Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Covid Naik, Jakarta Cukup Tingkatkan Waspada Belum Saatnya Tarik Rem Darurat

Covid Naik, Jakarta Cukup Tingkatkan Waspada Belum Saatnya Tarik Rem Darurat Tim medis di RS Persahabatan. ©REUTERS/Willy Kurniawan

Merdeka.com - Kasus Covid-19 di Indonesia perlahan mulai naik. Pemerintah pun sudah mewanti-wanti ancaman gelombang ketiga Covid-19. Terlebih penularan varian Omicron sangat cepat dalam beberapa waktu belakangan ini.

Ketersediaan tempat tidur di rumah sakit kini ikut melonjak.

Pemerintah harus mengambil langkah tegas mencegah penularan covid-19 semakin banyak dan melakukan persiapan dengan matang. Jangan sampai kejadian saat gelombang kedua kembali terjadi. Rumah sakit penuh, stok tabung oksigen susah dan warga sakit sulit mendapatkan perawatan.

Warga pun diminta tidak panik. Pemerintah mengimbau jika tanpa gejala atau gejala ringan bisa isolasi mandiri di rumah dengan memanfaatkan fasilitas telemedicine.

Di Jakarta, tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) juga mengalami peningkatan. Tercatat saat ini BOR rumah sakit di Ibu Kota mencapai 45 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengungkap bahwa penyebab meningkatnya BOR salah satunya disumbang dari pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan turut dirawat.

"Dari 45 persen yang dirawat di rumah sakit sebenarnya masih ada yang ringan dan asimtomatis sekitar 48 persen dari 45 persen (BOR) tadi hampir separuhnya asimtomatis dan ringan," ujarnya.

Widyastuti menerangkan, dahulu memang ada regulasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mengizinkan kasus probable dan confirm Covid-19 untuk dirawat. Tetapi sudah ada edaran terbaru bahwa yang dirawat adalah yang mengalami gejala sedang hingga kritis.

Tingkatkan Waspada

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan kenaikan kasus Covid-19 dan keterisian tempat tidur rumah sakit di Jakarta memang perlu diwaspadai. Terlebih terjadi saat imunitas masyarakat sudah lebih baik karena banyaknya vaksinasi.

"Jadi kalau ada lonjakan ini suatu fenomena yang serius. Karena begini perilaku masyarakat kita itu sekarang enggak sedikit-sedikit ke rumah sakit enggak begitu yang jadi kalau ada peningkatan ini fenomena gunung es itu puncak gunung es. Kemudian tenaga medis kita ini jauh lebih berpengalaman, sudah jauh lebih paham tentang Covid dan dari sisi SOP-nya sehingga kesalahan diagnosa juga tidak ada," kata Dicky kepada merdeka.com.

Tenaga medis, lanjut dia, sudah paham pasien Covid yang perlu dirawat dan tidak. Kenaikan ini tentu menjadi masalah serius meskipun saat ini masih bisa dikendalikan.

"Ini harus dipahami penyebabnya diketahui asal-usulnya dan juga harus dicek rujukan itu sudah jalan belum. Apakah di tingkat bawah di primer ini sudah ada fasilitas isolasi karantina terpadu," katanya.

Namun demikian, Dicky memandang saat ini Jakart tak perlu menarik rem darurat atau lockdown. Dirinya sangat tidak merekomendasikan Ibu Kota menerapkan kebijakan tersebut. Dia menyarankan lebih baik membatasi pergerakan dari kelompok rentan.

"Seperti PTM saya sampaikan harus ditunda dulu. Kita jangan tunggu meledak di situ dan sudah telat karena ini berpacu dengan waktu dan kecepatan untuk memutuskan. Jadi sangat penting dan jangan menunggu ada korban," katanya.

Di kesempatan lain, Epidemilog Gilbert Simanjuntak juga menilai Jakarta tak perlu menarik rem darurat. Menurut dia, varian omicron tidak se-mematikan delta meski lebih cepat menular.

"Karena tingkat kematian sangat rendah, dan angka yang sakit sangat mungkin melebihi angka yang tercatat karena gejalanya bisa tidak terdeteksi, maka kita sikapi saja secara rasional," katanya.

Artinya, kata dia, masyarakat tidak perlu takut berlebihan tetapi tetap waspada. Kalaupun terinfeksi, artinya tes antigen positif, sebaiknya tidak usah ke rumah sakit jika memiliki gejala ringan.

"Gejalanya seperti flu biasa yang sejak dulu kita kenal," katanya.

Data Terakhir di DKI

Untuk diketahui, Data terakhir, Kamis 27 Januari, kasus aktif di Jakarta mencapai 16.991 kasus. Data yang disampaikan Dinas Kesehatan juga mencatatkan tempat tidur bagi pasien di rumah sakit rujukan Covid telah terpakai 45 persen. Mengutip data dari yankes.kemkes.go.id, masyarakat dapat mengetahui jumlah ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan rumah sakit secara real time melaporkan kondisi ketersediaan tempat tidur melalui situs tersebut. "Seharusnya tetap update, mereka (rumah sakit) yang entry langsung jadi datanya real time dari mereka," kata Nadia.

