unjuk rasa anti militer.

“Tinggal di kamp lebih aman daripada di rumah kami sendiri,” lanjutnya.

Dalam sebuah buletin yang terbit pada Selasa, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyampaikan upaya bantuan oleh kelompok nasional dan internasional untuk melengkapi pekerjaan masyarakat lokal belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.

"Upaya menemui tantangan akses karena ketidakamanan dan hambatan," katanya.

Beberapa pengungsi berusaha menyelinap ke daerah dan desa-desa terpencil pada malam hari berusaha untuk mendapatkan makanan dan membawanya kembali ke hutan.

Sedikitnya tiga relawan dibunuh pasukan junta ketika mereka berusaha membawa bantuan. Hal ini disampaikan Direktur Kelompok HAM Karenni, Banya Khung Aung.

“Sepertiga populasi sekarang berada di hutan,” ujarnya.

“Pengabaian bisa menghilangkan banyak nyawa.”

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya

Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.

Baca Selengkapnya
Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau
Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau

Polisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.

Baca Selengkapnya
PBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan
PBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan

Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya

Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.

Baca Selengkapnya
Barisan Pemuda Riau Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran
Barisan Pemuda Riau Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran

Pemuda memiliki peran penting pembangunan bangsa dan negara

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, 79 Orang Tewas & 84 Luka-Luka Akibat Ulah Keji KKB
Sepanjang 2023, 79 Orang Tewas & 84 Luka-Luka Akibat Ulah Keji KKB

Untuk lokasi aksi KKB mayoritas terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, dan Pegunungan Bintang.

Baca Selengkapnya
Pasutri Tewas Diterjang Banjir Lahar Semeru, Jasadnya Terseret hingga 1 Kilometer
Pasutri Tewas Diterjang Banjir Lahar Semeru, Jasadnya Terseret hingga 1 Kilometer

Kedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.

Baca Selengkapnya
Akibat Ada Peristiwa Penembakan di Puncak Jaya Papua, Masyarakat Rela Antre Beli BBM Meskipun Mahal Rp100/Liter
Akibat Ada Peristiwa Penembakan di Puncak Jaya Papua, Masyarakat Rela Antre Beli BBM Meskipun Mahal Rp100/Liter

Warga Puncak Jaya mengalami kelangkaan BBM karena adanya penembakan oleh KKB dan jalanan yang terputus akibat longsor.

Baca Selengkapnya