Pemimpin Turki sepakat berlakukan kembali hukuman mati bagi teroris
Merdeka.com - Para pemimpin Turki sepakat untuk mengembalikan hukuman mati bagi 'teroris' dan pembunuh anak-anak serta perempuan di negara itu.
Menurut laporan surat kabar Cumhuriyet, dikutip dari Middle East Eye, Kamis (30/8), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan sekutunya Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Sayap Kanan (MHP) telah membahas hukuman mati ini pada akhir Juli lalu dan mencapai kesepakatan.
Berita ini muncul ketika Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengumumkan pengaktifan kembali Kelompok Aksi Reformasi, sebuat komite yang bertugas untuk mendorong reformasi.
Dalam sebuah konferensi di Lithuania, Vilnius, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki akan kembali ke jalur keanggotaan Uni Eropa.
"Setelah keadaan darurat dicabut, prioritas kami adalah reformasi," katanya.
Kelompok Aksi Reformasi sendiri belum aktif sejak 2015. Cavusoglu mengatakan bahwa kelompok yang terdiri dari menteri dalam negeri dan para hakim Turki akan mengevaluasi kembali peta jalan menuju reformasi dan rencana aksinya.
"Harapan Turki dari Uni Eropa sangat jelas. Kami tidak ingin ada gerakan yang tidak pantas. Kami hanya ingin yang Turki pantas dan menjanjikan," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, hukuman mati di Turki dihapus selama pelanggaran waktu damai tahun 2002 lalu. Saat itu MHP masih menjadi anggotanya.
Penghapusan ini dilakukan sebagai bagian dari pembicaraan penaklukan dengan Uni Eropa yang berisi larangan menyeluruh tentang hukuman mati sebagai bagian dari Piagam Hak Fundamental.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri Singgung Pemimpin Melanjutkan, Timnas AMIN Ungkap Makna Perubahan Anies-Cak Imin
Timnas AMIN merespons pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo soal pemimpin pengganti Presiden Jokowi harus melanjutkan
Baca SelengkapnyaPengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca SelengkapnyaKapolri Soal Estafet Kepemimpinan, Gus Imin: Keberhasilan Dijaga, Kegagalan Dirombak
Sebelumnya Kapolri mengatakan kriteria pemimpin selanjutnya harus mampu meneruskan estafet kepemimpinan Jokowi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaTKN Soal Pernyataan Kapolri Teruskan Estafet Kepemimpinan: Bukan Berarti Berpihak, Tak Perlu Ditafsirkan Jauh
Pernyataan Kapolri soal estafet kepemimpinan tak perlu ditafsirkan lebih jauh
Baca Selengkapnya4 Menteri Kabinet Jokowi Siap Hadir di Sidang Mahkamah Konstitusi Hari Ini
Pada persidangan ini, kubu pemohon, termohon maupun terkait tidak diperkenankan bertanya, Pertanyaan hanya diberikan para hakim MK.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah
Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca SelengkapnyaKetum Muhammadiyah Minta Capres-Cawapres dan Pendukung Harus Siap Kalah
Haedar mengatakan menjadi pemimpin negara bukan suatu hal yang ringan karena harus mengurusi sangat banyak hal.
Baca Selengkapnya