Begini Komunikasi Pemilik Gedung Al-Jalaa di Gaza dengan Militer Israel Sebelum Dibom
Merdeka.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memborbadir gedung Al-Jalaa di Kota Gaza pada Sabtu (15/5). Gedung 12 lantai ini menjadi kantor sejumlah media asing seperti Associated Press dan Al Jazeera.
Sebelum gedung dibombardir Israel, pemilik gedung sempat berkomunikasi dengan militer Israel, meminta diberikan waktu agar para jurnalis yang berkantor di gedung itu bisa mengumpulkan peralatannya.
Dalam rekaman siaran langsung televisi, pemilik gedung berbicara melalui telepon dan memohon kepada militer Israel, seperti diunggah Middle East Eye di Twitternya.
“Kami hanya perlu waktu 10 menit. Tidak akan ada yang berubah dari pukul 03.00 sore sampai pukul 03.10,” kata pemilik gedung.
“Kami hanya ingin empat orang dan mereka memakai rompi pers. Mereka tidak akan pergi mengambil senjata. Mereka akan mengambil kamera dan peralatan kerja mereka,” jelasnya kepada militer Israel di seberang telepon.
Dia mengatakan sebelumnya empat jurnalis ini liputan ke rumah sakit sepanjang hari, dan mereka ingin kembali ke gedung mengambil peralatan mereka.
“Kami hanya minta 10 menit. Tanyakan atasan Anda,” ujarnya.
Tentara Israel di seberang telepon lalu mengatakan tidak ada satu pun orang yang diizinkan kembali ke gedung tersebut.
“Tidak satu pun,” ujarnya.
Pemilik gedung kemudian menyampaikan pihaknya menghormati pendapat pihak Israel, pihanya tidak akan masuk gedung tanpa izin dari Israel.
“Tapi beri waktu hanya 10 menit,” pintanya.
“Tidak akan ada yang namanya 10 menit,” balas tentara Israel.
Tentara itu kemudian mengatakan pihaknya telah memberi mereka waktu satu jam untuk evakuasi.
WATCH: The owner of al-Jalaa tower pleads with an Israeli officer on live TV to let journalists collect their gear before he bombs it.Moments later, Israeli air strikes demolish the #Gaza building that housed several international media offices used by AlJazeera and MEE pic.twitter.com/a5PRzQNOkC
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) May 15, 2021Israel menghancurkan gedung tersebut dengan dalih merupakan kantor Hamas. Namun hal tersebut dibantah Presiden dan CEO AP,Gary Pruitt.
Gary Pruitt menyampaikan pihaknya kaget dan ngeri dengan serangan Israel tersebut.
“(Israel) telah lama tahu lokasi biro kami dan tahu jurnalis ada di sana. Kami menerima peringatan bahwa gedung itu akan diserang,” jelasnya dalam sebuah pernyataan.
“Pemerintah Israel mengatakan gedung itu berisi aset intelijen militer Hamas. Kami telah meminta pemerintah Israel menyertakan bukti. Biro AP telah berada di gedung ini selama 15 tahun. Kami tidak memiliki indikasi Hamas ada atau aktif di gedung tersebut. Ini adalah sesuatu yang secara aktif kami periksa sesuai kemampuan terbaik kami. Kami tidak akan pernah secara sadar membahayakan jurnalis kami,” jelasnya.
Pruitt mengatakan pihaknya telah mengevakuasi seluruh staf AP sebelum serangan.
“Ini merupakan perkembangan yang menggelisahkan,” ujar Pruitt.
“Kami nyaris menghindari kematian yang mengerikan. Belasan jurnalis AP dan freelancer berada di dalam gedung dan bersyukur kami bisa mengevakuasi mereka saat itu. Dunia akan lebih sedikit mengetahui apa yang sedang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini.”
Kepala biro Al Jazeera Yerusalem, Walid al-Omari, mengatakan Israel telah memutuskan “tidak hanya menabur kehancuran dan pembunuhan, tapi juga membungkam mereka yang menyiarkannya.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komandan Israel Perintahkan Pasukannya Bakar Rumah-Rumah Warga Palestina di Gaza
Baca SelengkapnyaJenderal Kedua Israel Mengundurkan Diri di Tengah Perang Gaza, Alasannya Belum Jelas
Baca SelengkapnyaHampir 200 Jasad Ditemukan di Kuburan Massal Rumah Sakit di Gaza, Jadi Bukti Pembantaian Massal Pasukan Israel
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dibantu Intelijen Israel, Pasukan Otoritas Palestina Diam-Diam Masuk ke Gaza, Ini Tujuannya
Baca SelengkapnyaMantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Baca SelengkapnyaIsrael Umumkan Bakal Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaSetelah pasukan penjajah Israel mundur dari RS Al-Shifa, setelah mengepungnya selama 14 hari, mayat-mayat bergelimpangan.
Baca SelengkapnyaBadan Pertahanan Sipil Palestina pada Selasa (30/4/2024) kemarin mengungkap fakta terbaru.
Baca SelengkapnyaIsrael sedang mempersiapkan fase baru perang di Jalur Gaza, Palestina.
Baca Selengkapnya