Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Para Jenderal Memperingatkan: Prancis di Ambang Perang Saudara karena Isu Islamisme

Para Jenderal Memperingatkan: Prancis di Ambang Perang Saudara karena Isu Islamisme Peringatan setahun gerakan rompi kuning di Paris. ©2019 REUTERS/Charles Platiau

Merdeka.com - Pemerintah Prancis geram dengan munculnya surat terbuka yang ditandatangani sejumlah purnawirawan jenderal dan tentara aktif yang memperingatkan negara itu sedang di ambang perang saudara karena ekstremisme beragama.

Sekitar 1.000 tentara aktif, termasuk 20 hingga 25 purnawirawan jenderal menandatangani surat yang diterbitkan di majalah kubu aliran kanan Valeurs Actuelles 21 April lalu, bertepatan dengan peringatan ke-60 tahun peristiwa kudeta gagal terhadap Jenderal de Gaull, presiden Prancis pada era 1959-1969. Kudeta itu diarsiteki oleh para jenderal yang menentang Aljazair, koloni Prancis, meraih kemerdekaan.

Surat itu menuding kaum Islamis sedang berupaya "mengambil alih" negara dan mengecam kegagalan pemerintah dalam bertindak melawan "gerombolan dari pinggiran"--istilah yang merujuk para warga imigran miskin yang tinggal di pinggiran kota-kota besar.

Para penandatangan memperingatkan Presiden Emmanuel Macron dan pemerintahannya serta anggota parlemen bahwa bahaya sedang mengancam Prancis.

"Waktunya makin gawat, Prancis dalam bahaya," tulis surat itu, seperti dilansir laman BBC, Rabu (28/4).

Salah satu pimpinan yang menandatangani surat itu adalah mantan Komandan Pasukan Asing Christian Piquemal yang pernah ditangkap pada 2016 karena ikut serta dalam demo anti-imigran.

Surat itu juga mengkritik tindakan keras pemerintah terhadap kelompok pengunjuk rasa Rompi Kuning dan menyebut polisi sebagai kambing hitam dan perpanjangan tangan penguasa.

Surat itu diakhiri dengan kalimat,"Ini sudah bukan lagi saatnya menduga-duga, karena esok hari perang saudara akan mengakhiri kekacauan dan pembunuhan ini--dan kalian akan bertanggung jawab atas ribuan kematian.

Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly mengancam siapa pun anggota militer yang menandatangani surat itu akan diberi sanksi karena mereka seharusnya netral secara politik.

"Bagi siapa pun yang melanggar kewajiban, akan diberi sanksi dan jika ada tentara aktif yang ikut menandatangani saya meminta kepala satuan masing-masing menerapkan sanksi," kata Parly.

Tokoh aliran kanan Marine Le Pen yang menjadi rival Macron dalam pemilu presiden 2017, mendukung munculnya surat itu dengan mengatakan, "Saya mendukung Anda untuk ikut bergabung dalam perang yang akan datang, perang Prancis.

Le Pen mengatakan Prancis memang punya banyak masalah di antaranya sejumlah kawasan yang melawan hukum, kejahatan, kebencian dan tidak adanya patriotisme dari para pemimpin dan semua masalah itu hanya bisa diselesaikan dengan politik.

Komentar Le Pen itu menuai kritikan dari kubu partai kiri maupun kanan dan mengejutkan banyak pihak karena dia kembali memanas-manasi para pendukung konservatif.

Di negara yang memiliki ribuan purnawirawan jenderal, dukungan dari hanya sekitar 20-25 jenderal dalam surat itu dengan bahasa tulisan yang cukup keras memang menjadi perhatian.

Surat itu juga menyinggung peristiwa pembunuhan seorang guru, Samuel Paty, oleh radikalis Chechnya, seorang imigran, pada Oktober 2020 lalu.

"Siapa yang bisa membayangkan sepuluh tahun lalu seorang guru pada suatu hari akan mati dipenggal ketika pulang dari sekolah."

Awal April lalu parlemen Prancis menyetujui undang-undang kontroversial "anti-separatisme" yang menyasar kelompok Islam radikal, termasuk upaya reformasi pendidikan serta pengawasan lebih ketat terhadap masjid dan para penceramah.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Organisasi Massa Islam Golongan Kaum Tua di Tanah Minang
Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Organisasi Massa Islam Golongan Kaum Tua di Tanah Minang

Sebuah organisasi besar yang berhaluan Syafii Asy'ari ini berubah menjadi partai politik golongan kaum tua untuk menandingi gencarnya gerakan kaum muda.

Baca Selengkapnya
Prancis Larang Murid Perempuan Pakai Gamis, Sekolah Uji Coba Pakai Seragam Baru
Prancis Larang Murid Perempuan Pakai Gamis, Sekolah Uji Coba Pakai Seragam Baru

Penggunaan abaya atau gamis bagi perempuan dan anak perempuan Muslim dilarang sejak tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Timnas AMIN soal Prabowo Naik Pangkat: Rezim Omon-Omon, Enggak Karu-karuan
Timnas AMIN soal Prabowo Naik Pangkat: Rezim Omon-Omon, Enggak Karu-karuan

Kata dia, pemberian pangkat jenderal kehormatan yang diklaim sebagai apresiasi dari negara kepada menteri tersebut juga tidak tepat.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat

Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya