Rumah murah sepi pembeli, pengembang keluhkan akad KPR bank sulit
Merdeka.com - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mendapati realisasi penjualan rumah murah belum mencapai target. Hingga akhir kuartal pertama tahun ini, realisasi penjualan rumah murah baru 20.000 unit. Padahal, target penjualan di kuartal pertama 2016 mencapai 40.000 unit.
"Kalau kita sih patokannya bukan yang dibangun, kita (patokannya) yang terjual. Yang dibangun belum tentu terjual. Jadi yang sudah terjual itu sekitar di angka 20.000-an unit. Seharusnya di bulan ini target tahun ini ya harusnya 40.000," kata Ketua Umum Apersi Eddy Ganefo di Jakarta, Rabu (4/5).
Padahal, sepanjang tahun ini, Apersi menargetkan penjualan rumah murah mencapai 100.000 unit di seluruh Indonesia.
Kendala yang dihadapi pengembang perumahan di bawah naungan Apersi, menurut Eddy, adalah sulitnya mendapatkan akad Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari perbankan. "Rumah murah masih merangkak dikarenakan sulitnya pelaksanaan akad KPR," ucap Eddy.
Eddy menjelaskan, tahun lalu Apersi masih bisa menjual unit rumah meski pembangunan belum rampung 100 persen. Kebijakan baru mengharuskan pengembang menyelesaikan pembangunan unit rumah sepenuhnya, termasuk infrastruktur pendukung seperti jalan, pasokan air, hingga aliran listrik.
"Kalau dulu kita ada kurang-kurang dikit bisa KPR, sekarang enggak, semuanya harus benar-benar terpenuhi seperti lampu harus sudah menyala, air semua harus sudah mengalir, jalan harus sudah jadi," ujar Eddy.
Menurutnya, pengembang perumahan mengalami hambatan apabila tidak ada biaya dari KPR untuk melanjutkan pembangunan unit rumah-rumah tersebut.
"Padahal perumahan baru kan perlu waktu. Kita kalau tidak bisa KPR kita tidak bisa bangun lagi, nunggu dulu, nunggu ini bisa KPR baru bisa bangun, itu masalahnya. Jadi cuma masalah kebijakan dan kemauan dari pemerintah juga sih," ungkap Eddy.
Eddy berharap kebijakan akad KPR bisa dikembalikan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. "Ya harusnya seperti tahun kemarin lah, ya tahun kemarin kan umpamanya jalan itu kan kita bisa menunggu 2-3 bulan, kita bisa akad (KPR) sambil dikerjain," tutup Eddy.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlu banyak persiapan dan pertimbangan finansial yang harus dilakukan terutama yang baru pertama kali bekerja.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan yang turut membangun hunian, antara lain Konsorsium Nusantara dan Pakuwon yang membangun apartemen dan rumah tapak.
Baca SelengkapnyaProgres pembangunan keseluruhan rumah menteri di IKN berkisar 78 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca SelengkapnyaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tren permintaan properti oleh generasi milenial tengah mengalami lonjakan. Minat generasi milenial dalam membeli rumah tapak mencapai 64,4 persen.
Baca SelengkapnyaIni dia salah satu sudut rumah Muzdalifah yang terkenal sebagai sosok yang kaya raya.
Baca Selengkapnya