Masyarakat China Geram Setelah Remaja 14 Tahun Meninggal di Pusat Karantina Covid
Merdeka.com - Seorang gadis remaja 14 tahun bernama Guo Jingjing meninggal pekan lalu setelah dirawat dua hari di pusat karantina Covid-19 di Kota Ruzhou, Provinsi Henan, China.
Guo Lele, ayah gadis itu tidak menerima kematian putrinya. Dia pun segera menuntut keadilan kepada pekerja kesehatan pusat karantina Covid-19 yang seolah-olah lalai memanggil bantuan medis ketika anaknya membutuhkan pertolongan.
Lele yang berusaha menuntut keadilan segera menyebarkan video di media sosial China, Douyin yang memperlihatkan anaknya gemetar dan kejang-kejang di tempat tidur sebelum meninggal. Melihat video itu, warga China pun geram dengan pembatasan pandemi yang sangat ketat.
-
Kapan gadis itu dirawat di rumah sakit? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
-
Di mana gadis itu dirawat? Insiden ini terungkap melalui unggahan netizen anonim yang memiliki informasi tersebut dan menceritakan perempuan itu awalnya dikirim ke Rumah Sakit Xiamen Xianyue di Provinsi Fujian, tenggara China, oleh orang tuanya.
-
Kenapa gadis itu terjebak di rumah sakit? Meskipun memenuhi kriteria pemulangan dan permohonannya yang berulang-ulang untuk dibebaskan, dia tetap di sana karena mereka menolak menandatangani dokumen pemulangan.
-
Dimana kerangka gadis itu ditemukan? Arkeolog menemukan kerangka seorang gadis berusia 15 tahun yang dikubur secara tidak lazim pada tahun 680-880 di desa Conington, Cambridgeshire, Inggris.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
-
Dimana makam gadis Zaman Perunggu ditemukan? Penggalian di Kazakhstan telah membuka jendela menuju masa lalu dengan mengungkapkan temuan arkeologi yang menarik. Salah satunya makam seorang gadis dari zaman Perunggu.
Dalam video itu terdengar suara Lele menjelaskan kalau pekerja kesehatan di pusat karantina tidak membantu Jinjing yang keadaannya memburuk.
“Petugas kesehatan di pusat tidak merawatnya, bahkan tidak ada yang bertanya,” jelas Lele dalam video, dikutip dari BBC, Jumat (21/10).
Bibi Jingjing pun turut berupaya menuntut keadilan kepada pekerja kesehatan pusat karantina itu. Tetapi video-video yang diunggah ke Douyin segera disensor dalam dua hari terakhir.
“Saya meminta Komite Pusat Partai Komunis China dan Komisi Inspeksi Disiplin turun untuk menyelidiki pengabaian pemerintah Ruzhou dan mengembalikan kehidupan putri saya!” jelas Lele.
Pengguna media sosial pun turut mendukung ayah Jingjing yang menuntut keadilan atas kematian putrinya.
“Saya sangat marah. Mengapa mereka tidak memberinya pil (obat) saja?” tulis salah satu pengguna.
“Selalu seperti ini. Tidak ada yang akan pernah berubah,” tulis pengguna lain.
Tetapi kasus ini tidak diberitakan media-media lokal China. Salah satu pengguna media sosial mengatakan kasus ini ditutupi dengan Kongres Partai Komunis China yang diselenggarakan beberapa hari lalu.
Kendati kasus ini diketahui pemerintah Kota Ruzhou, namun mereka enggan mengomentari kematian Jingjing.
Sebelumnya China adalah satu-satunya negara yang memiliki kebijakan Covid-19 yang sangat ketat. Aturannya pun menuntut agar orang-orang yang terjangkit Covid-19 dan yang melakukan kontak dekat untuk dikirim ke pusat karantina.
Bahkan aturan-aturan itu dapat membuat anak-anak terpisah dari orang tuanya yang harus dikarantina di tempat lain.
“Anak saya sudah tidak tahan lagi. Mereka (pihak berwenang) tidak mengizinkan dia kembali. Dia anak kecil, dia tidak tahan sendirian di satu ruangan untuk waktu yang lama,” jelas Lu, seorang ibu yang memiliki anak berusia 12 tahun.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayi CP berhasil diselamatkan dari oknum yang mencoba untuk menjualnya kepada warga negara China di Kota Fuqing, Provinsi Fujian, China.
Baca SelengkapnyaSeorang pekerja di China meninggal setelah 104 hari bekerja tanpa henti hanya libur satu hari.
Baca SelengkapnyaChen lahir dalam keluarga terpandang. Dia merupakan cucu dari penyair China terkenal Chen Qubing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaPelarian ETT (35) setelah menganiaya istrinya, SAG, berakhir. Warga Jakarta Utara ini ditangkap petugas gabungan di Guangzhou, China, Senin (15/1).
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMinum kopi di malam hari bisa tidak berdampak pada sejumlah orang.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaPebulu tangkis tunggal putra China Zhang Zhi Jie meninggal pada Minggu (30/6).
Baca Selengkapnya