Epidemiolog Ungkap Penyebab Vaksinasi Covid-19 Masih Jauh dari Target
Merdeka.com - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan. Hingga hari ini pukul 12.00 WIB, baru 23.905.335 dosis vaksin Covid-19 diberikan kepada masyarakat dari target 380 juta dosis vaksin.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan vaksinasi Covid-19 belum mencapai target. Pertama, stok vaksin Covid-19 di Indonesia terbatas.
"(Vaksinasi Covid-19) masih lamban karena stoknya terbatas," katanya kepada merdeka.com, Kamis (20/5).
Penyebab kedua, infrastruktur pendukung vaksinasi dan vaksinator Covid-19 masih minim. Pandu menyarankan, pemerintah segera mengubah sasaran prioritas vaksinasi Covid-19 untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas di Tanah Air.
Sasaran yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 adalah masyarakat lansia bukan kelompok usia produktif atau petugas layanan publik.
"Jangan usia produktif dulu atau pekerja, fokus pada lansia di Jawa, Bali dan ibu kota provinsi luar Jawa," jelasnya.
Selain sasaran, pemerintah juga perlu mengubah strategi vaksinasi Covid-19. Menurutnya, pemerintah sebaiknya mengerahkan perawat dan dokter untuk menjadi vaksinator Covid-19.
"Kerahkan perawat untuk vaksinator bukan hanya dokter," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut baru 23 juta dosis vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan ke masyarakat. Angka itu masih jauh dari target penyuntikan yakni 380 juta dosis vaksin Covid-19.
"Sampai saat ini kita telah menyuntikkan 23 juta dosis vaksin dari rencana yang ingin kita lakukan kurang lebih nanti 380 juta dosis vaksin. Ini memang masih jauh sekali," katanya di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/5).
Guna mempercepat pencapaian herd immunity, Jokowi mendorong vaksinasi gotong royong mulai dilaksanakan. Vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi gotong royong mulai tiba di Tanah Air sejak bulan lalu.
"Dari komitmen yang harusnya kita dapatkan kurang lebih 30 juta hari ini kita baru mendapatkan, sampai hari ini baru datang 420.000," ungkapnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca Selengkapnya