Dokter RS Al-Shifa Sebut Pasukan Israel Sita Botol Minum Lalu Mengganti Labelnya dengan Tulisan Ini
Dokter di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, Palestina, Dr. Khaled Abu Samra dalam wawancara dengan Al Arabi TV mengatakan, pasukan Israel yang menduduki rumah sakit itu menyita botol air dari ruang bawah tanah Rumah Sakit Al-Shifa untuk kemudian mengganti labelnya dan mengklaimnya sebagai bantuan dari Israel.
Pasukan Israel pada Rabu dini hari menyerbu dan menyerang kompleks Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza. Al Shifa adalah rumah sakit terbesar di Gaza, tidak hanya menampung para pasien korban serangan Israel tetapi juga para pengungsi yang rumahnya hancur.
Amerika Serikat yang selama ini selalu mendukung Israel memperlihatkan ketidakpuasan mereka atas tindakan Israel di Gaza. Terutama, dalam konteks peningkatan jumlah kematian warga sipil di Gaza.
Meskipun AS dan Israel memiliki aliansi yang kuat, ada ketidaksetujuan yang muncul karena Israel dianggap mengabaikan seruan AS untuk menahan diri.
Situasi di Gaza semakin genting, khususnya setelah militer Israel melakukan invasi ke Rumah Sakit Al-Shifa yang merupakan penopang utama bagi penduduk Gaza yang menderita.
Kompleks medis terbesar di Gaza itu dikuasai pasukan penjajah Israel kemarin setelah serangan semalam penuh yang melibatkan puluhan tentara menyerbu rumah sakit.
Aljazeera juga mengutip sumber yang mengatakan "sekitar 30 orang (telah) dibawa keluar dari gedung dan ditelanjangi. Mereka berada di halaman rumah sakit, dengan mata tertutup, dikelilingi oleh tiga tank. Ada satu tank tepat di depan unit gawat darurat yang menargetkan setiap benda yang bergerak di dalam bangunan ini."
berita untuk kamu.
Sumber menambahkan, tank-tank Israel yang mengelilingi rumah sakit "meledakkan gudang obat-obatan dan peralatan medis."
Menurut pernyataan Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, Israel mengubah Rumah Sakit Al-Shifa menjadi pusat "penahanan dan penyiksaan."
- Pandasurya Wijaya
Dokter dan para saksi mata mengungkap kengerian setelah pasukan penjajah Israel meledakkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaSerangan bom Israel ke rumah sakit itu menewaskan sedikitnya 500 orang, termasuk dokter, perawat dan pasien yang sedang dirawat serta sejumlah pengungsi.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza juga menampung 14.000 pengungsi yang rumahnya hancur dibom pasukan penjajah Israel.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para ahli medis yang bertugas di RS-Al Shifa mengungkap kebrutalan pasukan penjajah Israel saat menyerbu fasilitas kesehatan tersebut.
Baca SelengkapnyaPasukan penjajah Israel juga menembakkan artileri ke kompleks rumah sakit, menewaskan 12 orang.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Al-Shifa selain menampung puluhan bayi prematur dan korban luka akibat serangan Israel, juga dijadikan tempat mengungsi bagi ribuan warga.
Baca SelengkapnyaIsrael tahu di mana lokasi markas Hamas sebenarnya, berada sekitar 2 kilometer dari RS Al-Shifa.
Baca SelengkapnyaDr Mohammad al-Ran, kepala departemen bedah di Rumah Sakit Indonesia, dan Dr Muayyad al-Ran, terkejut setelah menerima berita kematian anggota keluarga mereka.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter di Gaza terpaksa melepaskan keluarganya untuk mengungsi ke luar negeri, sementara di tetap tinggal untuk merawat korban luka agresi Israel.
Baca Selengkapnya