Resign Kerja dan Nekat Buka Usaha Donat, Pemuda 25 Tahun Ini Raup Omzet Rp230 Juta per Bulan
Berasal dari keluarga sederhana yang hanya hidup bersama ayahnya sejak SD. Dia ingin sukses untuk membahagiakan ayahnya.
Berasal dari keluarga sederhana yang hanya hidup bersama ayahnya sejak SD. Dia ingin sukses untuk membahagiakan ayahnya.
Ega Nur Akbar Malik, pengusaha muda asal Tasikmalaya yang memilih bisnis donat sebagai jalan menuju kesuksesannya.
Melansir dari channel Youtube Naik Kelas yang tayang 2023 silam, Ega (25) menceritakan perjalanan hidupnya merintis bisnis ‘Donat Si Bungsu’ sejak 2017.
Berasal dari keluarga sederhana yang hanya hidup bersama ayahnya sejak SD. Dia ingin sukses untuk membahagiakan ayahnya.
Cerita bermula ketiga Ega lulus sekolah. Dia memutuskan untuk bekerja di ritel di salah satu Mal di Bekasi selama 1,5 tahun. Namun di tengah menjalani pekerjaanya, Ega merasa bahwa memiliki usaha sendiri adalah pilihan yang lebih cocok baginya.
Dilatarbelakangi oleh pengalaman ayahnya yang dahulu pernah menjalankan bisnis donat saat Ega masih SD, Dia merasa terinspirasi untuk memulai usaha yang sama.
“Dulu waktu pulang kerja, saya kepikiran, dulu bapaknya pernah bikin donat. Kenapa nggak bikin lagi?'" ujar Ega.
Berpikir untuk memiliki usaha sendiri, dia akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan memulai usaha donat sendiri.
Setelah mendapatkan izin resign dari tempat kerja, Ega memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Tasikmalaya.
Dengan bermodalkan gerobak sederhana dan mesin berkapasitas 5 Kg, serta bimbingan dari sang ayah, dia mulai memproduksi dan menjual donat. Donatnya dijual dengan harga Rp4.000-Rp5.000 per pcs.
Diuntungkan dengan dunia serba digital, Ega memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk pemasaran produk donatnya. Dia mulai mempromosikan donat jualannya lewat postingan media sosial.
Perjalanan membangun usahanya tak selamanya berjalan mulus. Ega menghadapi berbagai tantangan. Seperti saat dia baru membuka toko pertamanya, ketika itu ada customer yang membeli donat 6 pcs lalu satu donat langsung dimakan. Namun mengejutkannya sisa donat yang lain langsung dibuang oleh customer itu.
Dari situlah ega mencari kesalahan apa yang ada pada produknya. Hingga akhirnya dia menemukan dan memutuskan untuk mengganti bahan pembuatan donat yang lebih berkualitas.
Kegagalan itu membuat dia belajar untuk terus mencoba hal baru dan berinovasi. Baginya inovasi merupakan kunci utama dalam berusaha.
"Inovasi itu hal yang paling penting dalam usaha. Kita harus terus mengikuti perkembangan zaman," ucapnya.
Dengan tekad yang teguh dan konsistensi dalam berusaha, usaha donat Ega akhirnya semakin berkembang. Melalui pemasaran yang cerdas dan produk yang berkualitas, donatnya mulai diterima dengan baik oleh masyarakat.
"Mimpi saya punya usaha sendiri dan mensejahterakan keluarga, terutama Bapak saya, akhirnya terwujud," ungkapnya penuh rasa syukur.
Saat ini, usaha donat Ega, yang dikenal dengan nama "Donasi Bungsu", telah menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat. Dengan penjualan rata-rata 2.000 donat per hari, usahanya mampu meraih omzet mencapai Rp200 - Rp230 juta per bulan dengan 11 outlet yang tersebar di Tasikmalaya.
Ega meyakini bahwa kunci kesuksesannya terletak pada empat prinsip utama yaitu mencintai pekerjaan, tidak berhenti mencoba, terus berinovasi, dan konsisten. Dengan mencintai pekerjaannya, ia merasa tidak pernah merasa lelah atau putus asa meskipun dihadapkan pada tantangan.
Usahanya dimulai saat Faisal resign dari tempat kerjanya, lalu memutuskan mulai belajar usaha untuk mendapat pemasukan.
Baca SelengkapnyaPria ini memutuskan resign dari pekerjaannya saat sudah punya empat anak
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaPemuda ini rawat ibunya yang sakit selama 14 tahun. Ia rela resign dari kerja untuk fokus merawat sang ibu.
Baca SelengkapnyaDia memilih usaha bisnis penggergajian kayu di Majenang, Jawa Tengah bersama dengan salah satu rekannya.
Baca SelengkapnyaJika melihat latar belakang keluarga, Untung bukan berasal keluarga pengusaha. Ayahnya seorang sopir taksi, dan ibu guru honorer.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Rahasia Sukses Tiga Pengusaha Kecil Bertahan Hingga Puluhan Tahun
Baca SelengkapnyaUntuk pemasaran, Diah melakukan rekrutmen secara daring. Hingga kini, terdapat 100 orang marketing, agen dan reseller Me Time yang dibinanya.
Baca SelengkapnyaIjazah aslinya masih di tahan perusahaan, wanita ini putuskan jadi penjual bakso.
Baca Selengkapnya