Kontraksi Relatif Terkelola, Pemerintah Klaim Tren Ekonomi Turut Membaik
Merdeka.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta mengatakan, kontraksi ekonomi yang dialami Indonesia dinilai relatif terkelola dibandingkan dengan negara-negara sekawasan (ASEAN) dan sekelompok (G-20).
"Secara keseluruhan, tren perekonomian Indonesia di tengah pandemi sampai dengan semester 1 relatif terkelola. Baik dengan negara-negara kawasan ataupun dengan negara-negara kelompok," ujar Arif dalam diskusi virtual, Kamis (15/10).
Dalam paparannya, Arif menerangkan ekonomi Indonesia kuartal 2 berada pada posisi ketiga dengan kontraksi 5,3 persen yoy. Di bawah China yang sudah mencatatkan pertumbuhan positif 3,2 persen yoy, dan Korea Selatan yang terkontraksi lebih dangkal dari indonesia yakni 2,7 persen yoy.
"Tetapi sejak April, Mei terus sampai dengan September, perekonomian global secara perlahan menunjukkan tren yang membaik. Jadi kurva yang rendah itu sudah ditinggalkan. Sekarang kembali mengangkat untuk mengejar agar kemudian dapat semakin cepat semakin baik. Begitu juga dengan perekonomian nasional, juga menunjukkan tren yang membaik sampai dengan September 2020," kata dia.
Sejumlah indikator telah menunjukkan indikasi-indikasi yang baik dan stabil. Seperti PMI yang mulai memasuki tahap ekspansi kembali, kemudian peningkatan konsumsi maupun neraca perdagangan yang bergerak dan mengarah kepada sisi yang positif.
"Hasil dari BPS hari ini juga memberikan optimisme terhadap neraca perdagangan. Dalam hal lain, pemerintah juga terus bekerja untuk momentum agar perekonomian nasional itu stabil dan kesejahteraan rakyat terus membaik," jelasnya.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca Selengkapnya