Israel Bom Daerah Dekat RS Al-Quds di Gaza, Ancam Petugas Medis, Pasien, dan Pengungsi Agar Segera Evakuasi
Rumah Sakit Al-Quds juga menjadi tempat mengungsi sekitar 14.000 warga Gaza.
Rumah Sakit Al-Quds juga menjadi tempat mengungsi sekitar 14.000 warga Gaza.
"Kami menolak perintah evakuasi. Kami memiliki 400 pasien, banyak di antaranya di unit perawatan intensif, jika memilih mengungsi berarti membunuh mereka," kata juru bicara PRCS, Nebal Farsakh.
Bulan Sabit Merah menyatakan, sejak kemarin pagi, serangan Israel berfokus pada area yang hanya berjarak 50 meter dari rumah sakit.
"Pasukan Israel sengaja terus meluncurkan roket di dekat Rumah Sakit Al-Quds dengan tujuan memaksa staf medis, pengungsi, dan pasien untuk meninggalkan rumah sakit," kata organisasi medis tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Ada stasiun pembangkit oksigen di bagian timur dan utara rumah sakit, serta tiga generator listrik di bagian utara rumah sakit. Ini merupakan bahaya serius, karena serangan bisa berpotensi menyebabkan kebakaran besar di wilayah ini."
Sumber: Middle East Eye
Bulan Sabit Merah mengatakan, pengeboman dekat rumah sakit pada hari Minggu menyebabkan kerusakan pada bangunan dan mengakibatkan pasien, staf medis, dan pengungsi terpapar asap.
Sejak Israel memutuskan seluruh pasokan listrik, bahan bakar, dan air ke wilayah yang terkepung itu pada 9 Oktober, rumah sakit sudah kewalahan, dengan kekurangan sumber daya untuk menyelamatkan nyawa, sementara banyak pasien yang kritis, dan ribuan orang mencari perlindungan.
Rumah sakit yang masih beroperasi saat ini bergantung pada generator, yang menurut pejabat kesehatan tidak akan bertahan lama.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kekhawatirannya atas perintah Israel untuk mengevakuasi rumah sakit Al-Quds, dan menyebut ancaman tersebut "sangat memprihatinkan."
"Kami tegaskan kembali - mustahil untuk mengevakuasi rumah sakit yang penuh pasien tanpa membahayakan nyawa mereka," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Menurut hukum kemanusiaan internasional, layanan kesehatan harus selalu dilindungi."
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina meminta komunitas internasional untuk mendesak Israel agar menghentikan serangannya terhadap infrastruktur kesehatan, pengungsi, dan bantuan medis.
Dalam sebuah pernyataan kemarin, Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian kesehatan, mengatakan bahwa operasi Al-Quds terhambat oleh ribuan pengungsi yang mencari perlindungan di gedung tersebut.
Bulan Sabit Merah mengatakan orang yang mencari perlindungan di rumah sakit sedang mengalami "ketakutan dan kecemasan" akibat ancaman dari militer Israel.
Sumber: Middle East Eye
"Apa yang bisa saya katakan adalah rumah sakit adalah infrastruktur sipil yang penting. Menurut hukum kemanusiaan internasional, rumah sakit tidak boleh menjadi sasaran. Mereka bukan target militer," kata Sullivan.
Israel telah mengebom beberapa rumah sakit di Jalur Gaza sejak agresinya dimulai pada 7 Oktober, dan mengancam banyak rumah sakit agar segera melaksanakan perintah evakuasi.
Pada 17 Oktober, serangan terhadap rumah sakit Al-Ahli menewaskan ratusan orang, banyak di antaranya adalah warga Palestina yang mengungsi.
Sedikitnya 8.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak Israel menyerang Gaza dengan brutal pada 7 Oktober, ketika Hamas melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel selatan.
Sekitar 1.400 warga Israel tewas dan lebih dari 200 orang disandera.
Sumber: Middle East Eye
Para dokter di Gaza menanggapi pernyataan dari sekelompok dokter Israel yang akhir pekan lalu menyerukan pengeboman rumah sakit di Gaza.
Baca SelengkapnyaPasukan penjajah Israel merebut rumah sakit tersebut pada 15 November.
Baca SelengkapnyaDokter dan para saksi mata mengungkap kengerian setelah pasukan penjajah Israel meledakkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaMantan pemimpin Hamas angkat bicara terkait serangan Israel yang semakin membabi buta ke Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaSekitar 10 sampai 15 persen dari cedera mata ini mengakibatkan kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata.
Baca SelengkapnyaIsrael kembali menggempur Jalur Gaza, Palestina pada Jumat (1/12) pagi.
Baca SelengkapnyaAhmad Ibrahim Shabat dua kali dihantam bom Israel. Serangan pertama menewaskan semua keluarganya, dan serangan kedua menyebabkan dia kehilangan kakinya.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur Israel membombardir daerah di sekitar tiga rumah sakit di Jalur Gaza pada pagi tadi, menurut laporan media Palestina.
Baca SelengkapnyaPuluhan pengangkut bantuan kemanusiaan dari Mesir hingga kini belum bisa memasuki Gaza.
Baca Selengkapnya