Bersihkan Data, Pemkot Yogyakarta Prediksi Penerima Bansos Covid-19 Turun 17 Persen
Merdeka.com - Jumlah warga miskin yang memenuhi kategori sebagai penerima bantuan sosial dampak pandemi Covid-19 diperkirakan mengalami penurunan 15-17 persen dibanding total penerima bantuan yang sudah diberikan untuk tiga bulan terakhir. Penurunan tersebut terjadi setelah dilakukan pembersihan data.
"Penurunannya cukup banyak, khususnya dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) karena basis data yang digunakan adalah data 2015 sehingga terjadi banyak perubahan pada tahun ini," kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Agus Sudrajat di Yogyakarta, Minggu (12/7).
Menurutnya, perubahan tersebut di antaranya disebabkan warga sudah meninggal dunia, pindah domisili atau kependudukan, data penerima tidak memiliki nomor induk kependudukan, perubahan status menjadi ASN, TNI atau Polri dan warga yang status ekonominya mengalami peningkatan sehingga tidak lagi masuk kategori warga miskin.
Data warga di DTKS yang sudah tidak lagi masuk kategori miskin kemudian diusulkan untuk dihapus dan Dinas Sosial Kota Yogyakarta kemudian mengusulkan penerima baru sebagai pengganti.
Usulan data DTKS pengganti tersebut diambilkan dari data warga miskin Kota Yogyakarta yang masuk dalam program keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial (KSJPS).
"Harapannya, data KSJPS dan DTKS bisa semakin sinkron. Tidak ada lagi irisan data seperti yang terjadi saat ini," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Pada masa pandemi Covid-19, total penerima bantuan sosial di Kota Yogyakarta dari berbagai sumber pendanaan, baik dari pusat maupun daerah tercatat sekitar 38.000 penerima.
Pada saat ini, lanjut dia, proses pendataan KSJPS untuk penerima 2021 pun sudah mulai dilakukan oleh pekerja sosial masyarakat meski terkendala pandemi.
"Proses pendataan terbantu dengan adanya aplikasi. Tetapi, untuk proses verifikasi faktual akan tetap kami lakukan," ujar Agus.
Sebelumnya, Dinas Sosial Kota Yogyakarta sudah menerima usulan sekitar 4.000 data warga miskin untuk dimasukkan sebagai calon penerima KSJPS dan masuk dalam data verifikasi.
"Dan apakah bantuan sosial untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 ini akan dilanjutkan atau tidak, kami menunggu keputusan dari pusat," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.
Baca SelengkapnyaBudi memprediksi adanya kenaikan jumlah pemudik di momen lebaran tahun 2024 mencapai 193 juta penumpang.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPuncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-2 Lebaran atau 8 April 2024, dengan porsi 13,74 persen atau setara 26,6 juta pergerakan.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut peluang 2 putaran masih terbuka
Baca SelengkapnyaKetiga korban termasuk dua anggota TNI dalam kondisi stabil setelah mendapat penanganan dari tenaga medis di RSUD Dekai
Baca Selengkapnya