Ragam Sifat yang Dibutuhkan Pimpinan di Era Kerja Hybrid
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 mengubah gaya hidup masyarakat, tak terkecuali cara bekerja. Sejak awal pandemi, banyak perusahaan mengadaptasi Work From Home (WFH) untuk mengurangi mobilitas dan memutus rantai penularan virus di kantor.
Adaptasi perubahan tersebut nyatanya tidaklah mudah. Banyaknya gangguan ketika bekerja di rumah dan kesulitan dengan teknologi yang harus memadai, menjadi tantangan tersendiri di awal pandemi.
Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Karyawan sudah nyaman dengan bekerja dari rumah dan malah menginginkan bisa terus bekerja dari rumah, atau bekerja dari mana saja (Work From Anywhere) yang justru menunjang produktivitas mereka. Tak heran saat ini banyak perusahaan yang menggabungkan antara Work From Home dan Work From Office atau isitilah ini disebut Hybrid Work.
Adanya perubahan cara bekerja tersebut membuat seseorang utamanya seorang pemimpin (leader) harus memiliki banyak kemampuan baru yang dibutuhkan dan yang harus dimiliki oleh karyawan. Antara lain kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), kepenulisan (writing), riset, kreativitas, dan yang terpenting kerja sama.
Head of People Team Niagahoster, Rheinjani Dora Novelia mengatakan, tantangan yang lebih besar dialami oleh para leader atau karyawan yang ingin mendapatkan pengembangan karir yang signifikan. Setidaknya ada beberapa hal yang harus dipahami dan dimiliki untuk bisa mendapatkan akselerasi karir yang signifikan di perusahaan yang menerapkan Hybrid Work.
Saling Mendukung
Pertama, saling mendukung (supportiveness), yakni kemampuan dan kemauan untuk membantu, melindungi, dan menyediakan kebutuhan orang lain. Baik itu kebutuhan dalam bentuk fisik maupun emosional.
Kedua, ketegasan (assertiveness) yakni kemampuan untuk mengungkapkan pendapat secara jujur dan percaya diri. Namun dilakukan tanpa melupakan kepedulian dalam menyampaikannya.
Dora menilai di Indonesia hal ini akan menjadi salah satu yang tersulit. Mengingat sifat kebanyakan orang yang menjaga perasaan orang lain. "Yang satu ini mungkin agak sulit bagi orang Indonesia yang cenderung tidak enakan," kata Dora.
Ketiga, kepatuhan dan kemampuan manajemen konflik (compliance and conflict management). Seseorang yang menjadi pemimpin di era Hybrid Work harus bisa menjaga kedisiplinan diri karena sudah diberikan kebebasan untuk bekerja dengan lebih fleksibel.
"Tantangan terbesar adalah conflict management karena kita jarang bertemu dengan anggota tim kita maupun tim lain, atau malah belum pernah bertemu sama sekali tapi masih harus berhubungan dan harus bisa mengatasi jika ada perbedaan pendapat atau masalah lainnya," lanjut Dora.
Kemampuan untuk mengatasi konflik tersebut di atas, erat kaitannya dengan kemampuan menjalin hubungan bekerja dalam tim. Kolaborasi dan menjaga hubungan baik sangat diperlukan sebagai salah satu usaha di dalam manajemen konflik.
Toleransi Stress
Keempat, orientasi layanan (service orientation) yakni memastikan pemimpin mengutamakan untuk melayani apa saja yang bisa dia lakukan. Ini penting agar semua tim bisa bekerja dengan baik dan customer atau klien mendapatkan kepuasan.
Kelima, kemampuan kesadaran sosial (social awareness skill) dan toleransi stres (stress tolerance). Dora menilai menjadi team leader di era Hybrid Work juga berarti harus bisa memahami situasi setiap anggota tim.
"Kita harus paham dan bisa berempati atas situasi setiap orang yang berbeda-beda," katanya.
Sementara itu, toleransi stres merupakan kemampuan diri sendiri untuk peka terhadap situasi diri sendiri. Stress tolerance dalam sistem Hybrid Work haruslah tinggi. Harus mulai aware ketika stres mulai muncul dan harus bisa menemukan caranya masing-masing untuk mengelola stress yang dialami.
"Misalnya harus memberikan jeda terlebih dahulu saat sudah merasa lelah bekerja."
Bekerja di rumah bukan berarti harus bekerja 24 jam. Namun harus proaktif di dalam mencari solusi dari stres yang dialami. Sehingga bisa memberikan performa yang baik dan kembali berkolaborasi dengan tim yang lain.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMelibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga merupakan hal penting untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wanita ini membagikan perbandingan nasibnya sebelum dan sesudah kerja di Malaysia.
Baca Selengkapnyaleksibilitas bekerja dari rumah memfasilitasi keseimbangan kehidupan kerja yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
Baca SelengkapnyaTahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaMomrn petugas 119 bantu korban kecelakaan saat akan pulang kerja ini viral, tuai pujian.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaKita seharusnya meluangkan waktu untuk diri sendiri demi memperoleh sejumlah manfaat kehidupan.
Baca Selengkapnya