Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gejolak dan kekerasan di Papua ini terjadi jelang pilpres

Gejolak dan kekerasan di Papua ini terjadi jelang pilpres opm. ©REUTERS/Muhammad Yamin

Merdeka.com - Hari ini seluruh rakyat Indonesia yang memiliki hak pilih menggelar hajatan pesta demokrasi memilih calon presiden (pilpres) untuk periode lima tahun ke depan. Dua pasangan calon, nomor urut satu Prabowo-Hatta dan nomor urut dua Jokowi-JK, bertarung memperebutkan kursi presiden untuk lima tahun ke depan.

Rangkaian peristiwa sebelum pencoblosan yang sesuai jadwal digelar hari ini, Rabu, 9 Juli 2014, berlangsung riuh. Kampanye pilpres ramai diikuti para pendukung kedua calon, tapi tak jarang kampanye hitam dan aksi kekerasan--baik yang berkaitan maupun tidak dengan kampanye--turut mewarnai Pilpres 2014 ini. Salah satunya di Papua.

Di provinsi pulau paling ujung di Indonesia, itu sepanjang bulan-bulan terakhir sebelum pencoblosan kembali bergejolak. Aksi saling tembak hingga demonstrasi menuntut kemerdekaan kembali mengemuka ke permukaan. Gejolak itu nanti menjadi pekerjaan rumah presiden yang akan datang.

Berikut ini gejolak-gejolak Papua menjelang Pilpres 2014 kali ini yang dirangkum merdeka.com:

Rudi Orari ditembak mati polisi

Beberapa waktu lalu kepolisian merilis penembakan pimpinan kelompok bersenjata, Rudi Orari. Dia tewas tertembak pada Selasa. Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian membenarkan tewasnya pimpinan kelompok bersenjata yang senantiasa mengganggu masyarakat dan aparat keamanan itu.Tito menjelaskan, kelompok tersebut tega menganiaya tokoh agama dengan menyuruh yang bersangkutan memakan tanah. "Rudi Orari bukan panglima OPM, tetapi pimpinan kelompok kriminal bersenjata, karena selama ini melakukan tindakan kriminal," kata Irjen Pol Tito."Saat kontak senjata itu, Rudi Orari tewas tertembak dan berhasil disita kembali satu pucuk senjata jenis V5 bersama lima magazin," katanya.Kelompok Rudi Orari selama ini beroperasi di wilayah Kepulauan Yapen hingga Mamberamo dengan kekuatan sekitar lima hingga enam pucuk dengan jumlah anggota sekitar 30 orang. Senjata SS1 V5 itu sendiri milik anggota Polsek Anggasera yang dirampas saat menyerang polsek tersebut pada 2013 lalu.

Kekerasan menimpa warga Papua

Pada awal Juni 2014, sebanyak enam warga yang disinyalir terlibat kasus pembunuhan di Timika, dibawa ke Polda Papua, Jayapura, untuk diperiksa secara intensif.Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian, mengatakan keenam warga yang dibawa dari Timika ke Jayapura itu belum dipastikan apakah mereka pelaku pembunuhan atau tidak.Namun, perlu diperiksa intensif untuk kepentingan pengungkapan sejumlah kasus pembunuhan yang belakangan ini cukup marak di Timika."Saat ini kami menahan mereka sehubungan kasus senjata tajam. Dibawanya keenam tersangka itu semata-mata untuk memudahkan pemeriksaan," ujar Tito, seperti diberitakan Antara, Senin (16/6).

Baku tembak di perbatasan RI-PNG

Aksi saling tembak juga terjadi di perbatasan RI-Papua Nugini (Papua New Guinea/PNG). Kasus penembakan di perbatasan RI-PNG, tercatat sudah tiga kali yakni pada 5 April, 16 Mei dan 3 Juni 2014.Akibat kasus itu, kunjungan warga negara Papua Nugini (PNG) ke Jayapura, Provinsi Papua, mengalami penurunan sejak perbatasan kedua negara ditutup pascapenembakan yang dilakukan kelompok bersenjata.Kepala Kantor Imigrasi Jayapura, Gardu Tampubolon, kepada Antara, Jumat (20/6), mengakui sejak perbatasan antara wilayah RI-PNG ditutup, kunjungan warga negara tetangga itu menurun.

