Sam Udjo, Maestro Angklung yang Melanglang Buana ke 5 Benua
Merdeka.com - Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional asal Jawa Barat. Kepopuleran angklung tidak bisa dilepaskan dari Saung Angklung Udjo yang merupakan warisan penting dari Udjo Ngalagena.
Perjuangan untuk memperkenalkan musik bambu tersebut ke seluruh dunia diteruskan oleh anak Udjo Ngalagena. Salah satunya, Sam Udjo. Anak kedua dari 10 bersaudara tersebut menjadi salah satu seniman dan budayawan Sunda khususnya instrumen angklung.
Sepeninggal sang ayah, Sam memikul tanggung jawab untuk melestarikan kesenian Sunda khususnya musik angklung. Membawa misi budaya, Sam memperkenalkan angklung ke seluruh dunia, hingga kerap diundang tampil di luar negeri. Sam bahkan telah melanglang buana ke berbagai negara di lima benua.
Salah satu pertunjukan yang tak dapat dilupakan Sam Udjo yakni saat tampil di markas PBB di New York, Amerika Serikat pada April tahun 2018 lalu. Acara ini sangat penting, sebab merupakan bagian dari diplomasi Indonesia yang saat itu sedang mencalonkan diri sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. Sehingga membutuhkan dukungan dari seluruh anggota PBB. Saat itu hadir ratusan diplomat dari lebih 190 negara di salah satu ruangan pertemuan yang berada di markas PBB.
"Jadi saat itu Indonesia sedang mempromosikan diri untuk masuk sebagai anggota tidak tetap dewan keamanan PBB. Nah dipilihlah angklung tampil kesana. Saya bersama rombongan dari Bandung dan WNI disana berkolaborasi. Kami membawakan lagu tradisional seperti 'Es Lilin' dari Jawa Barat, 'Bungong Jeumpa' dari Aceh hingga 'Yamko Rambe Yamko' dari Papua. Kemudian kita bersama-sama memainkan lagu 'We Are The World' sebagai pesan Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia," kata Sam Udjo kepada Merdeka.con saat ditemui di sela penampilannya di Malaysia, Minggu (30/6).
Sam Udjo Tampil di Malaysia bersama Indonesian Bamboo COmmunity (IBC) ©2019 Merdeka.comSementara di Eropa, Sam Udjo juga pernah tampil di sejumlah negara seperti Jerman, Belanda, Austria, Ceko, Perancis, Swedia hingga Slovakia serta berbagai negara lainnya. Namun diantara negara tersebut, yang tak akan pernah dilupakan yakni saat tampil di Paris, Perancis pada bulan November 2015 silam. Saat itu, Sam dan rombongan diundang ke Paris untuk acara peringatan lima tahun angklung dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Sam Udjo dan rombongan dijadwalkan tampil di gedung Theatre Odeon de I' Europe.
Kedatangan tim angklung ke Paris saat itu cukup membuat Sam Udjo khawatir. Sebab dua hari sebelumnya di Paris terjadi aksi teror penembakan yang menewaskan lebih dari 125 orang. Apalagi Sam saat itu membawa rombongan besar 30 orang. Ini merupakan rombongan terbanyak yang pernah dia bawa tampil di luar negeri.
"Awalnya Saya sendiri merasa deg-degan, karena kami datang hanya dua hari setelah tragedi penembakan massal. Suasana disana pun cukup mencekam. Tapi kita bismillah aja dan alhamdulillah otoritas disana kemudian memperbolehkan warga untuk beraktivitas hingga kami pun bisa tampil meski dalam suasana penuh kewaspadaan," kata Sam Udjo mengenang.
Tak hanya benua Amerika dan Eropa, Sam Udjo juga pernah tampil di benua Afrika seperti Afrika Selatan, Senegal hingga Nigeria.
"Kalau di Senegal dulu diundang KBRI saat peringatan HUT RI pada tahun 2005. Nah yang cukup berkesan saat Saya tampil di ibukota Nigeria, Abuja. Entah bagaimana, saat delegasi disana bersiap bermain angklung, semua naik ke atas panggung. Untung panggungnya tidak roboh," ucap Sam sembari berseloroh.
Sam Udjo juga telah tampil di sejumlah negara di Asia dan Australia. Untuk Asia, hampir sebagian besar negara telah disambangi oleh Sam Udjo. Namun tak hanya tampil, Sam bahkan masuk ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan musik angklung kepada para siswa.
"Di New Zealand Saya masuk ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan angklung pada tahun 2009. Kalau di Malaysia Saya ngajar guru di sejumlah kota disana seperti Selangor dan Penang. Saat itu ada 300 guru yang saya latih belajar angklung. Bahkan kita ditempatkan di sebuah tempat khusus dimana lokasinya cukup terpencil untuk belajar angklung," ucapnya.
Sam mengungkapkan, selain membawa misi memperkenalkan budaya ke luar negeri, bermain angklung juga memiliki nilai filosofis yang secara langsung dirasakan oleh pemainnya yakni semangat kerjasama dan gotong royong.
"Angklung hanya satu nada. Maka dari itu mari kita kerjasama, kita gotong royong untuk menghasilkan harmoni nada yang enak didengar. Jadi disitu ada semangat team work dan togetherness yang dibangun saat bermain angklung," katanya.
Sam Udjo menambahkan, selain melestarikan seni angklung dirinya juga mendapat amanah dari sang ayah untuk melestarikan bambu yang menjadi bahan baku pembuatan angklung. Menurutnya saat ini bahan bambu yang sesuai kebutuhan dirasa cukup sulit.
"Jadi amanah almarhum (ayah) bukan saja melestarikan seni angklung, tapi juga pembuatannya dan pelestarian bahan baku bambu untuk angklung yang sekarang susah mendapatkan sesuai kebutuhan," pungkasnya.
(mdk/end)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calung ternyata punya sejarah yang menarik untuk mengobati rasa kesepian para petani Sunda
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang pengertian alat musik ritmis, jenis, dan cara menggunakannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Makanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaJamu di kedai Bang Adut hanya disajikan dadakan. Dari asam lambung sampai program hamil tersedia resepnya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaBanyak orangtua menginginkan anaknya istimewa dan bisa melakukan berbagai macam hal. Salah satunya adanya banyak orangtua ingin buah hati bisa bermain musik.
Baca SelengkapnyaUpacara Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung ini telah masuk daftar Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca Selengkapnya