Burung Prasejarah Baru dan Aneh Ditemukan di China dengan Paruh Ompong, Begini Bentuknya
Para ahli paleontologi telah mendeskripsikan spesies baru burung enantiornithine dengan paruh ompong dari avifauna Jehol di Cina.
Para ahli paleontologi telah mendeskripsikan spesies baru burung enantiornithine dengan paruh ompong dari avifauna Jehol di Cina.
Imparavis attenboroughi ditemukan di wilayah timur laut Tiongkok pada sekitar 120 juta tahun yang lalu atau pada masa Kapur Awal.
Burung ini termasuk dalam kategori Enantiornithes atau yang lebih dikenal sebagai 'burung yang berlawanan', sebutan ini merujuk pada struktur sendi bahu mereka yang berbeda dengan burung-burung modern.
Enantiornithes dulunya merupakan kelompok burung yang sangat beragam, tetapi punah sekitar 66 juta tahun yang lalu akibat dampak dari tabrakan meteor yang juga mengakibatkan kepunahan sebagian besar dinosaurus.
Penjelasan mengenai temuan dari burung prasejarah enantiornithine ini dikutip dari sci.news pada (21/03).
Ahli paleontologi sedang berupaya menemukan alasan di balik kepunahan enantiornithine.
Sementara itu, ornithuromorph atau kelompok yang membawa evolusi menuju burung modern ini berhasil bertahan.
"Enantiornithine memiliki karakteristik yang sangat unik. Sebagian besar dari mereka masih memiliki gigi dan cakar," ungkap Alex Clark, seorang mahasiswa S3 di University of Chicago dan Field Museum.
Para peneliti sebelumnya meyakini bahwa jejak pertama kondisi ompong pada kelompok ini terjadi sekitar 72 juta tahun yang lalu, pada periode Kapur Akhir.
Namun, temuan tentang Imparavis attenboroughi, spesimen kecil ini menggesernya lebih mundur sekitar 48 hingga 50 juta tahun.
Jadi, kondisi ompong atau edentulisme telah berevolusi jauh lebih awal dalam kelompok ini daripada yang sebelumnya diduga.
Kerangka fosil Imparavis attenboroughi ditemukan di dekat desa Toudaoyingzi di timur laut Cina dan kemudian disumbangkan ke Museum Alam Shandong Tianyu.
"Hal yang menarik dari spesimen ini bukanlah gigi yang ompong, tetapi khususnya pada kaki depannya," ungkap Dr. Jingmai O'Connor, seorang kurator yang ahli dalam fosil reptil di Museum Lapangan.
"Ia memiliki sebuah tonjolan tulang besar di bagian bahu. Sebuah struktur tulang yang menonjol ke atas pada bagian atas lengan, tempat di mana otot-otot melekat."
"Saya pernah melihat tonjolan serupa pada burung-burung dari masa Kapur Akhir, tetapi tidak pada masa Kapur Awal seperti yang dimiliki spesimen ini.
Pada saat itu, saya mulai menduga bahwa ini bisa jadi spesies yang baru."
Tulang sayap yang tidak biasa dari Imparavis attenboroughi mungkin memfasilitasi perlekatan otot yang memungkinkan burung ini untuk mengayuh sayapnya dengan lebih kuat.
Sementara itu, paruh ompong Imparavis attenboroughi tidak serta merta memberi tahu para peneliti apa yang dimakannya, karena burung-burung ompong modern memiliki beragam jenis makanan.
ujar Dr. Jingmai O'Connor, seorang kurator yang ahli dalam fosil reptil di Museum Lapangan.
Pada penelitian ini, ahli juga menginvestigasi kembali fosil burung yang telah teridentifikasi sebelumnya sebagai Chiappeavis.
Hasil mengungkap bahwa burung tersebut termasuk dalam kelompok burung enantiornithine prasejarah yang tidak memiliki gigi.
Penemuan bersama dengan Imparavis attenboroughi ini menunjukkan bahwa kemungkinan ompong tidaklah unik pada burung enantiornithin Kapur Awal seperti yang sebelumnya diduga," kata mereka.
Penamaan spesies Imparavis attenboroughi sebagai penghormatan kepada naturalis Sir David Attenborough, mengartikan burung aneh Attenborough.
Nampaknya, sejarah burung jauh lebih kompleks dari apa yang kita ketahui."
"Semua burung adalah dinosaurus, tetapi tidak semua dinosaurus termasuk dalam kategori khusus yang dikenal sebagai burung."
Sebuah penemuan luar biasa dalam bentuk sekumpulan fosil langka telah mengungkap rahasia pohon yang eksis sekitar 350 juta tahun yang lalu. Simak hanya disini!
Baca SelengkapnyaAnomalocaris canadensis, predator puncak lautan prasejarah, mengubah paradigma ahli paleontologi.
Baca SelengkapnyaAhli paleontologi di India telah berhasil mengidentifikasi dan mengklasifikasikan spesies baru dari kelompok reptil proterosuchid.
Baca SelengkapnyaPeti mati yang ditemukan di dalam makam berusia lebih dari 430 tahun ini dihias dengan sangat indah.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis burung yang memukau. Intip jenis burung endemik yang umum dijumpai.
Baca SelengkapnyaAhli paleontologi dari Universitas Flinders telah mendeskripsikan genus dan spesies baru ikan tetrapodomorph Devonian.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Benua yang Hilang di Dekat Wilayah Indonesia, Pernah Ada 59.000 Tahun Lalu
Baca SelengkapnyaPara ahli paleontologi baru-baru ini menemukan Stegosaurus sebagai satu spesies baru dari dinosaurus di China. Yuk, simak faktanya!
Baca SelengkapnyaPeneliti menganalisis fosil gigi antropoid (nenek moyang kera dan monyet) yang ditemukan di gurun Fayum, Mesir.
Baca Selengkapnya