Rini Soemarno, Sang Menteri BUMN yang Dilarang ke DPR

Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, menteri yang kedatangannya tak diharapkan DPR. Kehadirannya tak lagi diinginkan sejak 2015, terlebih lagi oleh komisi VI sebagai mitra kerja Kementerian BUMN.
Rini dicekal DPR sehingga dilarang untuk mengunjungi gedung Parlemen. Lantas apa yang menyebabkan Rini dilarang ke DPR? Berikut ulasannya:
Dinilai Lakukan Pelanggaran Undang-Undang
Rini Soemarno merupakan satu-satunya menteri yang diboikot Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemboikotan itu bukan tanpa alasan, Rini telah melakukan pelanggaran Undang-Undang terkait perpanjangan kontrak Jakarta International Container Terminal (JICT). Kontrak JICT kepada Hutchison Port Holdings diperpanjang PT Pelindo II pada Agustus 2014.
Keputusan Rini dinilai telah melanggar UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Dia mengabaikan otoritas pemerintah, yaitu Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan, sebagai regulator di pelabuhan. Jonan menolak perpanjangan konsesi yang dipegang anak perusahaan Pelindo II, JICT, kepada perusahaan asal Hong Kong, Hutchison Port Holdings (HPH).
Dilarang Hadir Raker
DPR memutuskan untuk melarang Menteri BUMN Rini Soemarno menghadiri rapat kerja di Parlemen, termasuk dengan komisi VI sebagai mitra kerja. Pelarangan diputuskan oleh Fadli Zon yang kala itu menjabat Plt Ketua DPR sebagai turunan dari rekomendasi yang diserahkan oleh Pansus.
Menteri Rini dilarang ke DPR sejak Pansus Angket Pelindo II menyerahkan hasil rekomendasinya ke Paripurna DPR pada 23 Desember 2015. Hingga saat ini larangan tersebut belum juga dicabut. Sehingga sudah hampir 5 tahun Rini tak pernah menginjakkan kaki ke DPR.
Minta Diberhentikan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pernah beramai-ramai meminta Presiden Jokowi memberhentikan Menteri BUMN Rini Soemarno. Hal ini menyusul dengan pelanggaran yang dilakukan Rini terkait perpanjangan kontrak JICT.
Dalam rapat paripurna kala itu, DPR menyetujui rekomendasi panitia khusus (pansus) angket tahap kedua tentang Pelindo II. Salah satu poin terkait permintaan kepada Presiden Jokowi untuk memecat Menteri Rini.
"Pansus tetap pada sikap politik yang sama, yaitu merekomendasikan kepada Presiden untuk mengambil sikap kepada Menteri BUMN. Pansus mendukung Presiden untuk berani menggunakan hak prerogatifnya sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara terhadap Menteri BUMN," kata Ketua Pansus Angket yang kala itu dijabat Rieke Diah Pitaloka.
Tanggapan Menteri Rini
Menteri BUMN Rini Soemarno menerima keputusan DPR yang telah melarangnya menginjakkan kaki ke Parlemen. Meski begitu, Rini mengaku hubungan komunikasi antara deputi-deputi Kementerian BUMN dan juga para direksi BUMN dengan Komisi VI berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, dia berharap bisa menjalin komunikasi dan kerjasama yang lebih baik dengan Komisi VI.
"Semoga kita bisa saling memaafkan. BUMN kan mitra DPR. Harapannya, komunikasi tetap baik," kata Rini saat open house Idul Fitri, Minggu, 25 Juni 2017, di kediamannya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Gunung Marapi Erupsi, 42 Orang Pendaki Masih Terjebak dan Menunggu Dievakuasi
Total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang.
Baca Selengkapnya


Makan Nasi Kapau di Kramat Raya, Gibran Sarankan Pedagang Terdigitalisasi dan Tambah Lahan Parkir
Gibran Rakabuming Raka makan siang di kawasan Nasi Kapau Kramat Raya
Baca Selengkapnya


Nasihat Rhoma Irama Untuk Grup Band VOB, Bikin Merinding 'Awas Jangan Tinggalkan Salat'
Raja dangdut, Rhoma Irama mengundang band VOB ke podcast-nya. Di sana, mereka berbincang mengenai banyak hal.
Baca Selengkapnya


Jawaban Gibran Ditanya Cara Menstabilkan Harga Pangan: Nanti Awal Tahun Sudah Stabil
Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Pasar Rawasari, Jakarta Pusat pada Minggu (3/12).
Baca Selengkapnya


Modal Untuk Rayakan Natal di Amerika, Sandra Dewi Rela Jualan Piring dan Sepatu
Sandra Dewi berencana merayakan Natal dan tahun baru di Amerika Serikat bersama keluarganya.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Ada Reuni 212 di Monas, Polisi Rekayasa Lalu Lintas Mulai Sabtu Dini Hari
Ditlantas Polda Metro Jaya bersiap memberlakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Monas untuk mengantisipasi potensi kemacetan saat Reuni 212.
Baca Selengkapnya

Ukuran dan Harga Tetap Sama, Begini Cara Pengusaha Roti di Jakarta Siasati Kenaikan Harga Bahan Baku
Proses produksi juga tetap dilakukan setiap hari, agar rotinya bisa tetap terjaga dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Baca Selengkapnya

Diselingkuhi Kekasihnya, ART di Jaktim Tewas Gantung Diri
MA nekat gantung diri karena diselingkuhi oleh sang kekasih
Baca Selengkapnya

5.734 Personel Polisi Diterjunkan Amankan Reuni 212 di Monas Besok
ribuan personel pengamanan akan diterjunkan untuk mengawal Munajat Kubro 212 di Monas
Baca Selengkapnya

Waketum Golkar Sebut Banyak Persoalan Jakarta Perlu Dibenahi
Erwin Aksa menyampaikan masih banyak permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat Jakarta.
Baca Selengkapnya

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kolong Jembatan Cilincing, Diduga Tewas Sejak Sepekan
"Korban diduga meninggal dunia sudah kurang lebih dari 1 minggu," kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando
Baca Selengkapnya