Rupiah Menguat Meski Masih Dibayangi Penyebaran Varian Delta
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Kamis (22/7). Rupiah dibuka di Rp14.508 per USD, menguat dibanding penutupan di perdagangan kemarin di Rp14.542 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kemudian melemah tipis usai pembukaan ke Rp14.515 per USD. Meski sempat stagnan, namun Rupiah kembali melemah dan saat ini berada di Rp14.516 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat, namun masih dibayangi peningkatan kasus baru COVID-19 karena penyebaran varian Delta yang meluas. Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa melemah hari ini mengikuti pelemahan nilai tukar regional.
"Pasar masih mengkhawatirkan kenaikan kasus COVID-19 karena varian delta, di mana Asia Tenggara dianggap menjadi episentrumnya," ujar Ariston, dikutip Antara, Kamis (22/7).
Namun demikian, pelemahan mungkin bisa tertahan karena sentimen pasar terhadap risiko terlihat membaik. "Pasar saham global menguat. Ada optimisme pasar terhadap perbaikan kinerja perusahaan," imbuhnya.
Dari dalam negeri jumlah kasus baru COVID-19 terus menurun di mana terjadi penambahan 33.772 kasus baru COVID-19 pada Rabu (21/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 2,98 juta kasus. Sebanyak 2,35 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 549.694 kasus.
Meski demikian jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi, di mana pada Rabu (21/7) kemarin terdapat 1.383 kasus sehingga totalnya mencapai 77.583 kasus. Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.560 per USD dengan potensi support di kisaran Rp14.520 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya