Para Pemimpin G20 Serukan Tindakan Batasi Pemanasan Global 1,5 Derajat Celcius
Merdeka.com - Para pemimpin negara anggota G20 menyerukan tindakan “penuh makna dan efektif” untuk membatasi pemanasan global pada tingkat 1,5 derajat Celcius dalam sebuah komunike final yang dilihat Reuters pada Minggu sebelum diterbitkan.
Namun, komunike tersebut berisi beberapa tindakan konkret dan tidak menetapkan referensi tahun spesifik untuk mencapai emisi karbon nol bersih, yang menurut para ilmuwan sangat penting untuk menghindar dari bencana perubahan iklim.
Dilansir Reuters, Senin (1/11), dokumen final itu menyatakan rencana nasional terbaru soal bagaimana menghentikan emisi akan diperkuat “jika diperlukan” dan memuat janji untuk menghentikan pendanaan atau pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri pada akhir tahun ini.
“Kami mengakui bahwa dampak perubahan iklim pada 1,5 derajat Celcius jauh lebih rendah daripada 2 derajat Celcius. Menjaga tetap pada 1,5 derajat Celcius akan memerlukan tindakan penuh makna dan efektif serta komitmen semua negara,” jelas komunike tersebut.
“Kami berkomitmen untuk menggerakkan (lembaga) keuangan publik internasional dan swasta untuk mendukung pembangunan energi hijau, inklusif, dan berkelanjutan, dan kami akan mengakhiri penyediaan pembiayaan publik internasional untuk pembangkit listrik tenaga batu bara baru yang tidak berlanjut di luar negeri pada akhir tahun 2021,” jelas para pemimpin G20 dalam deklarasinya, dikutip dari laman Nikkei Asia.
“Kami akan mempercepat tindakan kami mencakup mitigasi, adaptasi, dan keuangan,” jelas para pemimpin dalam deklarasi sepanjang 20 halaman tersebut.
Para pemimpin juga mengakui relevansi utama dalam mencapai nol bersih emisi gas rumah kaca global atau netralitas karbon sampai atau pada sekitar pertengahan abad dan pentingnya memperkuat upaya global yang diperlukan untuk mencapat tujuan Perjanjian Paris.
Naskah deklarasi tersebut menggambarkan para pemimpin tidak dapat menyepakati soal target 2050 emisi nol bersih yang lebih ambisius yang diusulkan Inggris, tuan rumah KTT iklim PBB atau COP26.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyampaikan, komitmen “pertengahan abad” sebenarnya merupakan kesenjangan antara beberapa negara.
“Beberapa negara, seperti Anda ketahui, telah membuat komitmen sampai 2060 daripada 2050. Apa yang kami ingin lakukan adalah membawa komitmen itu lebih awal,” jelasnya.Johnson menambahkan, hanya 12 dari 20 negara anggota G20 telah berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050 atau lebih awal.
Banyak negara sekarang menargetkan 2050 untuk mencapai emisi nol bersih. Negara yang menargetkan 2060 termasuk China (penghasil emisi terbesar dunia), dan Rusia, yang masuk dalam lima besar. Negara lainnya yaitu India (penghasil emisi ketiga terbesar dunia), belum menetapkan target spesifik.
Kawasan Asia Pasifik sangat penting untuk mengurangi emisi global karena banyak negara di kawasan ini memiliki ketergantungan besar pada batu bara dan kebutuhan energi yang terus meningkat seiring dengan berkembangnya ekonomi mereka.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga: Politik Sedang Panas, Turunkan Temperatur dengan Tadarus Alquran
Gerakan Indonesia Bertadarus Alquran disingkat Gibran diluncurkan di Pondok Pesantren Al Falah Nagrek pada Sabtu 20 Januari 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJelang Debat Capres, Ini Catatan Ganjar soal Isu Pertahanan hingga Geopolitik
Ganjar Pranowo mempunyai catatan jelang debat ketiga calon presiden-calon wakil presiden pada 7 Januari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan
Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya16 Februari: Hari Protokol Kyoto, Perjanjian Internasional Kurangi Polutan
Dibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaRespons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres
Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
Baca SelengkapnyaBulog Komitmen Lakukan Usaha untuk Stabilkan Harga Pangan
Presiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAnak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel
Anak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel
Baca Selengkapnya