Demokrat minta lingkaran Istana Jokowi minta maaf ke SBY
Merdeka.com - Partai Demokrat minta orang di lingkaran Istana yang mengirim SMS atas kritikan Susilo Bambang Yudhoyono kepada pemerintah untuk meminta maaf. Karena tak etis, Presiden Joko Widodo harus menegur anak buahnya tersebut.
"Diingatkan, presiden (Jokowi) harus mengingatkan, harus minta maaf," ujar Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (9/2).
Nurhayati menambahkan, SBY menjadi presiden selama dua periode dan banyak pengalamannya. Wajar jika SBY mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi agar bangsa dan negara ini bisa lebih baik.
"Dan saya kira kalau pemerintah ingin seperti Pak SBY, Pak SBY kan 2 kali dipilih ya harus bersedia dikritik. Siapapun orang harus hati-hati menerima kritik, bukan menikmati kekuasaan," jelasnya.
Nurhayati menganggap pemerintahan Presiden Jokowi berlebihan bila tak mau dikritik. Justru dengan kritik tersebut, pemerintah bisa tahu mana kekurangannya yang nantinya untuk bahan evaluasi.
Bila ada orang lingkaran Istana yang mengirim SMS ke SBY langsung dan minta tak mengeluarkan kritik, dianggapnya sangat berlebihan dan tidak etis.
"Pak SBY harus dihargai karena beliau meluangkan waktu, emang Pak SBY enggak punya pekerjaan," tandasnya.
Sejak lengser dari pemerintahan, Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kerap menyampaikan pandangannya tentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah Presiden Jokowi. Melalui media sosial, SBY sering sampaikan sejumlah pandangan dan pengalamannya selama 10 tahun memimpin negeri.
Namun beberapa bulan belakangan ini, SBY sempat menghilang berkomentar tentang pemerintah. SBY mengungkap alasan menghilang sejenak mengkritik pemerintah. Menurut dia, ada elemen di lingkar Istana yang tak suka dengan kritik yang disampaikannya.
"Saya masih ingat kalau tidak salah dulu sekian bulan lalu, ketika saya sekali-sekali melepas Twitter, ada pihak yang tidak suka, ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman bahkan mengirim pesan kepada saya," kata SBY dalam wawancara itu dikutip merdeka.com, Selasa (9/2).
Menurut SBY, ini negara demokrasi siapa pun berhak bicara. Dia bahkan menyindir ada orang yang dulu vocal mengkritik pemerintah namun ketika sekarang berada di kekuasaan justru tak mau dikritik.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta
Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaPesan SBY untuk AHY: Kesempatan Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi
SBY meminta AHY untuk bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan pemimpin lintas sektor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaKini jadi Jenderal Bintang 4, Begini Detik-Detik Prabowo Subianto Dicopot dari Jabatannya Tahun 1998 'Tersenyum Legowo'
Momen Prabowo saat dicopot dari jabatannya di tubuh militer kembali jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaSBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo
SBY menginstruksikan keluarga besar Partai Demokrat untuk memilih Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaSuasana Kabinet Jokowi Usai Pilpres 2024, Prabowo Disalami Sri Mulyani & Ngobrol Bareng Sandiaga
Ini kali pertama Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna usai pemungutan suara Pilpres 2024 pada 14 Februari lalu
Baca SelengkapnyaAHY Singgung Keberhasilan Presiden Jokowi dan SBY Saat Bertemu Ribuan Relawan di Surabaya
Khofifah meminta warga Jatim untuk berhati-hati menjelang hari H coblosan.
Baca Selengkapnya