Polisi Bidik Pelaku Pelemparan & Pembakaran di Depan Gedung KPK
Merdeka.com - Unjuk rasa berujung ricuh di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (13/9). Kericuhan bermula saat pengunjuk rasa memaksa masuk ke dalam gedung untuk mencopot kain hitam yang menutupi logo KPK.
Pada Minggu kemarin, logo KPK ditutup sebagai tanda perkabungan atas revisi UU KPK. Revisi ini dinilai dapat melemahkan fungsi KPK dalam melaksanakan tugasnya. Pengunjuk rasa merupakan massa pendukung revisi UU KPK.
Dalam unjuk rasa tersebut, massa melempar batu dan botol air mineral. Selain itu mereka juga membakar karangan bunga dukungan masyarakat untuk KPK. Terkait kericuhan ini, polisi akan melakukan identifikasi pelaku pelemparan batu.
"Nanti akan kita lihat tadi ada dokumentasi baik foto maupun video. Pelaku-pelakunya nanti akan kita identifikasi kemudian bukti-bukti yang lainnya akan kita kumpulkan, kalau memang ada barang yang dirusak atau ada yang dibakar nanti akan kita kumpulkan bukti-buktinya," jelas Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Bustoni Purnomo di Gedung KPK.
Barang yang dikumpulkan berupa batu yang digunakan saat melempar dan barang lainnya. Sejauh ini tak ada pengunjuk rasa yang diamankan. Bustoni berjanji akan memeriksa saksi terkait kericuhan ini.
"Untuk sementara belum ada yang kita amankan tapi akan kita dalami saksi-saksi akan kita periksa kemudian barang bukti yang lainnya akan kita kumpulkan," ujarnya.
Bustoni mengatakan, kericuhan pecah karena ada kesalahpahaman antara pengunjuk rasa dan pegawai KPK terkait hasil keputusan dari pansel capim KPK. Pengunjuk rasa berasal dari tiga aliansi berjumlah sekitar 300 orang. Pengunjuk rasa ini mendukung keputusan terpilihnya lima pemimpin KPK yang baru.
Polisi juga berjanji akan mendalami kekerasan yang dialami jurnalis termasuk perusakan perangkat peliputan. "Nanti akan kita dalami. Kalau memang ada dari rekan-rekan wartawan yang mengalami kekerasan nanti akan kita dalami. Saksi-saksi kita periksa, silakan rekan wartawan yang terkena kekerasan membuat laporan, dibuat visum dan dilaporkan ke kita, nanti kita tindak lanjuti dengan proses penyidikan," ujarnya.
Terkait latar belakang aliansi asal para pengunjuk rasa, Bustoni mengatakan akan mendalami latar belakangnya. Dia juga mengklaim telah ada pemberitahuan unjuk rasa ini.
"Pemberitahuan sudah ada. Jumlahnya sudah kita ketahui. Memang awalnya mereka melakukan aksi secara damai tapi ternyata di luar perkiraan mereka melakukan upaya kekerasan," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaSebanyak 17 orang mengalami luka-luka. Kasus ini masih diselidiki kepolisian.
Baca SelengkapnyaKejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mencoba mencari pelaku lain dalam kasus pembakaran ini.
Baca SelengkapnyaPemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca SelengkapnyaSetelah menahan ketakutan bertahun-tahun, korban akhirnya memberanikan diri melapor ke polisi.
Baca SelengkapnyaBripda RD sedang melaksanakan patroli rutin pemantauan area kebun sawit bersama asisten kebun dan satpam.
Baca Selengkapnya