Masuk Ekspresi Budaya Tradisional, Ini Fakta Tradisi Mandi Besimbur Khas Bangka Belitung
Mandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.
budaya indonesiaMandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Masuk Ekspresi Budaya Tradisional, Ini Fakta Tradisi Mandi Besimbur Khas Bangka Belitung
Mandi Besimbur merupakan salah satu tradisi yang kini telah termasuk dalam pencatatan inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Ekspresi Budaya Tradisinoal (EBT).
Dengan masuknya Mandi Besimbur dalam KIK, tradisi yang satu ini bisa lestari dan terlindungi secara hukum. Mandi Besimbur merupakan upacara dalam dengan klasifikasi terbuka, sakral, dan dipegang teguh oleh masyarakat setempat.
Penasaran apa itu Mandi Besimbur? Simak rangkumannya yang dihimpun dari kikomunal-indonesia.dgip.go.id berikut ini.
Apa Itu Mandi Besimbur
Mandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Ritual ini semakin sering dilakukan oleh masyarakat Kepulauan Pongok sejak tahun 1940-an.
- Kain Tradisional dari Penjuru Nusantara
- Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
- Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
- Tradisi Unik Ibu Hamil Dari Berbagai Negara, Mempertahankan Kebudayaan Leluhur
- VIDEO: Menhan Prabowo dari UEA & Qatar Langsung Datangi Sumbar Bantu Korban Bencana
- VIDEO: Keras! Jokowi Beri Perintah Presiden PBB Untuk Palestina, Blak-blakan Soal Israel
Mandi Besimbur juga sebagai mandi massal dengan tujuan mempererat tali persaudaraan antara kedua belah pihak mempelai dengan masyarakat yang turut ikut mandi bersama-sama dan saling mengguyur dengan air.
Perpaduan Antar Suku Budaya
Adat perkawinan dalam Mandi Besimbur ternyata tidak murni lahir dari nenek moyang masyarakat Bangka Belitung, melainkan mengandung perpaduan 5 suku yang ada di Pulau Pongok yakni Betawi, Bone, Kalimantan, Padang, dan Palembang.
Tak berbeda dengan adat istiadat perkawinan orang Melayu Kuno, adat pernikahan ini dilaksanakan selama 14 hari, mulai dari 7 hari sebelum akad nikah dan 7 hari sesudah akad nikah.
Pelaksanaan Mandi Besimbur
Tahap-tahap pelaksanaan Mandi Besimbur cukup mirip dengan tradisi "Siraman" dalam adat pernikahan di Jawa. Hanya saja, Mandi Besimbur tak hanya melibatkan dua mempelai pengantin, namun masyarakat sekitar juga bisa ikut dalam siraman tersebut.
Dalam pelaksanaannya, kedua mempelai biasa didampingi oleh dukun kampung. Seluruh peralatan mandi sudah dipersiapkan oleh Mak Inang. Siraman dimulai dari dukun kampung dan diteruskan oleh Mak Inang dengan memakai tepung tawar yang diusap pakai daun, bernama Kerenusi.Saat giliran orang tua dan kerabat dekat, Mak Inang juga menyiramkan air kepada orang yang sedang memandikan kedua mempelai. Di saat bersamaan, masyarakat yang hadir juga melaksanakan hal serupa sampai saling kejar-kejaran.