Anggota Demokrat Dikritik Tajam Karena Abstain Saat Pemungutan Suara Pemakzulan Trump
Merdeka.com - Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat dihujani kritik tajam karena abstain saat pemungutan suara pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di DPR pada Rabu malam. Dalam proses pemungutan suara, ada dua dakwaan terhadap Trump yaitu penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi proses penyelidikan. Para anggota DPR harus memilih apakah setuju dengan dua dakwaan tersebut, salah satu dakwaan, atau menolak keduanya.
Tulsi Gabbard, anggota Kongres dari Hawaii dikritik keras sesama anggota Demokrat karena tidak memilih atau abstain.
Kritikan salah satunya datang dari Alexandria Ocasio-Cortez. Menurutnya tak mengambil sikap dalam proses tersebut memiliki konsekuensi besar.
"Kami ditugaskan di sini untuk memimpin," ujarnya, dilansir dari The Independent, Jumat (20/12).
Mantan Senator Claire McCaskill menyebut tindakan tersebut hal yang "bodoh".
"Saya tidak tahu apa tujuannya. Menurut saya cari perhatian. Kami membicarakan dia," ujarnya kepada MSNBC.
Gabbard, satu-satunya anggota Demokrat yang tak memberikan suaranya dalam pemungutan suara pemakzulan Trump.
Gabbard, yang mencalonkan diri sebagai kandidat capres, menjelaskan alasannya melalui sebuah rekaman video. Dia menyampaikan telah membaca 658 halaman laporan pemakzulan dan tidak setuju dengan tindakan kedua belah pihak selama proses berlangsung.
Dia percaya Trump bersalah atas berbagai tindakan kelirunya, tapi suara hatinya menentang pemakzulan.
"Saya tidak dapat memilih dengan suara hati yang menentang pemakzulan," jelasnya.
Gabbard juga mengatakan dengan penuh kesadaran menentang pemakzulan karena menurutnya presiden yang berkuasa tak bisa dilengserkan secara partisan karena dipicu permusuhan kesukuan.
"Saya juga tidak bisa memilih pemakzulan karena pemecatan presiden yang sedang berkuasa tidak boleh menjadi puncak dari proses partisan yang dipicu permusuhan kesukuan," jelasnya.
Presiden AS dimakzulkan karena menyalahgunakan kekuasaannya dalam upaya menekan Ukraina untuk menyelidiki saingan politiknya Joe Biden dan menghalangi penyelidikan DPR.
Senat, yang dikuasai mayoritas Republik, akan mengadakan persidangan pada Januari untuk memutuskan apakah Trump harus dilengserkan atau tetap menjabat.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Gibran soal Jokowi Digugat ke PTUN
Gibran mempersilakan saja pihak-pihak yang ingin menggugat ayah kandungnya tersebut.
Baca SelengkapnyaGabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi
AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaEkspresi Sosok Tampan Suami Artis Terkenal Disalami Dikira Gibran Anak Jokowi
Momen politisi muda Rob Clinton Kardinal dikira 'Gibran' oleh seorang bocah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Respons Santai AHY saat Demokrat Dapat Banyak Nyinyiran Usai Gabung Pemerintahan Jokowi
AHY, menilai bergabungnya Partai Demokrat kembali ke pemerintahan sebagai bentuk amanah.
Baca SelengkapnyaTKN Yakin Gibran Kuasai Debat Cawapres: Dikira Cupu Ternyata Suhu
"Mas Gibran penguasaannya ini akan ya mirip-mirip lah 11-12 dengan penguasaan debat kedua. Dikira cupu ternyata suhu," kata Arief
Baca SelengkapnyaBuka-Bukaan Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Cawapres Anies, Singgung Jokowi dan Demokrat
Tawaran tersebut bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: Gibran Berubah Terpengaruh Emosionalnya Prabowo, Jauh dari Jokowi
Tak hanya itu, dia pun menyinggung soal Gibran yang menyebut nama Wakil Ketua Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong.
Baca SelengkapnyaAnalis Politik Nilai Gibran Tak Fokus ke Substansi Debat, Terlalu Banyak Gimik Lampaui Etika
Analis politik Hendri Satrio mengatakan Gibran kebablasan pada debat cawapres karena terlalu banyak gimik melampui etika.
Baca Selengkapnya