BPN Minta Pemerintah Selesaikan Kasus Kematian TKI Adelina Mandek di Malaysia
Merdeka.com - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mendorong pemerintah berperan aktif dalam penyelesaian kasus buruh migran di luar negeri. Dia meminta Kementerian Luar Negeri konsisten melakukan langkah-langkah diplomatik untuk melindungi hak-hak migran Indonesia di luar negeri.
"Saya meminta pemerintah membantu penuntasan kasus-kasus di luar negeri yang berkaitan dengan pekerja migran kita. Lindungi suara rakyat dan beri bantuan hukum untuk mereka," kata Rahayu, Sabtu (23/2).
Anggota Komisi VIII DPR RI itu mencontohkan kasus kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bernama Adelina Lisau yang bekerja di Malaysia dan ditemukan tewas pada Febuari 2018. Kini sang ibunda bernama Yohana Banunek menuntut keadilan atas kematian anaknya di Malaysia. Namun, kasus yang sudah berjalan setahun itu terkesan jalan di tempat di pengadilan.
"Keluhan ini seharusnya segera direspons pemerintah. Jangan dibiarkan ibu Yohanne berjuang sendiri mencari keadilan," ucapnya.
Maka dari itu, Rahayu mendorong pemerintah Indonesia membantu menyelesaikan kasus tersebut. Ketua DPP Bidang Advokasi Perempuan Partai Gerindra itu tak ingin ada preseden buruk bagi imigran Indonesia lainnya.
"Sikap diam pemerintah akan memberikan perseden buruk bagi imigran Indonesia lainnya yang sedang mencari keadilan di negara-negara lain. Saya menekankan agar Kemenlu segera bereaksi atas mandeknya pengadilan pembunuh Adelina," tandasnya.
Untuk diketahui, Seorang TKI bernama Adelina Lisau yang bekerja di Malaysia ditemukan tewas pada Febuari 2018. Adelina tergeletak di teras rumah bersama anjing majikannya. Dia pun sempat diselamatkan oleh petugas dan dibawa ke rumah sakit.
Namun keesokan harinya, perempuan berusia 20 tahunan itu meninggal dunia. Hasil pemeriksaan menunjukkan wajah Adelina luka memar.
Pihak kepolisian langsung menangkap majikan, ibu dan anak perempuannya. Para pelaku langsung disidang dengan dakwaan kasus pembunuhan dan mempekerjakan orang asing secara ilegal. Namun hingga saat ini belum ada kelanjutan dalam proses persidangannya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal TNI ini pasang badan terhadap 3 anak buahnya yang diamankan oleh polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaAksi berani ditunjukkan seorang emak-emak bernama Eni (54). Dia mengejar dua penjambret handphonenya hingga salah seorang di antara mereka tertangkap.
Baca SelengkapnyaDugaan itu setelah polisi melakukan penyelidikan dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaAlih-alih mendapat untung, pria ini justru bernasib apes. Aksinya berhasil digagalkan usai pemilik toko melakukan hal tak diduga.
Baca Selengkapnya"Menyatakan praperadilan oleh pemohon (Firli Bahuri) tidak dapat diterima," kata Hakim tunggal Imelda Herawati
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca Selengkapnya