Dari Kaisar Hingga Rakyat Miskin, Ini Sosok Gladiator Paling Terkenal di Zaman Romawi

Merdeka.com - Setiap zaman punya "selebritas"-nya masing-masing. Perancis terkenal akan penarinya, London terkenal akan aktor teaternya, Hollywood terkenal dengan para pemain filmnya.

Ternyata, zaman Kekaisaran Romawi kuno juga punya "selebritas"-nya sendiri. Mereka adalah para gladiator yang dikenal kejam.

Gladiator adalah petarung zaman Romawi kuno yang biasa melawan singa atau harimau maupun sesama gladiator lainnya.

Ketenaran gladiator romawi didapatkan dengan melalui kehidupan yang sulit. Mereka harus menghibur masyarakat Romawi di sekitar 400 amfiteater di hampir setiap kota besar dan kecil di seluruh kekaisaran.

Salah satu gladiator yang terkenal adalah Spartacus yang berasal dari suku Thrakia, yang kini dikenal sebagai wilayah sekitar Bulgaria modern atau bagian kecil Turki di Eropa.

Ia dijadikan gladiator sejak tahun 70-an SM karena kekuatan dan kemampuan bertarungnya. Salah satu pertarungan hebatnya terjadi pada tahun 73 SM.

Pemberontakan budak

Spartacus dan 70 gladiator lainnya kala itu ikut dalam pemberontakan budak. Perang ini mendapat dukungan besar dari orang miskin dan budak Italia pada masa itu.

Dalam beberapa bulan, Spartacus dan gladiator lainnya menguasai Italia selatan dengan 120.000 pendukung.

Sparctus dan pasukannya terbunuh setelah dua tahun menguasai Italia, tepatnya saat terlibat pertempuran dengan 40.000 pasukan legiun di bawah komando Marcus Licinius Crassus.

Selain Sparctus, terdapat beberapa nama gladiator lain yang tercatat dalam sejarah Romawi.

Pedang Romawi

Ada Spiculus yang bertarung pada masa pemerintahan Kaisar Nero dari 54 sampai 68 Masehi, Marcus Attilius yang menjadi gladiator untuk melunasi utangnya, Carpophorus yang merupakan spesialis melawan singa dan hewan liar, bahkan Commodus, salah satu Kaisar Roma yang ikut menjadi gladiator.

Nama gladiator berasal dari "gladius" yang berarti pedang Romawi pendek. Pedang ini merupakan senjata standar yang dibawa oleh para gladiator.

Mereka menghibur banyak orang di amfiteater dengan bertarung satu sama lain, dari hanya melucuti senjata lawan hingga berakhir kematian.

Reporter magang: Yobel Nathania