Demo kemerdekaan Papua di Yogya

Pada 1 Juli 2014, masih ada beberapa kelompok masyarakat Papua memperingati proklamasi kemerdekaan Papua Barat. Selain di Papua, proklamasi itu juga diperingati oleh mahasiswa asal Papua di Yogyakarta. Bahkan aksi itu sempat diwarnai ketegangan antara mahasiswa dengan kepolisian dan juga Ormas Paksi Katon di Jalan Kusuma Negara, Yogyakarta, Selasa (01/07). Massa aksi yang berangkat dari Asrama Papua, membawa bendera Bintang Kejora dan atribut lain dicegat petugas tak jauh dari asrama. "Kami hanya ingin melakukan aksi demonstrasi, ini diperbolehkan oleh negara demokrasi," kata salah seorang koordinator saat bernegosiasi dengan pihak Paksi Katon.

Teror penembakan guru SD

Kasus lain adalah teror penembakan di Kilometer Sembilan, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura pada Sabtu (14/6) malam sekitar pukul 21.00 WIT terhadap guru SD bernama T. Sinaga."Tadi siang sekitar jam tiga sore, kurang lebih 10 anggota polisi dari Polres Jayapura Kota datang ke rumah saya di Arso Pir, Kabupaten Keerom guna meminta keterangan terkait penembakan yang mengenai badan mobil saya," kata T. Sinaga, seperti dikutip dari Antara, Minggu (16/6).Peristiwa penembakan itu, menurut guru SD Arso Pir V, Kabupaten Keerom itu terjadi tepat pukul 21.00 WIT. Saat itu, dirinya bersama sang istri dan seorang anaknya dari Abepura hendak pulang ke Arso. Setiba di TKP, yakni di Kilometer Sembilan, dirinya dikagetkan dengan bunyi tembakan.

Prajurit Yonif 751 TNI AD tembak mati komandan OPM

Di bulan sama, anggota TNI dari Batalyon Infantri (Yonif) 751/Vira Jaya Sakti Kodam XVII/Trikora yang bertugas di Tingginambut Puncak Jaya, menembak mati Komandan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Timika Wonda di Papua, Sabtu (7/6).Kontak tembak tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 pagi. Saat kejadian, prajurit TNI sedang berpatroli di wilayah sekitar Tingginambut, Puncak Jaya."Dalam kontak tembak tersebut, prajurit TNI berhasil melumpuhkan salah satu komandan gerakan pengacau keamanan bernama Timika Wonda," kata Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

(mdk/mtf)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir

Jokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir

Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.

Baca Selengkapnya
Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ganjar Minta Jokowi Tegaskan Berpihak di 2024, Ini Pesan Penting PDIP

Ganjar Minta Jokowi Tegaskan Berpihak di 2024, Ini Pesan Penting PDIP

PDIP ingatkan pesan penting untuk Presiden Jokowi dalam memimpin selama Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Gerakan Petisi 100 Pemakzulan Presiden Jokowi Inkonstitusional, Ini Alasannya

Gerakan Petisi 100 Pemakzulan Presiden Jokowi Inkonstitusional, Ini Alasannya

Tidak cukup waktu untuk melakukan pemakzulan Jokowi sebelum Pilpres 2024 diselenggarakan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Diseret Dalam Sengketa Pilpres 2024, KPU: Presiden Bukan Peserta Pemilu

Jokowi Diseret Dalam Sengketa Pilpres 2024, KPU: Presiden Bukan Peserta Pemilu

Menurut KPU RI, hal itu tidak relevan sebab Jokowi bukan bagian dari peserta pemilu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Naikkan Gaji PNS dan Gencarkan Bansos Jelang Pilpres, Ini Tanggapan Ganjar

Jokowi Naikkan Gaji PNS dan Gencarkan Bansos Jelang Pilpres, Ini Tanggapan Ganjar

Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi langkah Presiden Jokowi menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) menjelang pencoblosan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya