Survei YLKI: 92 Persen Setuju Pembayaran Tol Tanpa Sentuh, Melanggar Kena Denda
Merdeka.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat sekitar 92,2 persen pengguna tol setuju dengan sistem pembayaran tol tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) diterapkan. Ini mengacu pada survei YLKI terhadap 1.341 pengguna jalan tol.
Ketua YLKI, Tulus Abadi mengatakan, ada dua alasan utama mereka mendukung sistem ini. Yakni, karena efisiensi dari sisi waktu tunggu di gerbang tol terutama pada jam padat. Kemudian, pengguna menilai lalu lintas kendaraan di jalan tol dapat berjalan lebih lancar dengan adanya sistem MLFF.
"Selain setuju, pengguna tol yang kami survei itu juga menyampaikan kesiapan mereka jika sistem MLFF diberlakukan sebagai sistem pembayaran tol," jelas Tulus dalam diskusi terkait MLFF, Rabu (7/12).
Sementara itu, sebanyak 24 persen memilih untuk netral dan 5 persen sisanya mengaku tidak setuju dengan sistem MLFF. Angka survei ini sejalan dengan kelebihan penggunaan MLFF yang tidak memerlukan antre untuk membayar tol dan mengurangi kemacetan di jalan tol.
Tulus juga menerangkan, mayoritas pengguna jalan tol sudah cakap dengan ponsel pintar atau smartphone. Di mana, smartphone jadi salah satu aspek penting dalam penerapan MLFF di Indonesia.
Andalkan Teknologi Satelit
Untuk diketahui, sistem MLFF mengandalkan teknologi satelit Global Navigation Satellite System (GNSS) di mana pergerakan kendaraan saat melewati jalan tol akan dideteksi melalui teknologi satelit tersebut.
Nantinya untuk melintasi jalan tol, pengguna cukup menekan tombol 'start' pada aplikasi Cantas sebelum masuk memasuki jalan tol. GPS akan menentukan posisi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map matching akan berjalan di central system.
Saat perjalanan berakhir dan kendaraan keluar tol, maka proses map matching berakhir. Secara otomatis, aplikasi akan mengkalkulasi tarif dan kemudian saldo akan terpotong secara otomatis. Rencana pemerintah mentransformasi sistem tol ini salah satunya dilatarbelakangi hasil studi kelayakan yang dilakukan Roatex Indonesia Toll System.
Denda Bagi yang Melanggar
Selain soal persetujuan, Tulus juga mengungkap kalau mayoritas pengguna sepakat untuk mendapat sanksi denda jika melanggar aturan MLFF. Jumlahnya sebanyak 66,5 persen menilai mekanisme denda menjadi satu jalan yang pas sebagai sanksi.
Sementara itu, 60,6 persen menilai, tanpa adanya sanksi denda, sulit bagi penerapan MLFF bisa berjalan dengan baik. Sebanyak 75,3 persen pengguna jalan tol yang disurvei juga bersedia untuk didenda jika tak mematuhi membayar tarif tol.
"Pengguna lebih menekankan besaran denda sesuai dengan kemampuan bayarnya. Aspek ini menjadi prioritas utama yang ditekankan oleh pengguna tol, selain aspek kemudahan dalam pembayaran denda, baik secara offline maupun online,"paparnya.
Dari sisi cara pembayaran, mayoritas sepakat atau sebesar 69 persen memilih pembayaran melalui mobile banking. Sementara, untuk sanksi lanjutan, 60,4 persen pengguna setuju pemberian sanksi beripa pemblokiran SIM. 27,1 persen memilih pemblokiran STNK, dan 12,5 persen sepakat 12,5 persen.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlu ada teknologi khusus yang menggantikan transaksi tap kartu.
Baca SelengkapnyaRekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) pada arus mudik diterapkan mulai dari KM 72 Tol Cipali sampai Km 414 jalan tol Semarang-Batang.
Baca SelengkapnyaPenerapan sistem bayar tol tanpa sentuh tersebut dinilai memberikan sejumlah dampak positif bagi Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaTilang elektronik merupakan terobosan Polri untuk menertibkan pelanggar lalu lintas
Baca Selengkapnya"Saat ini ditambah menjadi 32 lajur serta empat 'mobile reader' yang mempercepat pembayaran tol,"
Baca SelengkapnyaHal ini bertepatan dengan cuti hari libur dan cuti bersama
Baca SelengkapnyaTulus menyebut, saldo kartu tol minus sangat mengganggu pergerakan mudik.
Baca SelengkapnyaKecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol Halim Utama diduga akibat Truk Engkel ugal-ugalan.
Baca Selengkapnya