Kanada cabut larangan perempuan muslim memakai cadar

Merdeka.com - Kejaksaan Agung Kanada mencabut larangan perempuan muslim memakai cadar. Kebijakan ini diambil setelah pemerintahan berganti, kini mayoritas parlemen dikuasai Partai Liberal.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (17/11), batalnya larangan itu dikonfirmasi Jaksa Agung Jody Wilson Raybould. Dia mengatakan tembusan kepada Mahkamah Agung sudah dikirimkan. Intinya, kebijakan untuk melarang cadar maupun variannya seperti baju kurung dan burqa, tidak jadi diberlakukan.

"Kami memastikan bahwa setiap warga negara adalah bagian dari keluarga besar Kanada. Bangsa ini kuat karena segala perbedaan dalam masyarakat," kata Jody.

Larangan memakai cadar itu mulai berlaku di era Perdana Menteri Stephen Harper. Beleid ini diusulkan pada 2011 oleh parlemen yang saat itu masuk dikuasai Partai Konservatif. Harper sempat melontarkan pernyataan kontroversial, bahwa setiap warga negara Kanada seharusnya tidak malu menampilkan wajahnya.

Pelarangan itu memakan korban warga Kanada muslim yang memilih menutup auratnya dengan baju kurung. Salah satunya adalah Zunera Ishaq. Imigran asal Pakistan itu tiba di Kanada pada 2008, lalu resmi menjadi warga negara pada 2013. Masalahnya, saat seremoni peresmian kewarganegaraan, dia dilarang ikut serta lantaran menolak membuka cadarnya.

Ishaq mengadukan larangan dinilai diskriminatif itu kepada Pengadilan Kota Toronto. Gugatan itu berlanjut hingga akhirnya Pengadilan Tinggi Kanada memenangkan hak Ishaq mempertahankan cadarnya, Sepetember tahun lalu.

Perdana Menteri Justin Trudeau dari Partai Liberal yang kini menguasai pemerintahan, sejak pemilu berjanji mencabut larangan memakai niqab. Trudeau mengatakan memakai penutup wajah adalah hak setiap perempuan dewasa warga negara Kanada.