Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis target pengampunan pajak bisa tercapai. Baik itu target uang tebusan, maupun deklarasi atau repatriasi harta dari warga Indonesia.

"‎Saat ini relatif stabil tax amnesty," katanya saat ditemui di DPR-RI, Jakarta, Kamis (25/8).

Sri Mulyani mengungkapkan, ada empat hal paling sering ditanyakan peminat amnesti pajak. Pertanyaan terbaik adalah soal harta.

"Misalnya, bagaimana dengan harta berbentuk bangunan masih atas nama orang tua, hasil warisan, atau nama anaknya. Pertanyaan ini lebih dari 10 ribu kali," katanya.

Pertanyaan terbanyak selanjutnya terkait tarif tebusan. Kemudian, persyaratan pengajuan dan cara pengisian formulir amnesti pajak.

"Misalnya, harta yang diungkapkan seperti tanah, perlu dilampirkan surat tanahnya atau tidak," kata Sri Mulyani.

"Ini tidak perlu dilampirkan surat tanahnya, tinggal mengisi formulir saja tanpa dilampirkan surat-suratnya."

Hingga kemarin, Rabu (24/8), tercatat deklarasi dan repatriasi harta mencapai Rp 9 triliun. Itu berasal dari tujuh negara.

Singapura menjadi kontributor terbesar. Harta yang dideklarasikan warga Indonesia yang menyimpan aset di Negeri Merlion tersebut mencapai Rp 5,9 trilun. Adapun harta yang di repatriasi ke Indonesia sebesar Rp 1,24 triliun.

Selanjutnya, Australia mencapai Rp 756,01 miliar (deklarasi) dan Rp 16,12 miliar (repatriasi). Hong Kong Rp 204,7 miliar dan Rp 71,33 miliar. United Kingdom Rp 14,35 miliar dan Rp 140,4 miliar.

Amerika Serikat Rp 108,25 miliar dan Rp 7,92 miliar. Malaysia dan China hanya deklarasi, masing-masing Rp 115,08 miliar dan Rp 121,06 miliar.

"Dana tebusan hingga kemarin mencapai Rp 1,18 triliun dengan jumlah Surat Pernyataan Harta (SPH) sebanyak 11.203," ucap Sri Mulyani.