Berakhirnya permainan kotor Petral di era Jokowi
Merdeka.com - Pada 2006 di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono muncul wacana membubarkan anak usaha PT Pertamina yakni PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral yang selama ini memainkan peran strategis sebagai 'broker' jual beli minyak mentah.
Saat itu, perusahaan yang bermarkas di Singapura tersebut rencananya akan digantikan oleh Integrated Supply Chain (ISC) yang dikomandoi Sudirman Said. Namun rencana itu tak berhasil karena 'kuatnya' Petral.
Setelah rencana itu gagal, wacana pembubaran Petral cukup lama membeku. Hingga akhirnya pada 2014-2015, wacana ini kembali ke permukaan. Salah satunya karena ramai isu dan tudingan Petral sebagai salah satu sarang mafia migas.
Pemerintah membentuk tim khusus yakni tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dikomandoi Faisal Basri. Setelah melakukan audit dan kunjungan langsung ke markas Petral, tim anti mafia migas ini memaparkan temuan-temuannya dan memberikan rekomendasi ke pemerintah.
Sejak tiga bulan lalu aktivitas Petral sudah dibekukan. Ternyata hasilnya signifikan. Pertamina mengambil alih tugas Petral dengan melakukan pembelian minyak langsung ke produsen. Hasilnya, Pertamina menghemat Rp 289 miliar jika dibandingkan selama masih ada Petral.
Dari kondisi itu pemerintah dan Pertamina mengambil keputusan. Era kejayaan Petral dan permainan kotor di dalamnya berakhir di tangan pemerintahan Jokowi-JK. Kemarin, Rabu (13/5), pemerintah dan Pertamina sepakat membubarkan Petral.
"Kami laporkan, Pertamina putuskan penghentian Petral per hari ini," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto di Jakarta, Rabu (13/5).
Beragam alasan muncul di balik keputusan pembubaran Petral. Salah satunya karena selama ini Petral kerap dikait-kaitkan dengan aksi mafia migas. "Reputasi Petral sejak dulu lekat dengan persepsi negatif," kata Menteri ESDM Sudirman Said.
Dia memberikan sinyal bahwa keputusan ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sudah setuju Petral dibubarkan. "Kata presiden, masa lalu harus diputus," tegasnya.
Merdeka.com merangkum permainan kotor dan kinerja buruk Petral yang turut berakhir seiring dengan pembubaran perusahaan yang selama ini menjalankan peran sebagai broker minyak.
Kerja Petral belepotan
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, kinerja Petral yang selama ini banyak 'kebocoran' disinyalir menjadi penyebab.
Menko Sofyan juga menilai pembubaran merupakan langkah terbaik untuk Petral. "Idenya itu pilihan terbaik. Jadi karena belepotannya Petral barangkali. Kalau kita perlu lagi, nanti bikin yang lain," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (13/5).
Permainan kotor ongkos angkut impor minyak
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengakui, anak usahanya yakni Pertamina Energy Trading (Petral) Ltd banyak 'bermain' di tataran ongkos angkut impor elpiji. Ini berdampak melejitnya harga elpiji dalam negeri.
"Untuk elpiji tadinya dengan Petral Freight-nya USD 68 per ton," kata Dwi dalam bersama Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/2).
Karena itu Pertamina lebih memilih menggunakan Freight on Board (FoB) sebagai acuan membeli elpiji. Alasannya, harganya lebih murah dan Pertamina bisa menggunakan kapal sendiri agar lebih efisien.
"Dengan mengambil FOB, sambil menggunakan kapal sendiri USD 40-an, lewat Petral itu mereka banyak bermain lewat angkutan," akunya.
Permainan kotor pengadaan minyak
Ketua tim Tata Kelola dan Reformasi Migas Faisal Basri mengaku telah mengumpulkan segudang temuan penilaian untuk Petral.
Petral mengklaim pengadaan minyak lambat laun sudah semakin banyak melalui National Oil Companies (NOCs), bahkan sekarang sudah sepenuhnya dari NOC. Dengan perubahan ini muncul kesan kuat mata rantai pengadaan minyak semakin pendek.
"Kenyataannya, NOCS yang memenangi tender pengadaan tidak selalu memasok minyaknya sendiri, bahkan kerap memperoleh minyak dari pihak lain," kata Faisal di Jakarta, Selasa (30/12).
Kekuatan tersembunyi Petral di proses tender
Tim tata kelola dan reformasi migas menemukan indikasi kebocoran informasi spesifikasi produk dan owner estimate sebelum tender berlangsung.
Tim yang dikomandoi Faisal basri ini juga menemukan cukup banyak indikasi adanya kekuatan tersembunyi yang terlibat dalam proses tender oleh Petral.
Sebagai mencontohkan PTT (NOC Thailand) digunakan sebagai vehicle dalam pengadaan minyak mentah Azeri dari Azerbaijan. Tim antimafia migas merasa aneh lantaran Petral tidak melakukan kontrak langsung dengan Socar Trading Singapore PTE LTD yang merupakan NOC Azerbaijan.
"Setidaknya mendalami mengapa NOC Azerbaijan itu tidak mengikuti tender pengadaan minyak Azeri atau mengikuti tender tetapi kalah. Semakin dipertanyakan karena dalam pengadaan minyak mentah Azeri PTT kerap menang," jelas Faisal Basri.
Sarang calo
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil meyakini calo pengadaan minyak tumbuh subur di PT Pertamina Energy Trading (Petral).
"Selama ini kan percaloan terjadi karena ada Petral. Jadi rekomendasi Tim Reformasi Migas suruh mengubah sistem procurement," ujar Sofyan di kantornya, Jakarta, Jumat (24/4).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin KPU bertindak sesuai aturan pada pesta demokrasi lima tahunan.
Baca SelengkapnyaJK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, apabila ada menteri yang tak mentaati aturan alias tidak netral, maka masyarakat menunggu sikap dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaKoordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca Selengkapnya