Survei: Hingga Agustus, Diperkirakan Hanya 47,13 Persen UMKM Bertahan Saat Pandemi
Merdeka.com - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, berdasarkan hasil survei LIPI pada Juni 2020, diperkirakan hanya 47,13 persen usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang mampu bertahan sampai Agustus 2020 di masa pandemi corona.
"Survei LIPI pada Juni 2020 menunjukkan bahwa 47,13 persen yang mampu bertahan sampai Agustus yang kita prediksi saat itu. Daya tahan dan daya saing UMKM dulu begitu kuat kini seperti lenyap begitu saja karena dampak covid-19 ini," kata Tri dalam webinar Kebijakan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan Strategi Pemulihan Pasca-Pandemi, Rabu (26/8).
Dia menjelaskan, saat ini kekuatan imunitas UMKM akibat pandemi covid-19 ini menurun drastis, seiring dengan berbagai disrupsi. UMKM semakin berat di semua sektor baik, primer, sekunder dan tersier, yang terlihat dari semakin melemah dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
"Jangankan untuk ekspor untuk memenuhi dalam negeri pun semakin melemah sehingga untuk bertahan saja sudah sulit," ujarnya.
Kendati begitu, dirinya optimis dunia usaha skala besar, memiliki komitmen dalam mendukung pembangunan ekonomi dengan menjalin kemitraan bersama UMKM di Indonesia. Menurutnya, UMKM merupakan entitas bisnis yang bisa menjadi simbol sekaligus instrumen utama dalam proses menuju pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Apalagi pada sidang tahunan MPR 14 Agustus 2020 lalu, dalam pidato kenegaraannya Presiden Joko Widodo menunjukkan keberpihakan dalam upaya melaksanakan proses pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, melalui berbagai instrumen pengembangan kawasan industri yang melibatkan kewirausahaan swasta lokal UMKM di pelosok negeri.
Dirinya meyakini sehingga diperlukan sinergi semua elemen bangsa untuk Bersama-sama dengan pemerintah berusaha bangkit dari keterpurukan dampak covid-19 ini. Bangkit ini tidak hanya terkait bagaimana mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif.
Namun yang lebih penting bagaimana mendistribusikan dan mengubah pola pertumbuhan ekonomi menjadi bagian dari proses pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga hasil pembangunan ini bisa dinikmati oleh anak bangsa dan generasi berikutnya.
"Sebagai Lembaga Ilmu pengetahuan LIPI melihat kontraksi ekonomi yang terjadi dalam masa pandemi covid-19 ini tentu adalah hal yang wajar tidak bisa kita elakkan, karena terjadi disrupsi secara masif baik dari sisi permintaan maupun penawaran supply dan demand," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laba PNM telah mencapai Rp 1,4 Triliun Rupiah. Tak hanya laba, aset PNM pun ikut tumbuh signifikan dibandingkan 6 tahun silam.
Baca SelengkapnyaPersentase pekerja perempuan di BCA juga mencapai 60,8 persen dari total pekerja dan menduduki 61,1 persen dari total manajer di perusahaan.
Baca Selengkapnyapemerintah hasil Pemilu 2024 didesak agar mengutamakan pemberdayaan ekonomi mikro berbasis lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah telah menyediakan berbagai skema pembiayaan untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah.
Baca SelengkapnyaPrediksi volume penumpang KA antar kota selama 14 hari musim mudik dan balik lebaran 2024 mencapai 3,2 juta orang, naik 15,12 persen.
Baca SelengkapnyaUMKM Kupu Sutera dihadirkan dalam PRS BRI Pandaan 2023 sebagai momentum dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaOJK menyebut akan mencabut moratorium perizinan terhadap entitas pinjol baru yang khusus bergerak di sektor produktif dan UMKM.
Baca SelengkapnyaGanjar yakin pertumbuhan ekonomi akan didominasi oleh sektor UMKM.
Baca Selengkapnya