Tak Hanya Investasi, Bangun Jalan Tol Wajib Pikirkan Nasib Hewan
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu pembangunan jalan tol di berbagai wilayah Indonesia. Skema pendanaannya pun beragam, mulai dari keterlibatan swasta melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ataupun pemasukan investasi.
Namun, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengingatkan, pembangunan jalan tol pun wajib memikirkan nasib hewan lokal di wilayah pengerjaan.
"Jalan tol bukan hanya keuntungan investasi, tapi bagaimana kita mengelola lingkungan dengan lebih baik. Kalau di Pekanbaru-Dumai case-nya adalah migrasi gajah," ujarnya dalam forum webinar G20, Rabu (2/3).
"Kita di Jambi dan Bengkulu juga melakukan animal tracking/tracing juga untuk harimau. Juga di Probolinggo-Banyuwangi untuk banteng," dia menambahkan.
Danang mengatakan, pemerintah coba sedapat mungkin melangkah lebih jauh dalam pembangunan infrastruktur. Tidak hanya bicara menyediakan infrastruktur, tapi bagaimana mengintegrasikan antara ekonomi dan ekologi lebih baik.
"Sehingga harapan kita siapa pun yang menggunakan dan mendapat manfaat dari jalan tol mengerti betul, proses yang dilakukan betul-betul komprehensif. Ini untuk menjaga keberlanjutan dari pembangunan kita ke depan," ungkapnya.
Tol Trans Sumatera
Salah satu contoh proyek yang memikirkan nasib hewan lokal yakni untuk Jalan Tol Trans Sumatera, salah satunya ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 km.
Konstruksi ruas tol tersebut rupanya tak hanya diperuntukkan bagi para pengguna kendaraan roda empat saja, melainkan juga hewan besar berkaki empat yakni gajah.
Ruas Tol Pekanbaru-Dumai ini juga memiliki 5 perlintasan khusus gajah di Seksi IV dan Seksi V yang melewati Kantong Gajah Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Siak.
"Ini yang menjadi menarik, karena kita harus mengakomodasi dan memastikan Sumatera biodiversity. Salah satu bentuknya, di Tol Pekanbaru-Dumai ada 5 terowongan gajah," kata Danang beberapa waktu lalu.
Adapun wilayah yang paling banyak dilalui gajah yakni di Bengkalis. Oleh karenanya, BPJT akan berkoordinasi dengan pihak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam agar pembangunan tol ini tidak mengganggu habitat mereka.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji mana jalan terbaik untuk bisa memitigasi polusi udara.
Baca SelengkapnyaAsap pembakaran jerami sangat berbahaya untuk pengguna jalan tol. Pemandangan pengemudi sangat terbatas terhalang asap.
Baca SelengkapnyaHadi menyerahkan 500 sertifikat kepada masyarakat secara langsung di lahan sawah yang dimiliki masing-masing penerima.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca SelengkapnyaPenutupan dilakukan dampak pekerjaan perbaikan jembatan pada akses keluar/masuk km 149 Jalan Tol Padaleunyi
Baca SelengkapnyaJalan nasional di Desa Pasar Tamiai lumpuh para pengendara tidak bisa melintas.
Baca SelengkapnyaTol tersebut diharapkan mengurai kemacetan di musim mudik lebaran
Baca SelengkapnyaAB memang sengaja mengincar para sopir truk yang berhenti di pinggiran jalan Daan Mogot.
Baca SelengkapnyaBBPJN mulai memperbaiki kondisi Jalan Pantura Demak-Kudus, yang rusak karena banjir.
Baca Selengkapnya