Respons Mentan Amran Usai Program Food Estate Disebut Proyek Gagal Pemerintah
Menteri Amran merespon kritik yang menuding program food estate merupakan proyek gagal.
Menteri Amran merespon kritik yang menuding program food estate merupakan proyek gagal.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman merespon kritik yang menuding program lumbung pangan atau food estate merupakan proyek gagal.
Menurut Amran, hasil dari food estate bukan proses instan.
beber Amran dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (23/1).
Dia menjabarkan, food estate terdapat di Humbang Hasundutan dengan luas 418,29 hektar.
Food Estate Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektar telah berhasil panen komoditas hortikultura.
Kemudian Food Estate di Kalimantan Tengah berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktifitas 5 ton/ha.
merdeka.com
Amran menyebut food estate di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Keerom, Papua telah mampu panen jagung seluas 500 hektar.
“Food estate tersebut sudah berhasil panen. Food estate Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektar dan singkong seluas 3 hektar. Kita pantau terus lahan tersebut,” kata Amran.
Amran mengatakan sektor pertanian akan selalu menjadi bantalan ekonomi nasional dan mampu menekan inflasi.
Sektor ini pernah mencatat mampu menurunkan inflasi hingga 1,26 persen pada tahun 2017.
Sehingga Badan Pangan Dunia (FAO) memberikan apresiasi, dan bahkan keberhasilan swasembada beras mendapatkan apresiasi yang sangat baik.
Amran mengklaim Indonesia bahkan sudah menghentikan impor bawang merah sejak 2016.
Bahkan pada 2017 Indonesia ekspor bawang merah ke enam negara, salah satunya Thailand.
merdeka.com
“Saya ingin mengingatkan bahwa pertanian itu bukan hanya untuk jadi bahan diskusi, namun pertanian itu harus dikerjakan. Turun ke lapangan, dan itu yang kami lakukan di Kementan,” tutur Amran.
Sebelumnya program lumbung pangan atau disebut dengan food estate kembali menjadi isu panas dalam kontestasi Pilpres 2024.
Kegagalan food estate yang dijalankan pemerintah Jokowi-Ma'ruf kembali digaungkan dalam debat Cawapres yang digelar pada Minggu (21/1) malam.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar menyampaikan pelaksanaan food estate justru mengabaikan peran petani. Akibatnya, petani malah dirugikan.
"Di sisi lain kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui food estate. Food estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria, dan bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," ujar Muhaimin.
Senada dengan Muhaimin, calon wakil presiden nomor urut 03 Mahfud MD juga menegaskan food estate adalah proyek gagal.
"Jangan seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang bener aja, rugi dong kita," ujar Mahfud.
Perbincangan publik terkait food estate di tahun politik semakin memanas.
Baca SelengkapnyaProgram food estate dianggap gagal oleh cawapres Mahfud MD dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaRusak Lingkungan dan Abaikan Petani, Program Food Estate Bakal Disetop Cak Imin
Baca SelengkapnyaSaat ini, pemerintah Jokowi tengah mengembangkan proyek food estate di berbagai wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran mengklaim lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah bakal panen sekitar 8 hektar jagung dan 5 hektar singkong.
Baca SelengkapnyaGibran tak mempemasalahkan program pemberian susu gratis untuk anak-anak dikritik Cak Imin.
Baca SelengkapnyaCak Imin Berjanji Hentikan Program Food Estate Prabowo yang Gagal
Baca SelengkapnyaDebat Cawapres, Mahfud: Jangan Seperti Food Estate yang Gagal dan Merusak, yang Benar Saja Rugi Dong Kita
Baca SelengkapnyaMahfud MD Mahfud MD menyindir program Program Strategis Nasional (PSN) food estate atau lumbung pangan.
Baca Selengkapnya