Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Suhu Perpolitikan Memanas, Elite Politik Diminta Beri Pernyataan Menyejukkan

Suhu Perpolitikan Memanas, Elite Politik Diminta Beri Pernyataan Menyejukkan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kondisi politik Indonesia yang memanas setelah Pemilu 2019 mendapatkan tanggapan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Menurut Haedar, partai politik harus bertanggung jawab atas kondisi tersebut.

Haedar menyebut kondisi memanasnya politik Indonesia harus segera diredam. Haedar menilai untuk meredam hal itu diperlukan kesadaran dari para elite politik.

Elite politik, lanjut Haedar, saat ini justru kerap memanasi suasana lewat pernyataan-pernyataannya. Haedar pun meminta agar para elite politik bisa meredam diri dalam mengomentari sesuatu.

"Yang di Senayan ini, partai-partai politik juga untuk ikut bertanggungjawab. Kalau masyarakat itu pada umumnya sudah diam. Masyarakat itu sudah tenang. Tapi elite ini masih ada geliat di dalam hasrat-hasrat politiknya," ujar Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis (30/5).

Haedar mengajak kepada semua elemen bangsa untuk sama-sama menahan diri dalam merespons kondisi politik saat ini. Haedar menambahkan jika dirinya meminta agar tak perlu lagi ada mobilisasi massa untuk menyikapi kondisi politik Indonesia belakangan ini.

"(Muhammadiyah) secara kolektif bersama yang lain untuk mencegah mobilisasi massa yang punya peluang akhirnya pada kerusuhan lagi, dan berbagai macam kejadian yang kalau sudah jatuh korban itu kan semuanya menjadi harus bertanggungjawab," pungkas Haedar.

Usul Silaturahmi Elite Politik

Muhammadiyah mengusulkan agar para elite politik menggelar silaturahmi politik untuk meredam kondisi Indonesia yang memanas usai Pemilu 2019. Usulan ini disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir sebagai respon atas kondisi saat ini.

Haedar menilai silaturahmi para elite politik ini perlu segera dilakukan. Harapannya tali persaudaraan yang sempat renggang karena perbedaan pilihan politik bisa kembali dirajut.

"Saat ini persaudaraan antar sesama anak bangsa kita terputus karena pilihan politik berbeda dan mengakibatkan rasa permusuhan berkepanjangan karena dimasukkan ke rasa dan hati," ujar Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (30/5).

Haedar menjelaskan kunci dalam silaturahmi politik adalah para elite politik. Haedar menilai elite politik justru menjadi pusat kegaduhan sedangkan masyarakat dinilai sudah dalam kondisi tenang.

"Dalam silaturahmi ini, kuncinya ada di elit politik bukan di masyarakat. Sebab masyarakat sudah diam dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan nyaman. Elit politik inilah yang harus terus diingatkan bahwa geliat politik untuk meraih kekuasaan itu ada batasnya," ucap Haedar.

Haedar pun mengkritik politik di Indonesia yang melibatkan agama. Kondisi masyarakat yang masih komunal dan parokial dalam berpolitik membuat lahirnya ikatan golongan yang tinggi

"Di saat inilah muncul pemahaman di satu golongan bahwa dirinyalah yang paling benar. Sedangkan golongan lain salah. Mereka tidak mau melihat kebenaran yang disuarakan golongan lain," urai Haedar.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sambut Ramadan, Tokoh Agama Ajak Elite Politik Perbaiki Hubungan Usai Pemilu 2024

Sambut Ramadan, Tokoh Agama Ajak Elite Politik Perbaiki Hubungan Usai Pemilu 2024

Setelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik pada Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
'Jangan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'

'Jangan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'

Para elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan

Baca Selengkapnya
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.

Baca Selengkapnya
Masa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah

Masa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah

Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru

Baca Selengkapnya
Para Elite Politik yang Bersengketa di MK Diminta Legowo Apapun Putusannya

Para Elite Politik yang Bersengketa di MK Diminta Legowo Apapun Putusannya

Hal itu penting untuk menjaga situasi tetap aman dan damai

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah: Jangan Seret Masyarakat ke Arus Politik Konfrontatif

Muhammadiyah: Jangan Seret Masyarakat ke Arus Politik Konfrontatif

Masyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket

Baca Selengkapnya
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Baca Selengkapnya
Sidang di MK, Sederet Tudingan Kubu Anies-Cak Imin kepada Jokowi di Pilpres untuk Langgengkan Kekuasaan

Sidang di MK, Sederet Tudingan Kubu Anies-Cak Imin kepada Jokowi di Pilpres untuk Langgengkan Kekuasaan

Selain itu, terjadi manipulasi pilihan pemilih yang bertujuan untuk mengarahkan untuk mengubah pilihan.

Baca Selengkapnya