Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjalanan Karir Tony Fernandes, dari Pelayan Hotel Hingga jadi Bos AirAsia

Perjalanan Karir Tony Fernandes, dari Pelayan Hotel Hingga jadi Bos AirAsia Tony Fernandes. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - CEO AirAsia, Tony Fernandes, memiliki perjalanan hidup yang cukup rumit dan penuh perjuangan sebelum akhirnya menjadi pemilik maskapai Airasia. Berbagai pekerjaan pernah dilakoni oleh Tony mulai dari pelayan hingga jadi pemilik Airasia.

Dalam bukunya berjudul Flying High, dia mengurai satu per satu pengalamannya menjadi orang sukses dengan penghasilan fantastis. Semua tak mudah baginya, jatuh bangun membangun karir dijalani penuh optimisme.

Tony bukan orang yang berasal dari keluarga kaya raya. Dia berkarya dengan modal kerja keras dan tidak takut gagal melalui keputusan-keputusan ekstrem yang diambilnya termasuk akuisisi AirAsia.

Salah satu hal yang menarik dari kisah hidup Tony adalah selalu memanfaatkan peluang. Menurutnya, sekecil apapun suatu peluang harus dimanfaatkan dengan baik karena bisa jadi peluang itu menjadi kesempatan mengubah hidup.

"Salah satu prinsip panduanku adalah jika kau melihat kesempatan, secuil peluang, kau harus mengambilnya. Kalau tidak ada hasilnya, kau memang tidak mengubah apapun, tapi kau mungkin bisa mengubah hidupmu jika kau mencobanya," ujar Tony dalam bukunya.

Berikut ini Merdeka.com mengurai satu per satu karir Tony jauh sebelum menjadi pemilik maskapai berwarna merah itu.

Pelayan Hotel

Saat berusia 20 tahun, Tony kembali ke London. Usia ini masih usia yang ingin menghabiskan waktu untuk berpesta begitupun dengan Tony.

Meski demikian, tuntutan hidup membuatnya harus bekerja keras bangun pukul lima pagi, mempersiapkan restoran, menyajikan makanan dan berurusan dengan pelanggan yang banyak mau.

"Industri pelayanan memang brutal, orang tak menyadari betapa panjang jam kerjanya atau betapa keras tuntutan fisiknya," ujar Tony dalam bukunya berjudul Flying High, dikutip Kamis (7/8).

Namun bekerja sebagai pelayan membuat Tony mengerti banyak hal. Pertama, menambah rasa hormat terhadap sesama. Kedua, mengubah cara berdandan dari berantakan menjadi rapih. Ketiga, merangkul semua orang tanpa perbedaan.

"Jam kerjanya begitu panjang dan membuat punggung pegal, bayarannya mengerikan dan kondisi pekerjaannya brutal. Namun, aku tak akan pernah melupakan kesetiakawanan di sana," tulisnya.

Akuntan

Lulus dari jurusan akutansi dari London School of Accountancy (LSA) di Marylebone Road tak membuat Tony mudah mendapat pekerjaan. Dia bahkan pernah luntang-lantung mencari pekerjaan.

Dari sekian perusahaan yang dilamar, satu perusahaan kecil pun mempekerjakannya. Nama perusahaan tersebut adalah Brewers. Perusahaan ini menyukai Tony, namun dia tidak menyukainya.

"Mereka menyukaiku, tapi aku tidak. Itu pekerjaan terburuk yang pernah ku dapat," kata Tony.

Alasan ia tidak menyukai pekerjaan itu karena diperlakukan sebagai tukang fotokopi. Jauh dari ilmu yang ia pelajari selama kuliah.

"Dalam beberapa minggu aku memutuskan akan mencari pekerjaan akutansi di industri musik," jelasnya.

Manajer Keuangan

Sukses menjadi akuntan di industri musik, membuat Tony Fernandes dilirik oleh perusahaan menjadi manajer keuangan. Tak main-main, dia harus mengerjakan laporan keuangan yang cukup rumit saat itu.

"Setelah enam bulan, aku mulai diamati oleh kepala 525 dam dipindahkan ke sana sebagai manajer keuangan. Atmosfernya sangat mengerikan sehingga di buku kasnya ada mariyuana sebagai entry dan neraca saldonya tidak seimbang," ujar Tony.

Perlahan tapi pasti, Tony melakukan perubahan terhadap pembukuan perusahaan. Termasuk melihat bagian-bagian yang tadinya tidak diperhatikan oleh pemilik perusahaan sebelumnya.

"Pada awalnya, aku tak bisa membuat awal atau akhir buku kas itu; aku menelepon pacarku dan menanyakan padanya angka ini itu harus masuk kemana. Kemudian pada suatu hari semuanya terhubung," jelasnya.

