Panasnya pertarungan Pilgub DKI, Ahok sampai ungkit kekalahan Foke
Merdeka.com - Sudah menjadi hal lumrah saling serang antar kandidat di setiap pagelaran pemilu. Termasuk konstelasi Pilgub DKI Jakarta 2017 nanti.
Calon incumben Basuki T Purnama (Ahok) menjadi sosok yang paling sering mendapat serangan. Dari soal kinerja, sifat emosional sampai etnis dilakukan untuk menjatuhkan mantan Bupati Belitung Timur itu.
Namun Ahok tak mau kalah. Saling ejek dan sindir dengan lawannya seperti Yusril Ihza Mahendra, Ahmad Dhani dan Haji Lulung kerap terjadi.
Teranyar, soal hasil survei yang dilakukan Charta Politika dua hari lalu. Elektabilitas Ahok tak terkalahkan jika disandingkan head to head dengan Yusril bahkan Tri Rismaharini sekalipun.
Ahok selalu mendapatkan elektabilitas di atas 50 persen. Sedangkan Yusril hanya mampu meraih 20 peraen saja.
Beragam opini pun menyeruak pasca survei dirilis. Salah satunya soal popularitas tak jamin seseorang bisa menang di Pilkada.
Mendapatkan serangan itu, Ahok punya jurus mengelak. Dia juga menyebut, jika jika didukung banyak parpol tak jaminan menang pilkada. Ahok sendiri memutuskan maju lewat jalur independen di Pilgub DKI tahun depan.
Ahok menilai besar kecilnya atau ada tidaknya dukungan partai politik tak banyak berpengaruh terhadap suara yang bakal diraupnya nanti. Ahok berkaca pada Pilgub DKI 2012.
Saat itu, pasangan Jokowi-Ahok hanya didukung dua partai yakni PDIP dan Partai Gerindra. Sedangkan, pesaingnya, Fauzi Bowo- Nachrowi Ramli mendapat dukungan koalisi besar yang menguasai kursi DPRD DKI Jakarta. Ternyata, pasangan Jokowi-JK berhasil menumbangkan Foke-Nachrowi.
"Kita sudah buktikan kalau 2012 pemilih PDIP dan Gerindra kan kecil sekali. Pak Foke menggabungkan semua partai toh kalah juga," ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (31/3).
Pernyataan Ahok ini merespon hasil survei Charta Politika yang dirilis Rabu (30/3). Berdasarkan hasil survei diambil dari 400 responden, 13 persen warga DKI memilih Partai Gerindra sebagai partai yang dianggap bisa menyampaikan aspirasi mereka.
Namun ada data lain yang menyebut, dari 13 persen tadi, 51,9 persen diantaranya memilih Ahok dan tidak mengikuti sikap partai Gerindra yang menyatakan tidak memberikan dukungan.
"Karena memang bukan pilih partai di Indonesia karena orang semua punya kepentingan," kata Ahok.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keanggotaan partai politik Jokowi dipertanyakan setelah menyebut presiden boleh kampanye dan berpihak pada pasangan calon tertentu di pemilu.
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSeorang nenek pendukung paslon 02 mengatakan bahwa Prabowo memiliki gagasan melanjutkan kinerja presiden sebelum-sebelumnya.
Baca Selengkapnya