Bendahara Gereja Katolik Vatikan didakwa lakukan pelecehan seks
Merdeka.com - Tokoh Katolik Australia paling senior Kardinal George Pell, didakwa melakukan pelanggaran seks. Tuduhan ini terkait dengan dugaan insiden 'historis'.
Menurut Wakil Komisaris Polisi Victoria Shane Patton, tuduhan pelanggaran seks pada bendahara Vatikan itu dilaporkan lebih dari satu orang. Meski demikian, Kardinal Pell, yang berbasis di Vatikan, dengan keras membantah tudingan yang dialamatkan pada dirinya.
"Kardinal Pell akan kembali ke Australia sesegera mungkin, untuk mengikuti peraturan hukum. Sudah ada juga persetujuan dari dokternya mengenai pengaturan perjalanannya," tandas Gereja Katolik dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/6), dikutip dari BBC.
Sebagai bendahara Vatikan, Kardinal Pell dianggap sebagai pejabat ketiga di pusat Gereja Katolik itu. Tak hanya sebagai tokoh agama paling senior Australia, dia juga pejabat berpangkat tinggi di dunia Katolik.
Selama dua dekade, dia menjadi tokoh garis depan dalam perdebatan Gereja mengenai isu kontroversial seperti halnya homoseksual. Namun, dia malah tersangkut kasus pelecehan seksual di dalam jajaran Australia selama serangkaian penyelidikannya.
(mdk/che)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa delapan orang saksiuntuk mengusut laporan dugaan pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaIni sosok Polwan cantik yang diterjunkan langsung ikut Operasi Damai Cartenz libas KKB Papua. Simak informasi selengkapnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rektor Univ. Pancasila diduga terjerat kasus pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaDugaan pelecehan terjadi pada Februari 2023 bersamaan dengan almarhum ayahnya sakit.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila ternyata bukan cuma satu.
Baca SelengkapnyaRektor ETH sudah pernah diperiksa dalam kasus ini. Dia membantah melakukan pelecehan. Dia menyebut ada upaya kriminalisasi di tengah pemilihan rektor UP.
Baca SelengkapnyaAde Ary menambahkan alasan penundaan karena di hari yang sama sudah terjadwal ada agenda atau kegiatan yang lain di kampus.
Baca SelengkapnyaDia menerima apa yang telah menjadi keputusan organisasi tersebut. Dia pun akan mengikuti proses hukum yang berlaku.
Baca Selengkapnya