Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peluncuran buku soal Desa Batuagung ditentang warga Jembrana

Peluncuran buku soal Desa Batuagung ditentang warga Jembrana Ilustrasi buku. ©2012 Shutterstock/Tischenko Irina

Merdeka.com - Peluncuran buku bertajuk 'Batuagung Bangkit dari Kenangan Tragedi G30S PKI' ditentang oleh warga Jembrana, Bali. Alasannya, buku karya anggota DPD RI, Arya Weda Karna, dianggap mengesankan Desa Batuagung sebagai basis Partai Komunis Indonesia.

Rencana peluncuran buku itu diketahui dari surat undangan dikirimkan dari panitia di Universitas Mahendradata, kepada ke sejumlah tokoh masyarakat Jembrana pada 11 April lalu. Peluncuran rencananya digelar pada Selasa (18/4), pukul 10.00 WITA di Aula Kantor Bupati Jembrana.

Penolakan warga disampaikan melalui surat kepada Bupati Jembrana, ditembuskan kepada Camat Jembrana, dan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Jembrana.

Dalam surat diteken oleh Ketua BPD Desa Batuagung, Ida Komang Anom, Bendesa Pakraman Batuagung, Ida Bagus Matra dan Perbekel Batuagung, Ida Bagus Komang Widiarta.

Ida Bagus Komang Widiarta saat dikonfirmasi membenarkan pihak desa mengirimkan surat penolakan itu.

"Kita juga telah lakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan Tim Peluncuran Buku tersebut, untuk menjelaskan duduk persoalannya hingga dilayangkannya surat penolakan itu," kata Widiarta, Rabu (19/4).

Menurut Widiarta, persoalan utamanya adalah judul buku itu. Sehingga dari penilaian tokoh-tokoh desa setempat mempertanyakan, sebab terkesan Desa Batuagung merupakan basis PKI. Hanya saja, Widiarta mengakui isi buku tidak ada menyatakan hal itu.

"Hanya judulnya saja. Justru sebenarnya desa kami menerima dampaknya dari tragedi itu," ujar Widiarta.

Widiarta menyatakan, selama ini tidak ada pemberitahuan apapun terkait penulisan buku itu. Dia menyatakan penulisan buku itu juga belum lengkap.

Menurut Widiarta, jika isi buku adalah hasil penelitian, maka seharusnya sebelum harus ada rekomendasi dan izin dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Peneliti juga harus menyerahkan proposal penelitiannya ke desa. Namun persoalan itu dikatakannya telah diklarifikasi. Ia mengatakan tidak ada pembatalan terkait peluncuran buku itu, hanya penundaan. Ia berharap penerbit bisa merevisi judul, dan sebelum diluncurkan seharusnya dilakukan bedah buku.

Terkait permasalahan itu, Ketua Tim Penyusun Buku, Ni Wayan Ari Setiawati, menjelaskan tujuan penulisan buku ini buat mendokumentasikan dan memaparkan tentang keberadaan salah satu desa pernah mengalami kekerasan massal.

Selain itu, di dalamnya juga mendokumentasikan jejak budaya lokal Hindu Bali tetap bertahan sampai saat ini. Seperti tatanan adat dan budaya masih dijalankan, dan mampu berjalan seiring serta sejalan perubahan di era modern ini.

"Jika demikian, tentu akan merevisi judul buku ini sebelum diluncurkan," demikian Setiawati.

(mdk/ary)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya

Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya

Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya

Baca Selengkapnya
Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.

Baca Selengkapnya
Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya

Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya

Tindak pidana pemilu menjadi ancaman serius yang dapat merusak integritas dan legitimasi demokrasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya
Rumah Ketua KPPS di Pamekasan Dilempar Bahan Peledak oleh Orang Tak Dikenal, Ini Kronologinya

Rumah Ketua KPPS di Pamekasan Dilempar Bahan Peledak oleh Orang Tak Dikenal, Ini Kronologinya

Rumah Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 06 Husairi di Pamekasan dilempar bahan peledak.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
11 Prinsip Pemilu beserta Tujuan, Fungsi, dan Asasnya

11 Prinsip Pemilu beserta Tujuan, Fungsi, dan Asasnya

Prinsip-prinsip dalam pemilu adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pemilu agar pemilu berjalan dengan demokratis dan transparan.

Baca Selengkapnya
Jateng Kandang Banteng, AHY Sebut Perlu Kerja Keras untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Jateng Kandang Banteng, AHY Sebut Perlu Kerja Keras untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Jateng identik dengan sebutan kandang banteng alias basis pendukung PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Jajaki Jalan Setapak Persawahan di Desa Gunung Bunder, Menteri ATR Serahkan Sertifikat PTSL

Jajaki Jalan Setapak Persawahan di Desa Gunung Bunder, Menteri ATR Serahkan Sertifikat PTSL

Hadi menyerahkan 500 sertifikat kepada masyarakat secara langsung di lahan sawah yang dimiliki masing-masing penerima.

Baca Selengkapnya