Utang opsi realistis Jokowi wujudkan ambisi bangun infrastruktur
Merdeka.com - Melemahnya perekonomian dunia dan Indonesia pada khususnya menambah pusing Presiden Joko Widodo. Sebab, perekonomian yang lesu membuat kantong pemerintah kembang kempis.
Ketua Yayasan Nusa Patris yang juga menjabat sebagai pimpinan Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, menilai tarikan utang asing untuk menyuntikan dana pada proyek infrastruktur menjadi pilihan realistis.
"Penggunaan pinjaman luar negeri untuk infrastruktur merupakan alternatif menarik. Apalagi saat ini defisit anggaran untuk pinjaman masih di bawah 10 persen dari PDB," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/2).
Namun, Danang mengakui pilihan ini bukan tanpa konsekuensi. Sentimen pada utang asing sangat tinggi di masyarakat. Alasannya, utang dianggap menggerus kedaulatan negara.
"Pinjaman luar negeri selalu memiliki sensitifitas politik yang tinggi," kata dia.
Sebagai informasi, Bank Indonesia melansir data terbaru mengenai posisi utang luar negeri Indonesia. Per Desember 2015, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD 310,72 miliar atau setara dengan Rp 4.142 triliun (kurs hari ini). Angka utang ini naik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat hanya USD 304,65 miliar.
Posisi utang per Desember ini naik tajam jika dibanding Desember tahun lalu yang hanya USD 293,77 miliar. Angka utang ini juga naik dibanding awal tahun lalu yang hanya USD 301,51 miliar.
Dikutip dari data resmi Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia sebesar USD 310,72 miliar ini terdiri dari utang pemerintah bersama Bank Indonesia serta utang luar negeri swasta.
Porsi utang luar negeri pemerintah mencapai USD 137,74 miliar dan Bank Indonesia sebesar USD 5,2 miliar. Total utang keduanya adalah USD 143,00 miliar. Total utang ini naik dari bulan sebelumnya yang hanya uSD 137,74 miliar.
Sedangkan porsi utang swasta tercatat sebesar USD 167,71 miliar. Angka utang ini naik tipis dari bulan sebelumnya yang hanya USD 166,90 miliar.
Utang luar negeri swasta juga terbagi menjadi utang perbankan dan utang non-perbankan. Utang perbankan tercatat mencapai USD 32,49 miliar. Sedangkan utang luar negeri non-perbankan tercatat USD 135,21 miliar.
Untuk non-perbankan, terbagi menjadi utang lembaga keuangan bukan bank atau nonbank financial corporation yang mencapai USD 11,26 miliar. Kemudian utang perusahaan bukan lembaga keuangan atau nonfinancial corporation sebesar USD 123,95 miliar.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggaran infrastruktur ini juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaSelain bagi-bagi bantuan pangan, Jokowi akan meninjau dan meresmikan infrastruktur di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaJokowi optimistis Upacara Peringatan ke-79 Kemerdekaan RI bisa digelar di IKN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Charta Politika menilai kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tergolong baik
Baca SelengkapnyaDiharapkan konektivitas dan aksesibilitas di Sulawesi Utara akan makin baik.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pembangunan 10 ruas jalan dan 1 jembatan dengan total panjang 50,9 kilometer telah diselesaikan
Baca SelengkapnyaAHY menjelaskan, berbagai program yang digagas oleh Presiden Joko Widodo hingga saat ini seperti pembangunan infrastruktur, akan tetap dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin Presiden terpilih bisa melanjutkan program-program dan pembangunan infrastruktur yang menjadi warisannya.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki banyak menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang yang digencarkan Jokowi.
Baca Selengkapnya