Hindari Kesenjangan, Masyarakat Diminta Tingkatkan Gotong Royong di Tengah Corona
Merdeka.com - Pandemi virus Corona atau Covid-19 telah menimbulkan persoalan di berbagai sektor. Masyarakat harus disiplin menaati peraturan agar wabah cepat berlalu. Tak lupa budaya saling membantu sesama juga terus ditingkatkan.
"Marilah kita sesama warga saling tolong-menolong, saling membantu. Kita lihat di luar banyak kelompok masyarakat yang mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan. Sangat luar biasa solidaritas ini," ujar Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Adnan Anwar dalam keterangannya, Kamis (21/5).
Adnan menyampaikan, bahwa ini semua adalah bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang terlatih menghadapi bencana dan tidak cengeng karena adanya semangat gotong royong. Hal ini dikarenakan sudah menjadi ciri khas bangsa.
"Solidaritas sesama warga negara itu masih ada dan masih cukup kuat. Sehingga kita masih optimis bahwa bangsa kita masih punya social capital yang kuat, terutama untuk menolong sesama tanpa memandang suku, agama, ras dan adatnya," katanya.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar NU ini menuturkan perlunya konsistensi kebijakan terkait penanggulangan wabah Corona dan dampaknya dari pemerintah baik dari pusat maupun daerah. Karena hal itulah yang akan diikuti oleh masyarakat.
"Kalau hal tersebut konsisten dijalankan dari pusat sampai ke daerah-daerah yang mana bisa satu bahasa, satu kata dan satu komando dalam kebijakan, mungkin ini akan memiliki efek yang kuat untuk mendorong masyarakat tetap tinggal di rumah," tuturnya.
Adnan menjelaskan bahwa adanya puasa Ramadhan ini sebenarnya juga menjadi salah satu penolong untuk memutus rantai penyebaran Covid. Alumni Hubungan Internasional dari Universitas Airlangga ini juga menyerukan perlunya kesadaran bersama seperti persamaan sebagai sesama korban dari pandemi ini baik korban yang lemah dan korban yang masih kuat secara ekonomi.
"Nah yang kuat ini membantu yang lemah, di mana ada rezeki yang bisa dibagi supaya jangan sampai krisis Covid-19 ini dari awalnya adalah krisis kesehatan menjadi krisis ekonomi. Terutama kesenjangan yang sangat berbahaya karena bisa memicu krisis sosial, jadi jangan sampai kesenjangan itu terjadi," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca Selengkapnya