General Manajer Musik

Kembali ke kampung halamannya di Malaysia menjadi seorang General Manajer industri musik membuat Tony Fernandes harus banyak melakukan penyesuaian. Sebagai orang keuangan, mengatur permusikan menjadi hal baru baginya.

Langkah awal yang dilakukan Tony adalah mengubah cara bekerja para stafnya. Kemudian, memastikan setiap orang bertanggungjawab dan memberi mereka kebebasan melakukan pekerjaan sesuai penugasan.

"Itulah gaya kepemimpinanku seterusnya, sangat mempercayai orang lain untuk melakukan pekerjaan mereka," katanya.

Di industri musik tempatnya bekerja, Tony juga membereskan semua catatan perusahaan dan memastikan proses distribusi mulus sehingga membantu kenaikan laba perusahaan.

Pemilik Air Asia

Tony Fernandes bersama sahabatnya Din memiliki ambisi besar untuk memiliki maskapai. Airasia menjadi perusahaan maskapai yang berjodoh dengan mereka.

Perusahaan itu semula akan tamat dan dililit banyak utang hampir mencapai USD 1 juta per bulan. Maskapai berwarna merah itu, dulunya bahkan diprediksi tak punya masa depan yang jelas.

Sebelum ditangani oleh Tony, AirAsia dulunya hanya punya sedikit rute. Dia pun perlahan membangun perusahaan ini dimulai dengan mengandalkan pesawat yang masih bisa dimanfaatkan. Perjalanan dimulai dengan penerbangan dengan tiket murah.

"16 tahun lalu, saya tidak punya pemahaman banyak soal airlines (maskapai penerbangan)," ujar Tony dalam bukunya berjudul Flying High.

Tony menceritakan, menjadi CEO tak hanya soal kemampuan (skill) dan kecerdasan, tetapi kepekaan terhadap tantangan untuk meraih kesuksesan. Bermula dari mimpi seorang bocah, dia berhasil mendapatkan impiannya, yaitu memiliki pesawat terbang dengan tiket terjangkau.

Tony melalui perjalanan dengan penuh lika-liku dan perjuangan. Siapa sangka pria yang memulai karier sebagai akuntan sederhana, bisa mewujudkan impian banyak bocah kecil di dunia, salah satunya memiliki pesawat terbang.

Pada 16 tahun lalu, saat memulai perjalanannya, Tony pun dengan keras melawan orang-orang yang meremehkannya hingga berhasil mewujudkan mimpinya. Keberhasilan dimulai di dunia musik sebagai pelaku bisnis musik di Warner Group hingga menjadi CEO AirAsia.

Belum lagi sebagai salah satu pemilik klub sepakbola Inggris, Queens Park Rangers dan sempat terjun di F1. Tentu AirAsia akan selalu menjadi babak terpenting bagi Tony Fernandes. Dongeng yang penuh kesuksesan, namun tak begitu menyenangkan di awalnya.

Dalam bukunya setebal 241 halaman itu, pesan Tony Fernandes kepada semua pemimpi di dunia sederhana saja. "Kejarlah mimpi karena sebagian impian bisa menjadi kenyataan."

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah

Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Jarang Orang Tahu, Ini Tips Beli Tiket Pesawat Bisa Hemat hingga 25 Persen
Jarang Orang Tahu, Ini Tips Beli Tiket Pesawat Bisa Hemat hingga 25 Persen

Jarang Orang Tahu, Ini Tips Beli Tiket Pesawat Bisa Hemat hingga 25 Persen

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Suara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya
Suara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya

Mengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Detik-Detik Pesawat Japan Airlines Terbakar Saat Mendarat di Tokyo, Penumpang Lompat Kocar-Kacir
VIDEO: Detik-Detik Pesawat Japan Airlines Terbakar Saat Mendarat di Tokyo, Penumpang Lompat Kocar-Kacir

Pesawat penumpang ini diduga terbakar setelah bertabrakan dengan pesawat patroli laut pada Selasa (2/1) sore.

Baca Selengkapnya
Viral Calon Pemudik Keluhkan Harga Tiket Pesawat yang Melambung Tinggi, Ternyata Ini Alasan Rute Domestik Cenderung Lebih Mahal
Viral Calon Pemudik Keluhkan Harga Tiket Pesawat yang Melambung Tinggi, Ternyata Ini Alasan Rute Domestik Cenderung Lebih Mahal

Viral keluhan masyarakat soal harga tiket pesawat rute domestik yang mahal.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Resmi Gabungkan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Jadi InJourney Airports
Erick Thohir Resmi Gabungkan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Jadi InJourney Airports

Erick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.

Baca Selengkapnya
Cerita Anies Diminta Bikin Pidato Kekalahan saat Pilgub DKI Putaran Dua Lawan Ahok
Cerita Anies Diminta Bikin Pidato Kekalahan saat Pilgub DKI Putaran Dua Lawan Ahok

Anies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.

Baca Selengkapnya