Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah pilu satu keluarga di desa lereng Gunung Agung mengalami buta

Kisah pilu satu keluarga di desa lereng Gunung Agung mengalami buta keluarga buta di bali. ©2016 merdeka.com/gede nadi jaya

Merdeka.com - ‎Miris melihat kehidupan suami istri I Ketut Subrata (26) dan Ni Wayan Astini (25). Tidak hanya mereka berdua yang alami kebutaan, bahkan bayi yang baru dilahirkan dan kini berumur 10 hari juga mengalami kebutaan.

Keluarga ini sangat dikenal di lingkungan tempatnya tinggal, sebuah desa penuh debu di lereng Gunung Agung bagian timur. Tepatnya di Dusun Tunas Sari, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem Bali.

Di rumah semi permanen ini, mereka tidaklah hidup bertiga. ‎Masih ada tiga saudara Subrata masing-masing I Nyoman Sukarya (29) yang merupakan kakak kandungnya, serta dua saudara tirinya, Ni Ketut Murniati (31) dan Ni Made Merta (27) yang bernasib sama, alami kebutaan sejak lahir.

"Kami berempat sudah buta sejak lahir termasuk istri saya juga buta, namun istri saya mengalami buta sejak sekolah SMA," aku Subrata, Rabu (27/7).

Dia menceritakan awal pertemuan dengan sang istri yang telah memberikannya seorang bayi mungil. Semua bermula saat dirinya menjadi penghuni panti sosial Bina Netra Natwa Mahatnia di Kabupaten Tabanan beberapa tahun silam.

Di tempat itu, selain mendapat pelajaran cara memijat yang kini menjadi sumber penghasilan, Subrata muda berkenalan dengan Ni Wayan Astini hingga akhirnya tahun 2014 lalu keduanya memutuskan menikah.

"Saya lahir di Pulau Sumbawa ikut orang tua yang merantau ke sana, setelah besar baru ke Bali dan menetap di panti sosial selama beberapa waktu. Di panti itulah ketemu dengan istri," ujarnya.

Keputusannya untuk menikah dengan harapan memiliki anak normal agar ada yang bisa menuntun kehidupan mereka pun belum bisa terwujud. Keduanya kini hanya bisa pasrah.

Kondisi kehidupan keluarga Subrata terbilang sangat jauh dari layak, beruntung dirinya mendapatkan bantuan bedah rumah dari paguyuban galian C dan dari ADD desa, sehingga bisa berdiri rumah mungil untuk tempat berteduh.

"Rumah ini bantuan dari desa dan paguyuban, sebelumnya hanya sebuah gubuk saja," ujar Subrata lagi.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia dan istrinya menjalankan profesi sebagai tukang pijat. Sebagai tambahan, dia memanfaatkan pelatihan menggunakan telepon genggam dengan panduan suara yang didapat di panti sosial untuk berjualan pulsa HP dan pulsa listrik.

Namun dari kedua pekerjaan yang digelutinya itu, Subrata mengaku mengalami keterbatasan fasilitas pijat seperti ruangan tempat pijat, tempat tidur khusus pijat dan kelengkapannya, minyak oles pijat, serta kekurangan modal berjualan.

"Saya bercita-cita ingin buka tempat pijat khusus, bukan sekadar sambilan seperti saat ini. Tapi saya tekendala permodalan untuk membuat tempat dan kelengkapannya, termasuk modal untuk jualan pulsa juga sangat minim. Kalau bisa saya dibantu kredit lunak dari perbankan untuk modal untuk membangun usaha," cetus Subrata.

Dia pun berkeluh kesah tentang terhambatnya pengurusan akta perkawinan, karena belum memenuhi aturan yakni datang langsung ke Didukcapil. Aturan itu diharapkan dapat dipermudah, mengingat identitas kependudukan yang sangat penting untuk segala urusan termasuk untuk menerima bantuan-bantuan fasilitas dari pemerintah.

Keprihatinan ini yang membuat istri Gubernur Bali Ayu Pastika mengunjungi langsung keluarga ini, Rabu (27/7). Pastika memberikan santunan berupa paket sembako dan modal usaha sekaligus dua set tempat tidur khusus memijat beserta kelengkapannya.

"Kebetulan mereka kan sudah punya keahlian memijat yang sudah didapat di panti sosial, kami tinggal membantu fasilitas untuk mendukung keahliannya, sehingga keahlian itu pun bisa menjadi lapangan pekerjaan yang memberikan penghidupan bagi mereka sekeluarga," ujar Ayu Pastika.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan

Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras

Baca Selengkapnya
Kondisi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang di Bitung, Ada yang Sakit Keras dan Pendarahan
Kondisi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang di Bitung, Ada yang Sakit Keras dan Pendarahan

327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f

Baca Selengkapnya
Keluarga di Temanggung Ini Nekat Tinggal Sendiri di Kampung Mati, Dikelilingi Rumah-Rumah Kosong Terbengkalai
Keluarga di Temanggung Ini Nekat Tinggal Sendiri di Kampung Mati, Dikelilingi Rumah-Rumah Kosong Terbengkalai

Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ibu dan Dua Anaknya Meninggal dalam Posisi Berpelukan akibat Kebakaran Rumah di Aceh Tamiang
Ibu dan Dua Anaknya Meninggal dalam Posisi Berpelukan akibat Kebakaran Rumah di Aceh Tamiang

Seorang ibu rumah tangga bernama Dewi (37) dan dua anaknya meninggal dunia saat rumah yang mereka tempati di Gampong Sungai Kuruk III, Seruway, Aceh Tamiang.

Baca Selengkapnya
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Ibu dan Anak di Jakarta Selatan Ditemukan Meninggal Dalam Rumah, Kondisi Mengenaskan
Ibu dan Anak di Jakarta Selatan Ditemukan Meninggal Dalam Rumah, Kondisi Mengenaskan

Penemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Satu Keluarga Tertimpa Tembok Runtuh di Jaksel Saat Lagi Tidur, Empat Orang Terluka
Satu Keluarga Tertimpa Tembok Runtuh di Jaksel Saat Lagi Tidur, Empat Orang Terluka

Tiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan
Tiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan

Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.

Baca Selengkapnya