Tipe PSK Indonesia ini disukai pria asing, laris dipesan via online

Merdeka.com - Jaringan prostitusi online di Indonesia dapat dengan mudah ditemukan melalui jejaring media sosial. Diam-diam, banyak pelanggannya ternyata merupakan pria warga negara asing. Mereka mengincar wanita Indonesia dengan tipe khusus. Seperti apa?

Data ini terungkap berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh seorang Sex Therapys yang tinggal di Kuta, Bali, Bara Susanto. Dia melakukan riset dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Menurut Bara, para pria asing khususnya bule mencari tipe wanita Indonesia yang 'eksotis'. Mereka berani membayar mahal untuk tipe wanita berkulit coklat cenderung gelap dan bertubuh kurus.

"Para pria asing atau beberapa bule itu tidak butuh PSK yang cantiknya seperti yang diinginkan pria lokal. Mereka lebih suka wanita yang berkulit hitam/coklat, berbadan kurus kecil dan tidak berdandan (natural)," ujar Bara dalam perbincangan dengan merdeka.com, Rabu (20/5) malam.

Bara menjelaskan Indonesia telah menjadi magnet wisata seks yang luar biasa bagi pria WNA yang datang ke Indonesia. Sebagian besar mereka yang butuh teman tidur itu datang dalam rangka berlibur, namun ada juga karena tugas kantor atau negara, hingga bisnis.

Dari data risetnya, para pria WNA menyebut para pekerja seks komersil (PSK) Indonesia sangat cantik, seksi dan memiliki organ vital yang lebih baik dan pelayannya memuaskan.

Kemudian harganya yang lebih murah atau bahkan sangat murah untuk kantong mereka. "Tamu asing yang berasal dari Eropa, Australia, Amerika biasanya nyari PSK yang kulit hitam, badan kurus kecil, bisa dikatakan bagi kita tidak cantik. Namun mereka berani bayar mahal atas PSK tersebut dengan kisaran harga Rp 3 juta sampai Rp 10 juta," jelasnya.

Sementara untuk tipe wanita yang berparas cantik dan putih seperti model, mereka lebih disukai oleh para pria hidung belang asal negara Jepang, Korea, Taiwan dan India.

"Namun harga wanita tipe ini tidak sebanding dari harga wanita yang kulit hitam, badan kurus kecil, dan tidak berdandan tadi. Mereka hanya dibayar Rp 800 ribu-Rp 1 juta," tutupnya.