Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pukulan Corona Pada Sektor Pertanian Masih Bakal Berlanjut Hingga Tahun Depan

Pukulan Corona Pada Sektor Pertanian Masih Bakal Berlanjut Hingga Tahun Depan Menko Airlangga bertemu Menteri Belanda Sigrid Kaag. ©2020 Foto: Farhan/Humas Ekon

Merdeka.com - Seluruh sektor ekonomi terkena dampak dari pandemi corona. Tak terkecuali sektor pertanian. Diperkirakan hal ini masih berlanjut pada tahun depan. Salah satunya pertumbuhan perekonomian petani yang mengalami penurunan menjadi 0,85 persen dari sebelumnya 1,8 persen.

"Persoalan kita ini pertumbuhan petani, perekonomiannya dari 1,8 persen menjadi 0,85 persen," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Webinar IPMI bertema 'Triple Helix Innovation for Sustainable Food System in Indonesia Amid Covid-19', Jakarta, Selasa (16/6).

Padahal sektor pertanian diharapkan jadi faktor penunjang dalam situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun nyatanya angka tersebut tidak mengalami kenaikan.

Rupanya, kata Menko Airlangga, hal ini dipicu dari menurunnya permintaan dari konsumsi. Sebagaimana diketahui, perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi, apalagi selama bulan Ramadan kerap meningkat dari biasanya. Hanya saja tahun ini yang terjadi adalah deflasi dari sejumlah komoditas bahan pangan.

"Ramadan kali ini tidak seperti biasanya, terjadi deflasi di beberapa komoditas pokok. Demand yang tinggi tidak terjadi," tutur Menko Airlangga.

Dilihat dari indeks perkembangan harga pangan, secara bulanan terjadi deflasi 0,49 persen (mtm) pada Mei 2020. Perkembangan nilai tukar petani mengalami penurunan seiring dengan penurunan harga pangan. Mulai dari tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan rakyat.

Namun, dalam catatan pemerintah, jika nilai tukar petani terlalu rendah, akan mendorong petani untuk enggan melakukan penanaman di musim kedua. Sementara keterbatasan musim hujan juga akan mempengaruhi hal itu.

"Kita berharap petani menerima insentif lewat bantuan langsung tunai sebesar Rp300.000 dan bantuan yang lain Rp600.000 untuk 3 bulan agar nilai tukar naik," kata Menko Airlangga.

Sementara itu di masa pandemi ini, sektor yang mampu bertahan yaitu peternakan dan perikanan nelayan dan budidaya. Tentu saja, kata Menko Airlangga, salah satu ekspor dari perikanan budidaya menjadi berkelanjutan.

Pemerintah Dorong Swasembada Antisipasi Krisis Pangan Saat Pandemi Corona

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan potensi terjadinya krisis pangan di masa pandemi Covid-19. Indeks harga pangan dunia periode Januari-Mei 2020 cenderung mengalami penurunan.

"Penurunan relatif tajam terjadi pada harga gula, minyak nabati dan hasil peternakan," kata Airlangga dalam Webinar IPMI bertema 'Triple Helix Innovation for Sustainable Food System in Indonesia Amid Covid-19', Jakarta, Selasa (16/6).

Menko Airlangga melanjutkan organisasi pangan dunia, FAO telah mengeluarkan kajian yang menyatakan di masa depan negara-negara dunia akan menghadapi musim panas berkepanjangan. Beberapa negara-negara ASEAN juga akan mengalami kekeringan seperti India, Thailand dan Vietnam.

Berdasarkan data International Grains Council (IGC) memproyeksikan produksi gandum global terus meningkat sekitar 4,1 persen tahun 2019/2020. Namun pada tahun berikutnya akan mengalami penurunan 0,3 persen di tahun 2020/2021.

Selain itu, data US Department of Agriculture (USDA) International Grains Council (IGC) memproyeksikan produksi padi global pada 2019/2020 menurun -0,4 persen sampai -0,5 persen dibandingkan produksi tahun 2018/2019.

Ancaman krisis pangan di masa pandemi ini semakin nyata. India dan Vietnam sebagai negara pengekspor bahan pangan menghentikan ekspornya. "India sudah melarang ekspor. Vietnam juga selama pandemi melarang ekspor," kata Menko Airlangga.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Gerindra Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh
Gerindra Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh

Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Area Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya
Area Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya

Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya