Merdeka.com - Pendiri Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) BJ Habibie memberikan pidato dalam pembukaan rapat paripurna terbuka AIPI di kediamannya di Patra Kuningan Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, Habibie sempat menceritakan saat pertama kali bertemu dengan Presiden ke-2 RI Soeharto.

Habibie menceritakan, saat itu dirinya sedang berada di Jerman. Tiba-tiba ditelepon oleh Kementerian Luar Negeri (dahulu bernama Departemen Luar Negeri), meminta kepada Habibie agar berjumpa dengan Soeharto yang hendak melawat ke Jerman.

"Dapat telepon dari Deplu pas saya di Jerman. Saya datang hari Jumat. Saya bilang 'ada apa, saya sibuk', itu permintaan, ya anda harus datang. Tidak mau tahu, Anda harus datang," cerita Habibie menirukan percakapannya kala itu, di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Minggu (24/5).

Karena diminta dan dipaksa untuk datang oleh pemerintah Indonesia, akhirnya Habibie menyempatkan diri datang dalam acara tersebut. Menurut dia, saat pertemua, Soeharto meminta kepada dirinya untuk melakukan study kelayakan tentang teknologi informasi melalui satelit.

"Keperluan untuk informasi waktu itu yang dinamakan (satelit) Palapa. Ini studi kelayakan. Saya memutuskan pada saat itu tak ada internet/google. Maka beliau (Soeharto) di dampingi Mensekneg Pak Darmono bilang, ini penting, ini studi kelayakan," kata Soeharto ditirukan Habibie.

"Baik pak. Saya mempelajari kapan dibutuhkan," jawab Habibie.

Habibie menjelaskan pertemuan itu terjadi pada Januari Tahun 1974. Setelah memutuskan untuk meninggalkan Jerman dan kembali ke Indonesia, Habibie langsung diterima oleh Soeharto.

"Itu pertama kali saya bertemu Pak soeharto sebagai presiden. Pertama kalinya saya ketemu Soeharto yaitu pada tanggal 28 Januari 1974. Saya kembali ke Indonesia setelah 3 hari di sini (Indonesia), saya diterima oleh Pak Soeharto," pungkasnya.