Tekan Angka Kematian, Satgas Tingkatkan Pengetahuan Nakes Tangani Pasien Covid-19
Merdeka.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional mengungkapkan, angka kematian Covid-19 di Indonesia menempati urutan tertinggi di Asia Tenggara dalam WHO Covid-19 Dashboard. Seperti yang diketahui, per 3 Juni 2021, sebanyak 51.095 nyawa melayang karena terinfeksi virus Corona.
Untuk itu, Satgas Covid-19 akan mengoptimalisasi pelayanan kesehatan, baik itu dari segi fasilitas maupun sumber daya manusianya. Optimalisasi itu dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan mengenai penanganan terhadap pasien Covid-19, baik itu pasien tidak bergejala, gejala ringan, hingga pasien kritis.
“Kita dari BNPB, bersama Kemenkes, dan profesi lainnya melakukan peningkatan pengetahuan atau ilmu (terkait) tata laksana Covid-19 ini, mulai dari yang sedang sampai yang kritis,” ujar Ketua Subbidang Optimalisasi Fasilitas Kesehatan, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dr. Fathiyah Isbaniyah dalam diskusi virtual BNPB, Jumat (4/6).
Rencananya, upaya peningkatan ilmu pengetahuan tersebut akan dilakukan bukan hanya bagi dokter spesialis, namun juga akan dilakukan bagi dokter umum, dan tenaga kesehatan lainnya.
Selain itu, pihaknya juga akan meminta seluruh unit kesehatan untuk meningkatkan pemantauan para pasien, khususnya pasien yang bergejala. Dia meminta unit kesehatan setingkat puskesmas untuk memastikan bahwa pasien yang tidak bergejala maupun pasien suspek betul-betul melakukan isolasi mandiri sesuai aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu, pengawasan itu juga dilakukan agar bisa mengetahui perkembangan pasien. Pasalnya, kata dia, tidak jarang ditemukan pasien yang awalnya tidak bergejala, namun setelah beberapa hari isolasi mandiri, gejala-gejala Covid-19 tersebut muncul. Fathiyah mengatakan, jika pasien itu tidak mendapatkan penanganan dengan tepat dan cepat, maka akan berakibat fatal berujung kematian.
"Kita juga koordinasi dengan puskesmas agar terus memantau pasien-pasien yang isolasi Mandiri. Apabila dia dengan gejala, kalau gejalanya sedang, dia harus segera lapor ke rumah sakit untuk mendapatkan tatalaksana secepatnya,” katanya.
“Kalau pasien dibiarkan dan baru ke rumah sakit dalam keadaan berat, maka akan lebih buruk (kondisinya) dibandingkan jika pasien tersebut cepat mendapatkan tatalaksana,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Subbidang Optimalisasi Fasilitas Kesehatan, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dr. Lusi Syamsi membeberkan hasil audit kematian pasien Covid-19 di Jakarta dan Jawa Timur. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata pasien tersebut saturasi oksigennya rendah, di bawah 93 persen. Saturasi oksigen ini merupakan salah satu unsur untuk mengukur tingkat keparahan atau gejala suatu pasien.
"Yang saturasi oksigennya di bawah 93 persen, di RS rujukan Jakarta ada 51 persen, RS non rujukan 42 persen. Di RS rujukan Jatim 49 persen, di RS non rujukan 73 persen, tinggi ya," kata Lusi dalam diskusi tersebut
Meskipun saturasi oksigennya termasuk rendah, namun, kata Lusi, tingkat kesadaran para pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat RS-RS tersebut masih terbilang tinggi.
"Dari segi kesadaran atau composmentisnya, di Rs rujukan Jakarta itu 70 persen, non rujukan 96 persen. Sedangkan di RS rujukan Jatim 83 persen, dan di non rujukan 89 persen. Jadi mereka datang ke IGD dan masih sadar untuk menerangkan gejalanya ke dokter," kata Lusi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan
Hingga dalam jangka waktu panjang, semakin sulit bagi masyarakat terdampak untuk pulih dan kembali berdaya secara finansial.
Baca SelengkapnyaSiklon Tropis Anggrek Terdeteksi di Wilayah Indonesia, Ini Dampaknya
Berdasarkan data 16 Januari 2024, Sistem Siklon Tropis Anggrek berada di posisi 9.4° LS, 93.3° BT dengan kecepatan angin maksimum 40 knot.
Baca Selengkapnya