Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perempuan Afghanistan Menatap Suram Masa Depan di Bawah Taliban

Perempuan Afghanistan Menatap Suram Masa Depan di Bawah Taliban Perempuan Afghanistan. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Kesepakatan antara Amerika Serikat dan kelompok bersenjata Taliban belum juga menemui titik temu, sejak kedua pihak mulai berperang 18 tahun lalu. Di sisi lain, proses perundingan AS-Taliban yang semakin mendekati kata sepakat, justru menimbulkan kekhawatiran bagi perempuan di Afghanistan.

Afghanistan telah lama menjadi salah satu tempat terburuk di dunia bagi perempuan. Di kota pusat seperti Kota Kabul, hak dasar perempuan untuk menempuh pendidikan dan bekerja bertambah setelah AS menjatuhkan Taliban, tahun 2001 lalu.

Suraya Pakzad, pengurus kelompok pemberdayaan perempuan, mencatat bahwa perempuan Afghanistan telah mencetak kemajuan luar biasa dalam 17 tahun terakhir. Pakzad berpendapat, kemajuan perempuan juga terlihat dalam sektor politik dan bisnis.

Namun, perempuan yang juga aktif di pusat pendidikan dan lokakarya pelatihan kerja itu memprediksikan, bahaya besar akan timbul beberapa bulan mendatang. Sekali lagi, nasib perempuan Afghanistan akan ditentukan oleh laki-laki.

"Kami tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Taliban untuk kami, tetapi kami tahu bahwa Taliban tidak berubah," katanya.

Kepada AFP Pakzad mengenang hari-hari ketika para pemberontak berkuasa. Saat itu, mereka sering melempari perempuan dengan batu. Bahkan ada pula yang dilempari sampai mati.

Perempuan Afghanistan juga dilarang bersekolah. Larangan ini juga berlaku di tempat publik.

"Kedamaian itu baik untuk membungkam adu senjata, tetapi dikhawatirkan kesepakatan yang buruk juga akan membungkam semua suara (rakyat)," ungkap warga Kota Kabul berusia 48 tahun itu. Pakzad sempat disebut majalah Time sebagai orang paling berpengaruh di dunia, 10 tahun lalu.

tengah menenun karpetwww.voa.com ©2013 Merdeka.com

Wanita akan sangat menderita

Zahra (24), seorang seniman dan desainer harus menghadapi banyak rintangan untuk mencapai mimpinya.

"Ketika saya mulai bekerja sebagai seniman, alih-alih menerima dorongan, banyak orang mengatakan kepada saya itu bukan profesi yang baik, terutama untuk wanita," ungkapnya.

Zahra yang enggan menyebut nama keluarga itu, mengenang bagaimana orang-orang menyuruhnya berhenti bekerja sebagai seniman. "Anda tidak dapat memiliki penghasilan yang baik dari seni," kata Zahra menirukan.

Ketika Taliban berkuasa, Zahra masih kanak-kanak. Namun, seniman itu mengatakan, jika para militan kembali ke Kabul, sebagian besar wanita akan kehilangan pekerjaan.

"Kami, para wanita telah banyak berjuang untuk mendapatkan hak kami, dan kami tidak ingin kehilangan itu. Saya percaya, perang tidak akan berakhir, bahkan jika ada kesepakatan damai," tuturnya tanpa harapan.

Baginya, pandangan banyak orang-orang Afghanistan tentang hak perempuan telah jauh berkembang, dibandingkan 2001 silam. Namun, hal tersebut bukan berarti perempuan Afghanistan sudah memiliki hak yang setara dengan laki-laki.

"Jika Taliban tidak menerima hak-hak kami, kami juga tidak akan menerimanya (kehadiran Taliban)," ujar Haida Essazada (23), Ketua Kelompok Pemuda Afghanistan.

Essazada ragu, apakah Taliban bisa benar-benar menyesuaikan pandangan mereka tentang kesetaraan gender.

Taliban menjanjikan untuk memberi hak-hak perempuan selama negosiasi dengan AS. Di sisi lain, Taliban selalu menjebak mereka dalam konteks nilai-nilai Islam.

Essazada mengatakan, Taliban telah menjadi bagian dari pemerintahnya. "Satu-satunya kekhawatiran yang saya miliki adalah bahwa mereka tidak akan menerima hak-hak perempuan sepenuhnya, seperti seharusnya."

Keraguan juga dirasakan oleh Marghuba Safi (40). Meski menginginkan perdamaian yang mungkin bisa terwujud lewat perjanjian AS-Taliban, namun Safi khawatir tidak lagi bisa bekerja jika Taliban kembali berkuasa.

"Saya seorang ibu tunggal, saya bertanggung jawab untuk seluruh keluarga saya," katanya.

Taliban dan Amerika mulai berperang sejak pasukan Amerika memasuki wilayah Taliban dan menjatuhkan kekuasaannya, tahun 2001.

Sejak tahun lalu, kedua belah pihak mulai mengadakan upaya diskusi untuk berdamai. Dikabarkan, ada empat fokus permasalahan yang menjadi pembahasan. Salah satunya, penarikan seluruh pasukan AS dan NATO, serta gencatan senjata permanen.

Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara

Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara

Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.

Baca Selengkapnya
Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini

Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini

Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.

Baca Selengkapnya
Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Ternyata takut Barongsai, Intip 14 Fakta Menarik tentang Penyanyi Tampan Afgan!

Ternyata takut Barongsai, Intip 14 Fakta Menarik tentang Penyanyi Tampan Afgan!

Saat Kecil Takut Barongsai, Inilah 14 Fakta Menarik Afgan. Yuk, simak!

Baca Selengkapnya
Negara ini Disebut Lumbungnya Wanita Cantik, Dijuluki Tanah Perawan

Negara ini Disebut Lumbungnya Wanita Cantik, Dijuluki Tanah Perawan

Negara ini dikenal dengan kecantikan yang dimiliki para wanitanya. Tak jarang, negara ini bahkan dijuluki lumbungnya para bidadari.

Baca Selengkapnya
10 Tempat dengan Angka Kriminalitas Tertinggi di Amerika, Hati-Hati Jika Liburan ke Sana

10 Tempat dengan Angka Kriminalitas Tertinggi di Amerika, Hati-Hati Jika Liburan ke Sana

Beberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.

Baca Selengkapnya
Bencana dan Berkah Jurnalis Perempuan

Bencana dan Berkah Jurnalis Perempuan

Menjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan

Baca Selengkapnya
Kehilangan Orang Tua dalam Waktu Berdekatan, Perempuan Ini Ungkap Cara Tuhan Membahagiakannya

Kehilangan Orang Tua dalam Waktu Berdekatan, Perempuan Ini Ungkap Cara Tuhan Membahagiakannya

Kedua perempuan ini meninggal dengan selisih waktu hanya 2 bulan saja.

Baca Selengkapnya