Makin kuat sinyal Ahok merapat ke parpol dan tinggalkan Teman Ahok
Merdeka.com - Maret 2016, calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok menggelar pertemuan dengan barisan relawannya. Ahok menceritakan, dalam pertemuan itu dia menantang Teman Ahok (relawan Ahok). Jika sanggup mengumpulkan 1 juta KTP dukungan, Ahok berjanji tetap memilih maju Pilgub DKI dari jalur independen. Dia sadar risikonya besar, bisa jadi target tidak tercapai sementara partai politik sudah meninggalkannya. Di akhir pertemuan Ahok meyakini akan maju independen dengan Heru Budi Hartono bermodal semangat Teman Ahok mengumpulkan dukungan KTP.
Seiring berjalannya waktu, satu per satu partai politik menggoda keyakinan Ahok. Partai Nasional Demokrat (NasDem) menyatakan dukungannya pada Ahok meskipun maju melalui jalur independen. Menyusul Partai Hanura juga menyampaikan hal sama. Terakhir, Partai Golkar juga secara tegas menyatakan dukungan untuk mantan Bupati Belitung Timur ini. Di saat bersamaan, Teman Ahok berhasil mengumpulkan lebih dari 1 juta KTP dukungan.
Kabar datang dari gedung DPR, revisi UU Pilkada ditetapkan. Isinya dianggap ingin menjegal calon perseorangan. Sebab, dukungan bagi calon perseorangan harus dilakukan dengan verifikasi faktual ke pemberi dukungan. Artinya, 1 juta dukungan KTP untuk Ahok harus dicek kebenarannya ke pemilik KTP masing-masing. Tentu ini akan menyulitkan jalan Ahok jika nekat maju dari jalur independen.
Kondisi ini membuat suhu politik ibu kota memanas. Ahok mulai sering membicarakan tak tertutupnya pintu untuk maju pilgub dengan kendaraan partai politik. Namun Ahok harus memastikan terlebih dulu bahwa dukungan tiga parpol itu benar-benar diwujudkan dalam komitmen politik yang sah.
Teman Ahok juga tak mempermasalahkan bila Ahok maju melalui jalur partai politik. Asalkan ada perjanjian hitam di atas putih bahwa Ahok maju melalui jalur parpol dalam keadaan terjamin.
"Buat Teman Ahok selama parpol tidak berikan statement yang jelas mereka mau dukung selama tidak ada hitam di atas putih kita akan tetap fighting pada jalur independen," ujar Pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas di Pejaten, Minggu (19/6) malam.
Tiga partai politik pendukung Ahok akhirnya secara resmi memberikan 'tiket' untuk Ahok. Dia sendiri yang mengambil surat dukungan politik dari Partai NasDem, Partai Hanura dan Partai Golkar. Ahok melakukan safari politik dengan bertemu langsung dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya paloh, Ketua Umum Hanura Wiranto dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Ahok juga rajin menghadiri agenda yang diselenggarakan tiga parpol itu.
Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto akan menghormati dan tak mempermasalahkan apapun keputusan akhir Ahok dalam Pilgub DKI. Apakah tetap berada di jalur independen atau kembali ke 'pelukan' parpol. Yang terpenting Ahok tetap maju dalam pilkada tahun depan. Hal ini pun sudah dibicarakan dengan Teman Ahok.
"Jadi kita kan sudah bicara dengan Teman Ahok yang dukung secara Independen, kita sudah sepakat bahwa cara kita mendukung tak kita permasalahkan apakah independen apa parpol," ungkap Wiranto beberapa waktu lalu.
Merdeka.com mencatat sinyal dari Ahok yang mulai berpikir kembali ke 'pelukan' parpol. Berikut paparannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ahok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca Selengkapnya