Berikut rincian tempat tidur khusus pasien Covid-19 di ruang IGD;

RSUP Fatmawati tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Medistra tersedia 6 bed, RSPI Sulianti Saroso tersedia 5 bed, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita tersedia 3 bed, Rumah Sakit Kanker Dharmais tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Kebayoran Lama tersedia 5 bed.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional tersedia 6 bed, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita tersedia 3 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Tanah Abang tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Cinta Kasih Tzu Chi tersedia 12 bed.

Rumah Sakit Umum Puri Indah tersedia 15 bed, Rumah Sakit Umum Murni Teguh Sudirman Jakarta tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Adhyaksa tersedia 16 bed, Rumah Sakit Umum Santo Carolus tersedia 8 bed, Rumah Sakit Umum Tzu Chi Hospital tersedia 1 bed, Rumah Sakit Umum Pelabuhan Tanjung Priok tersedia 3 bed, Rumah Sakit Umum Suyoto Pusrehab Kemhan tersedia 13 bed.

Rumah Sakit Ukrida tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta tersedia 1 bed, Rumah Sakit Ketergantungan Obat tersedia 1 bed, Rumah Sakit Umum Yadika tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Taman Sari tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Hermina Jatinegara tersedia 13 bed.

Rumah Sakit Umum Zahirah tersedia 1 bed, Rumah Sakit Umum Budi Kemuliaan tersedia 7 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang tersedia 10 bed.

Rumah Sakit Umum PHD Gatot Subroto tersedia 10 bed, Rumah Sakit Umum Pekerja tersedia 10 bed, Rumah Sakit Umum Pluit tersedia 3 bed, Rumah Sakit Umum Graha Kedoya tersedia 3 bed, Rumah Sakit Umum Kramat 128 tersedia 4 bed, Rumah Sakit Umum Jakarta tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Jagakarsa tersedia 4 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Pelni Petamburan tersedia 63 bed.

Rumah Sakit Umum Daerah Tugu Koja tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Columbia Asia Pulomas tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Andhika tersedia 7 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Islam Jakarta Cempaka Putih tersedia 15 bed, Rumah Sakit Umum Pertamina Jaya tersedia 5 bed.

Rumah Sakit Umum Husada tersedia 6 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng tersedia 15 bed, Rumah Sakit Umum Pusat Pertamina tersedia 23 bed, Rumah Sakit Umum Mitra Keluarga Kalideres tersedia 4 bed, Rumah Sakit Umum Dokter Abdul Radjak tersedia 6 bed.

Rumah Sakit Umum Menteng Mitra Afia tersedia 2 bed, Rumah Sakit UKI tersedia 12 bed, Rumah Sakit Umum Akademik Atma Jaya tersedia 13 bed, Rumah Sakit Umum Prikasih tersedia 1 bed, Rumah Sakit Umum Pondok Indah tersedia 6 bed, Rumah Sakit Umum Alia tersedia 8 bed.

Rumah Sakit Umum Harum tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Pantai Indah Kapuk tersedia 8 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Koja tersedia 20 bed, Rumah Sakit Umum Petukangan tersedia 4 bed, Rumah Sakit Umum Mitra Keluarga Kelapa Gading tersedia 2 bed.

Rumah Sakit Umum Ciputra Hospital Citragarden City tersedia 7 bed, Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet tersedia 36 bed, Rumah Sakit Umum Bina Sehat Mandiri tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Kartini tersedia 4 bed, Rumah Sakit Umum Gading Pluit tersedia 6 bed, Rumah Sakit Umum Primaya Evasari Hospital tersedia 4 bed.

Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu tersedia 18 bed, Rumah Sakit EMC Pulomas tersedia 2 bed, Rumah Sakit Umum Yarsi tersedia 9 bed, Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih tersedia 5 bed, Rumah Sakit Umum Hermina Kemayoran tersedia 4 bed.

Sementara tempat tidur IGD di rumah sakit berikut telah penuh;

Rumah Sakit Umum Daerah Matraman, Rumah Sakit Prima PGI Cikini, Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit, Rumah Sakit Umum Yadika, Rumah Sakit Umum Mulyasari, Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Rumah Sakit Umum Daerah Sawah Besar.

Rumah Sakit Umum Premier Jatinegara, Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Aliyah, Rumah Sakit Umum MMC, Rumah Sakit Umum Hermina Podomoro, Rumah Sakit Umum Satya Negara, Rumah Sakit Umum Islam Jakarta Utara, Rumah Sakit Umum Daerah Mampang Prapatan, Rumah Sakit Umum Duta Indah, Rumah Sakit Umum Bhakti Mulia.

Rumah Sakit Umum Siloam Hospital Kebon Jeruk, Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing, Rumah Sakit Umum Mitra Kemayoran.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya